Azura Eliyena, seorang anak tiri terbuang. Ibu dan Ayahnya bercerai saat usia Azura masih tiga tahun. Bukan karena ekonomi, melainkan karena Ibunya tak sudi lagi bersama Ayahnya yang lumpuh. Ibunya tega meninggalkan mereka demi pria lain, hidup mewah di keluarga suami barunya. Menginjak remaja, Azura nekat kabur dari rumah untuk menemui Ibunya. Berharap Ibunya telah berubah, namun dirinya justru tak dianggap anak lagi. Azura dibuang oleh keluarga Ayah tirinya, kehadirannya tak diterima dan tak dihargai. Marah dan kecewa pada Ibunya, Azura kembali ke rumah Ayahnya. Akan tetapi, semua sudah terlambat, ia tak melihat Ayah dan saudaranya lagi. Azura sadar kini hidupnya telah jatuh ke dalam kehancuran. Setelah ia beranjak dewasa, Azura menjadi wanita cantik, baik, kuat, tangguh, dan mandiri. Hidup sendirian tak membuatnya putus asa. Ia memulai dari awal lagi tuk membalas dendam pada keluarga baru Ibunya, hingga takdir mempertemukannya dengan sepasang anak kembar yang kehilangan Ibunya. Tak disangka, anak kembar itu malah melamarnya menjadi Istri kedua Ayah mereka yang Duda, yang merupakan menantu Ayah tirinya.
“Bibi Mackel… mau nda jadi Mama baluna Jilo? Papa Jilo olangna tajil melintil lhoo… Beli helikoptel aja nda pake utang…” ~ Azelio Sayersz Raymond.
“Nama saya Azura, bukan Bibi Masker. Tapi Ayah kalian orangnya seperti apa?” ~ Azura Eliyena.
“Papa ganteng, pintel masak, pintel pukul olang jahat.” ~ Azelia Sayersz Raymond.
“Nama kalian siapa?”
“Ajila Ajilo Sales Lemon, Bibi Mackel.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. ANAK TIRI TERBUANG MENJADI ISTRI TANGGUH DUDA KILLER | MAMA JULA HILANG?
Setelah mengubah penampilannya, tak hanya Azura yang terpesona. Wanita-wanita di luar yang tidak sengaja melihat Joeson keluar dari salon juga tampak terpana. Mereka terbius oleh pesona Joeson.
“Siapa pria tampan itu?”
“Aku baru melihat dia.”
“Apa dia aktor? Jika benar, mulai sekarang aku akan jadi penggemarnya.”
Mereka memotret Joeson untuk dibagikan ke media sosial. Selain itu, ada pula yang melirik Azura, tetapi pandangan mereka sangat berbeda.
“Siapa perempuan yang berjalan di belakangnya itu? Apa dia istrinya?”
“Tidak mungkin dia istrinya. Coba lihat sendiri dan bandingkan penampilan mereka. Daripada istri, dia lebih pantas jadi pembantu pria itu. Wajahnya juga tidak jelas. Di balik maskernya, dia pasti sangat jelek!”
Jleb!
Dada Azura terasa tertusuk-tusuk mendengar cacian mereka yang terdengar sangat jelas. Azura mengepalkan tangan kirinya. Ia ingin sekali menghajar mereka. Namun, tiba-tiba Joeson meraih pergelangan tangan kirinya sambil menggandengnya menuju mobil.
“Eh, ada apa dengannya?” gumam Azura agak bingung. Tak ada angin tak ada hujan, mendadak pria itu tampak melindunginya. Azura menunduk sambil merasakan tangan Joeson yang hangat.
Deg~ Deg~ Deg~
Lagi-lagi, jantung Azura berdebar tidak menentu. Sementara itu, orang-orang yang melihatnya pun merasa iri pada Azura yang dituntun ke mobil.
“Tenang, Azura. Tenang. Kamu harus fokus pada tujuanmu yang sebenarnya!” batin Azura. Wanita itu menghentikan Joeson sebelum suaminya masuk ke mobil.
“Tuan, tunggu sebentar!”
“Apa?” tanya Joeson tanpa ekspresi dan masih belum melepaskan genggamannya.
“Omong-omong, berapa hari lagi pengadilan hak asuh anak dimulai?” tanya Azura ingin tahu jadwal pastinya.
Joeson melepaskan genggamannya. “Minggu depan. Memangnya kenapa?” tanyanya.
Azura menggeleng. “Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tahu. Kalau boleh tahu, kenapa aku juga harus ikut ke sini? Tuan, kan, bisa datang sendiri,” protes Azura.
Joeson menunjuk tepat di depan mata Azura, lalu berkata, “Karena kamu salah, jadi pantas dihukum.”
“Dihukum? Tapi apa salahku?” tanya Azura bingung. Ternyata, ia berdiri menghadap tembok tadi juga termasuk hukuman dari Joeson.
“Karena kamu bodoh! Seharusnya kamu membawa anak-anakku pulang ke rumah langsung, bukannya malah pulang ke rumah Kakekku,” jawab Joeson. Azura tercengang. Meskipun penampilannya sudah berubah, kepribadiannya masih sama. Suka marah dan seenaknya. Ditambah lagi, ekspresinya tetap datar dan itu menyebalkan.
“Tapi… aku…” Azura ingin membela diri dengan memberitahukan bahwa si kembar sendiri yang ingin ke sana, tetapi Joeson tidak mau mendengarnya dan malah masuk ke mobil lebih dulu.
Azura mengelus dada dengan sabar, lalu menarik pintu mobil, tetapi pintunya terkunci.
Azura bergeser sedikit, lalu mengetuk jendela di sisi Joeson. Kaca jendela perlahan turun. Azura langsung memohon pada suaminya.
“Tuan, tolong buka kunci pintunya, saya tidak bisa masuk,” pinta Azura. Joeson malah tersenyum kecut, membuat Azura semakin bingung.
“Tadi kamu ingin pergi ke suatu tempat, kan? Jadi… kamu pergi saja ke sana. Aku mau pulang sendiri,” kata Joeson sambil menyalakan mesin mobil dan memakai kacamata hitamnya.
“Eh, tapi…” ucap Azura, namun Joeson malah tancap gas, meninggalkan istrinya sendirian di pinggir jalan.
“Ishh, pria ini makin menyebalkan saja. Aku malah ditinggal di sini. Tunggu saja, aku akan balas nanti perbuatanmu!” pekik Azura sambil menghentakkan kakinya. Lalu, ia berjalan pergi sambil menggerutu. Ia kesal karena jarak tujuannya cukup jauh dari lokasi salon tadi. Azura berencana memata-matai kakak tirinya untuk mencari tahu rahasia wanita itu demi rencana balas dendamnya. Nasib baik, apa yang Azura harapkan malah muncul di depan mata.
Pandangan Azura kini tertuju pada seseorang di seberang sana. Azura segera mengikuti orang itu diam-diam. Dan tanpa ia sadari, dari kejauhan, Joeson tidak benar-benar meninggalkan istrinya. Pria itu juga sedang mengawasi pergerakannya yang aneh.
“Mau ke mana dia?” gumam Joeson curiga sambil mengikuti Azura diam-diam. Tiba-tiba saja, ponsel Joeson berdering, mendapat telepon dari si kembar.
”PAPAAA!!!" pekik Azelia melengking membuat Joeson mendesis kesakitan. Suara putrinya nyaris membuat gendang telinganya pecah. Joeson pun menonaktifkan speaker handphonenya.
"Papa... di mana? Napa nda pulang-pulang? Mama Jula hilang Papa ..." Suara cemprengnya pun berubah menjadi isak tangis. Joeson mengusap wajahnya, ia lupa mengabarkan keberadaannya pada si kembar.
"Papa pulang sekalang, cali Mama Jula!" pinta Azelio terdengar khawatir. Joeson pun cukup terkejut mendengar putra kecilnya itu sudah mulai memanggil "mama" ke Azura.
_________
Makanya izin dulu ke Tuan Putri Jila dan Pangeran bocilnya ><
Like, Komen, Subscribe, Vote 🌹
pasti lucu tiap ketemu teringat tubuh polos istri nya pasti langsung on
secara dah lama ga ganti oli 😂😂😂
karena klrga joe bukan kaleng3
bapak nymshhidup dn tanggung jawab samaanaj ny, kok malah mauerevut hak asuh.
memang nyari masalah nexh siMatthuas dan Aeishta