Sistem: Games Novel

Keesokan harinya aku datang kembali untuk menemui Kakakku tersayang itu sambil membawa makanan ringan dan teh.

“Ayo si Imut, kita hajar Kakak yang durhaka itu.” Seringaiku.

Ternyata Raja dan Putra Mahkota Negri lembah hijau tengah mendiskusikan masalah politik di paviliun dekat kediaman Raja, aku langsung dipersilahkan masuk waktu sampai disana.

“Adik, mengapa kau repot-repot seperti ini, Yang Mulia sudah menyiapkan banyak makanan untukku,” ucapnya.

Cih, jika saja aku tak punya ingatan Su Ying yang asli di kepalaku, sudah pasti aku akan tertipu dengan kebaikannya yang palsu.

Ternyata Pria ini juga yang mengirim Su Ying untuk menjadi Selir Raja Han. Dimata keluarga dan Rakyat Negri lembah hijau Putra Mahkota Su Yan memanglah pahlawan yang berhasil membuat Raja Han berhenti menyerang negri mereka, tapi dimata Su Ying dia adalah Kakak terburuk yang menghancurkan kehidupannya.

“Ini hanya bentuk cinta kasih dari Adik untuk Kakak,” sahutku sambil menyajikan teh dan piring makanan di hadapan Pangeran Mahkota.

Sedang Raja hanya diam sambil memperhatikan interaksiku dengan Pangeran Mahkota.

Su Yan tersenyum sambil menyesap cangkir teh yang aku berikan, walau terkesan ragu, apa dia curiga jika aku menambahkan racun ke minumannya? ‘heh, tenang saja Pangeran Su Yan, kematianmu bukan tujuanku. Lagi pula Adikmu masih memiliki belas kasih, dia hanya ingin aku menendang pantatmu dan menampar wajahmu sebanyak 5 kali.’

“Rasanya masih sama seperti dulu, terimakasih adik.”

Aku tersenyum sambil mengangguk kearahnya.

“Kakak, Yang Mulia saya pamit dulu, maaf telah menganggu perbincangan kalian.”

“Tidak masalah, jika kalian masih ingin bicara silahkan, kita bisa berdiskusi lagi lain kali,” ucap Raja.

“Sama sekali tidak yang Mulia, Adik, aku akan menemui lagi nanti.” Su Yan lekas bicara.

“Ya Kakak, aku akan menunggu di dekat kolam istana sebelah barat.”

“Baiklah.”

Aku tersenyum menyeringai, ‘Pangeran Yan, tunggu saja!’

Aku berjalan menuju tempat aku membat janji dengan Pangeran Yan, di ikuti Xiao Ya di belakangku, sepertinya pertemuan mereka masih cukup lama, aku akan tidur sebentar di tempat itu sambil menunggunya datang.

Aku tak benar-benar tertidur hingga aku bisa menyadari kepergian Xiao Ya, entah kemana gadis itu pergi.

Aku mengambil lipatan kertas dari dalam saku lengan bajuku, tak perlu mengikutinya untuk tahu kemana dia pergi.

Selir Jiang, nama itu yang menjadi tujuan Xiao Ya, namanya terus bergerak menuju nama Selir Jiang. Mungkin karena aku tak kunjung menuruti perintahnya makanya dia beralih memerintah Xiao Ya. Memang semenjak dia menjadi pelayanku, aku sudah curiga ada yang aneh dengan gadis itu, namun karena Sistem memerintahkan aku untuk menyelamatkannya aku tak bisa apa-apa selain menurut.

“Kita lihat, apa yang ingin gadis itu lakukan.”

Tak berselang lama putra mahkota Su Yan pun sampai ditemani oleh Kasim yang selalu melayaninya, namun kasim itu berhenti diluar paviliun dan menunggu disana, Xiao Ya gadis itu pun ternyata sudah kembali.

“Ying'er, maaf kau harus lama menunggu,” ucapnya ramah.

“Bagaimana kabar Ayah dan Ibu?” tanyaku berbasa-basi.

“Mereka baik-baik saja kau tidak usah khawatir,” Ucapnya.

“Aku sama sekali tidak merasa khawatir, karena aku lebih mengkhawatirkan diriku sendiri, kalian hidup nyaman disana sementara aku harus berjuang untuk hidupku di tempat ini,” sahutku dengan nada dingin.

Dia terkekeh pelan, “maka dari itu, berusahalah agar Raja menyukaimu, lahirkan pewaris untuk Raja Han. Aku dengar para menteri terus mendesak Raja agar segera memiliki keturunan, inilah saatnya untukmu Adik,” dia menyemangatiku.

“Jika kau melahirkan Pangeran posisimu bisa naik, Ying'er jadilah Permaisuri demi kerajaan kita, demi kerajaan lembah hijau.” Desaknya, berapi-api.

Aku menyipitkan mata, Pria ini benar-benar brengsek, dia bahkan tak peduli dengan kehidupan Adiknya di tempat ini yang dia pedulikan hanya kekuasaan dan tahta.

Aku menghela nafas berat, “Aku tak pernah berminat dengan posisi Permaisuri. Jangan terlalu serakah Kak, keserakahan tidak pernah berakhir dengan baik. Bersyukurlah karena Raja Han tak lagi menyerang Negri lembah hijau seperti dulu, jadi sekarang hiduplah dengan baik disana.”

Plak...!!

Aku terkejut, karena Su Yan justru malah menamparku, ‘Brengsek! Kenapa malah aku yang di tampar,’ aku menatap sengit kearahnya.

“Adik, semoga tamparan itu menjadi pengingat untukmu kau adalah Putri Negeri lembah hijau, kau dikirim ke tempat ini bukan untuk bersenang-senang, selagi ada kesempatan kau harus menggunakannya. Rayu Raja, buat dia tunduk padamu, bila perlu,” dia menjada ucapannya, kemudian menaruh sesuatu dalam genggaman tanganku, “taruh bubuk ini didalam makanan atau minuman Raja, saat bulan purnama tiba, niscaya dia akan jatuh ke pelukanmu dengan sendirinya, mari kita ubah kerajaan ini menjadi lebih baik,” seringainya

Cih, ternyata Pria ini bukan hanya brengsek, tapi juga serakah, menyebalkan sekali. Sekarang aku jadi punya alasan untuk menendangmu dasar brengsek!