NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24 Jualan

Usai penerimaan raport, masa liburan

sekolah pun datang. Alvin yang libur

sekolah selama 2 Minggu pun

memanfaatkan waktunya sebaik

mungkin.

Keinginan menjadi pengepul rosok

membuatnya terus memutar otak, kini

selain mulung sendiri, Alvin juga mulai

menerima rosok dari pemulung lain.

Belum banyak memang, tapi bagi

Alvin ini sudah lumayan, ia yang

awalnya berencana akan menyetorkan

rosok, yang telah kumpulkan seminggu

sekali, namun melihat banyaknya rosok

dan tempat yang mulai terlihat penuh,

membuat Alvin segera menyetorkan

rosok tersebut setelah 4 hari.

Dengan menyewa pick up, Alvin

pun menyetorkan rosok tersebut ke

pengepul yang lebih besar, yang sudah ia

datangi sebelumnya.

Dari memulung dan menjadi pengepul

kelas teri, Alvin belajar yang namanya

mengelola usaha barang bekas. Hampir

semua yang dibuang atau yang ada di

tempat sampah itu memiliki nilai

manfaat.

Usai menyetorkan rosok, Alvin

segera pulang, terlihat Mingyu sedang

menunggu di atas sepeda bebeknya.

Membuat Alvin mengayuh sepedanya

lebih cepat agar segera sampai.

"Wes suwe Tah Ming?" sapa Alvin

sembari memarkir sepeda pancalnya.

"Sek tas, dari mana kamu?" tanya

Mingyu.

"Dari kampung Nangka" jawab

Alvin.

"Ngapain?" Mingyu kepo.

"Abis setor rosok'ucap Alvin

"Loh kamu sekarang setor rosok ke

pak Andre?" tanya Mingyu.

"Kamu kok tau pak Andre?" tanya

Alvin.

"Itu kan pengusaha rosok besar vin,

wah berati rosokmu makin banyak ya' ujar

Mingyu.

"Alhamdulillah" ucap Alvin.

"Ada apa? Tumben kesini" tany

Alvin.

"Gabut vin, sama mau cerita, bentar

lagi kan tahun baru, kamu gak pingin

jualan?" tanya Mingyu.

"Jualan opo Ming?"

"Aku rencana mau jual terompet, udah

mulai bikin sendiri, dari karton sama

kertas metalik itu loh" ujar Mingyu

membuat Alvin mengangguk paham.

"Kalau kamu udah tahu ide jualannya

ya jual aja Ming, pasti laku kalau malam

tahun baru nanti"jawab Alvin.

"Kamu gak pingin ikut jualan?" tanya

Mingyu.

"Ngapain ajak ajak? Kamu malu jualan

sendiri?" tebak Alvin.

Mingyu pun hanya cengengesan

enggan menjawab.

"Kamu itu udah punya ide jualan,

udah eksekusi, tinggal praktek jualnya,

kenapa malah ngasih tahu orang lain,

salah salah kalau idemu di contoh. Kalo

emang niat mau usaha gak usah malu

Ming, jujur sih aku tertarik buat jualan

kayak kamu, tapi mau jual apa. Sejauh ini

aku gak pernah bikin sesuatu buat dijual

gitu" tutur Alvin mengingatkan

Mingyu.

"Hehe tahu aja kamu vin, sejujurnya

aku emang malu sih, soalnya belum

pernah jualan di jalan" jawab Mingyu

berasalan.

"Ini kalo kamu cerita ke papamu, aku

yakin bakal di maki-maki sih" ucap

Alvin.

Alvin tentu tahu bagaimana otak

bisnis papa Mingyu, sebagai pengusaha

dan pekerja keras, beliau tidak akan malu,

jika harus memulai dengan turun di jalan

untuk berjualan.

"Makanya itu, aku ceritanya ke kamu vin, bukan ke papa!" ujar Mingyu.

"Udah sana kamu jualan aja dulu,

mulai besok kalau udah banyak terompet

yang kamu bikin, udah bisa kamu jual tuh

ke alun alun. Aku temenin deh untuk hari

pertama" saran Alvin.

"Kamu gak pingin jual juga?" tanya

Mingyu.

"Pingin, tapi belum kepikiran mau

jual apa. Jadi bantuin kamu aja dulu"

jawab Alvin.

"Udah sana pulang, bikin terompet

yang banyak, kalau bisa bikin yang

bentuknya unik unik, biar laku" usir

Alvin kemudian.

"Kamu gak pingin bantuin?" tawar

Mingyu.

"GAK aku capek, udah sana. Punya ide usaha tuh langsung eksekusi! Jangan

kebanyakan mikir!" Nasehat Alvin lagi.

"Siap suhu!" ucap Mingyu kemudian

terbahak.

"Woo gendeng" umpat Alvin.

Mingyu pun berlalu, Alvin segera

masuk ke dalam rumah. Ya, Alvin dan

Mingyu tadi hanya berbincang di depan

rumah, Alvin belum sempat

mempersilahkan Mingyu masuk, sebab

temannya itu sudah terlanjur antusias

bercerita.

Kepergian Mingyu membuat Alvin

berfikir, apa yang perlu ia jual di malam

tahun baru, sekedar untuk menemani

Mingyu, dan membantu jika memang di

butuhkan.

Berbagai macam mainan anak

terlintas di otaknya, bagaimana cara membuatnya membuat Alvin berfikir

sedikit lebih keras, sebab selama ini

Alvin memang tak pernah membuat

sebuah prakarya seperti itu.

Berfikir tentang keramaian di malam

tahun baru, dan kebutuhan yang akan di

cari oleh para penikmat malam, Alvin

baru kepikiran jika para pengunjung alun-

alun nantinya pasti akan membutuhkan

konsumsi, konsumsi yang paling mudah

dan dibutuhkan adalah minuman.

Alvin pun memutuskan untuk

berjualan minuman saja besok, es teh

adalan menu paling mudah yang bisa ia

jual. la tinggal membeli gelas plastik dan

sedotan, untuk termos agar es yang ia

bawa tak mudah mencair, bisa dipinjam

dari Mak Na, pikir Alvin.

Keesokan harinya, usai menarik

sampah, Alvin pun mulai eksekusi. Membeli bahan bahan yang diperlukan,

dan meminjam termos dari Mak Na sudah

ia lakukan.

"Buat apa le?" tanya Mak Na, saat

Alvin meminjam termos nasi yang

besar.

"Mau tak pinjem buat jualan Mak"

jawab Alvin yang menurunkan termos

tersebut, sebab sebelumnya di letalkkan di

gantungan yang cukup tinggi oleh Mak Na,

sebab termos tersebut memang jarang

sekali digunakan.

"Mau jualan nasi?" tanya Mak Na

penasaran.

"Hehe yah mboten lah Mak, besok kan

malam tahun baru, nah mulai nanti

malam Alvin mau nyoba jualan es teh

Mak, siapa tahu laku" ujar Alvin

membuat Mak Na mengangguk paham.

"Oalah, yawes semoga laku ya le" doa

Mak Na.

"Amin" ucap Alvin.

Sore hari, Alvin pun mulai meracik

teh yang akan ia jual, ia sengaja hanya

meracik teh dari rumah, dimasukkan ke

dalam ceret yang kemudian ia masukkan

lagi kedalam termos.

Dengan begitu, sesanmpainya di alun-

alun nanti, ia tinggal memasukkan ke

dalam gelas plastik dan tinggal

menambahkan es batu yang sudah

siapkan.

Jarak alun-alun yang tak terlalu jauh,

membuat Alvin membawa termos yang

sudah berisi teh dan es batu yang belum

tercampur itu dengan jalan kaki.

Meski tak terlalu berat, namun termos

Yang ukurannya cukup besar membuat Alvin sedikit kewalahan dalam

membawanya. Namun itu tak terlalu

dipusingkan bagi Alvin.

Sementara di tempat lain, kini

Mingyu sedang meletakkan semua

terompet buatannya ke atas sepeda motor.

"Dapat darimana terompet segitu

banyak Ming" tanya papa Mingyu.

"Bikinlah pa, mau Mingyu jual ini"

jawab Mingyu percaya diri.

"Jadi dari kemarin kamu gak keluar

kamar itu, lagi bikin begituan?" sahut

mama Mingyu.

"Yoi ma" jawab Mingyu.

"Wah, tumben sekali otakmu itu jalan"

sindir papa Mingyu, beliau memang

sudah biasa bercanda demikian, jika

bukan keluarga maupun orang terdekatnya, mungkin akan kaget dengan

kalimat kalimat tajam yang di ucapkan

beliau.

"Iya lah, biar punya banyak uang"

jawab Mingyu.

"Ya dah sana berangkat, makin cepet

kamu berangkat makin cepet dapet duit"

usir papa Mingyu.

"Ya, Mingyu berangkat. Doain laku

keras pa, ma" pamit Mingyu.

Sang mama pun mengangguk.

"Yo, wes cepet sana!" jawab papa

Mingyu.

Mingyu pun berlalu setelah

memastikan terompet yang akan ia jual

tak ada yang ketinggalan, sedangkan papa

Mingyu yang melihatnya pun tersenyum

bangga.

Tak lama kemudian ia pun sampai

lebih dulu di tempat ia janjian dengan

Alvin. Saat sedang menata terompet agar

terlihat menarik, Mingyu pun melihat

Alvin yang sedang berjalan dengan

membawa termos besar ke arahnya.

"Bawa apa kamu vin?" sapa Mingyu

saat Alvin mulai mendekat.

"Aku mau jual es teh" jawab Alvin

seraya meletakkan termos yang ia bawa di

belakang motor Mingyu.

"Kenapa gak bilang, tau gitu tak

jemput tadi" ucap Mingyu.

"Trus aku duduk dimana, sepedamu

udah penuh dagangan gini" jawab Alvin.

"Iyoh ya' ucap Mingyu seraya

terbahak.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!