NovelToon NovelToon
Cursed Cancer

Cursed Cancer

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Baron sudah muak dan mual menjadi asisten ayah kandungnya sendiri yang seorang psikopat. Baron berhasil menjatuhkan ayahnya di sebuah tebing dan berhasil melarikan diri. Di tengah jalan Baron tertabrak mobil dan bangun di rumah baru yang bersih dan wangi. Baron mendapatkan nama keluarga baru. Dari Baron Lewis menjadi Baron Smith. Sepuluh tahun kemudian, Baron yang sudah menjadi mahasiswa hukum kembali dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yg dulu sering dilakukan oleh ayah kandungnya. Membunuh gadis-gadis berzodiak Cancer. Benarkah pelaku pembunuhan berantai itu adalah ayah kandungnya Baron? Sementara itu Jenar Ayu tengah kalang kabut mencari pembunuh putrinya yang bernama Kalia dan putri Jenar Ayu yang satunya lagi yang bernama Kama, nekat bertindak sendiri mencari siapa pembunuh saudari kembarnya. Lalu apa yang terjadi kala Baron dipertemukan dengan si kembar cantik itu, Kama dan Kalia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawa Alano Baldovino

Kama menahan langkahnya saat hantu Bernard kembali muncul dan berbisik di sampingnya, "Hati-hati sama dia. Baron memiliki wangi yang sama dengan orang yang sudah membunuhku. Itu artinya, Baron pernah jadi pembunuh atau berbakat jadi pembunuh"

Kama menoleh ke hantu Bernard dengan wajah penuh tanda tanya.

Hantu Bernard menegakkan badannya lalu melayang di depan Kama di jarak satu setengah meter dan berkata sebelum menghilang, "Itu kata hantu-hantu di dunia ini. Hantu-hantu yang belum diadili dan dipanggil ke Nirwana"

Kama termangu saat hantu Bernard berubah menjadi asap putih lalu menghilang tertiup angin.

Melihat Kama tidak berjalan di sampingnya, Baron menoleh ke belakang lalu berputar badan dengan cepat untuk menyemburkan, "Kenapa, Kam? Ayo buruan ke kantin"

Kama mengerjap kaget tapi masih bergeming.

"Kam?" Baron mengerutkan kening lalu berlari mendekati Kama.

Baron menghentikan langkahnya di depan Kama lalu menunduk untuk melihat wajah gadis cantik yang sangat ia cintai.

Kama sontak mendorong Baron sambil memekik, "Jangan dekat-dekat!"

Baron terdorong ke belakang lalu bergegas menegakkan badannya sambil bertanya, "Kamu kenapa, Kam?"

Kama mengerjap dua kali lalu melangkah mendahului Baron sambil berkata, "Nggak papa. Kita ke kantin"

Baron memutar badannya lalu melangkah menyusul Kama sambil berkata, "Lah, dari tadi aku, kan, ajak kamu ke kantin, Kam"

Alih-alih menoleh dsn merespons cowok yang di beberapa menit yang lalu menjadi pacarnya, Kama justru berlari meninggalkan Baron.

Baron mengerjap kaget melihat tingkah Kama. Pemuda tampan itu lalu bergegas mengejar Kama sambil berteriak, "Hei! Kam? Kenapa lari?! Aku salah apa?"

Kama berlari menuju ke kantin sambil membatin, apa benar Baron pernah membunuh orang atau berpotensi menjadi pembunuh? Sial! Padahal aku udah setuju jadi pacar benerannya......hiks! Bodoh banget sih aku terbawa rayuan mautnya.....hiks!

...♥️♥️♥️♥️...

Akira bergumam, "Aku rasa si pemburu Zodiak Cancer bekerja di tempat-tempat yang bisa membuat dirinya tahu si korban zodiaknya Cancer"

"Aku juga berpikiran seperti itu. Dia bekerja di kafe, resto, karena pendatang kafe dan resto itu beragam dan dia bisa menanyakan apapun kepada pelanggannya sambil mengantarkan minuman atau makanan kalau mereka sudah akrab"

"Atau pegawai kantor layanan publik karena Istriku adalah perawat dan dia menjadi mangsa si pemburu Zodiak Cancer"

Jenar Ayu menoleh kaget ke Akira.

Akira menghela napas panjang lalu berkata, "Maaf kalau aku tidak pernah cerita. Kejadiannya waktu aku mencoba berbisnis di Amerika dan Istriku menjadi mangsanya si pemburu Zodiak Cancer di Amerika"

"Aku ikut prihatin" Jenar menepuk pelan pundak Akira.

Akira tersenyum lelah lalu berkata, "Tapi, tiba-tiba saja si pemburu Zodiak Cancer berhenti berkarya dan metodenya berbeda"

"Berbeda bagaimana?"

"Istriku dimutilasi, dimasukkan ke dalam meber plastik bersama kepiting-kepiting merah"

"Astaga!" Jenar menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Akira kemudian menambahkan, "Sedangkan yang terjadi di Paris korbannya hanya dipotong jari jemarinya dan jidat para korban dicap simbol Zodiak Cancer. Namun, aku tetap mengejarnya sampai ke Paris dan berharap pelakunya sama agar aku bisa membalaskan dendam istriku"

Jenar menarik tangannya dari mulut lalu mengepalkan kedua tangannya erat sambil berkata, "Dan sekarang dia ada di sini. Aku percaya putriku. Untuk itulah kita harus bekerja keras agar dia tidak berkarya di sini"

"Kamu benar. Kita kembali ke kafe atau restoran yang ada di dekat klub malam tempat mendiang Kalia sering bernyanyi" Akira melingkari gambar peta di depannya tepat di titik klub malam tempat Kalia dulu sering bernyanyi.

Jenar mengamati peta yang tertempel di papan whiteboard. Papan whiteboard itu terpasang di tembok berdekatan dengan meja kerjanya Antares. "Kita sudah ke kafe ini dan resto ini" Jenar menunjuk kafe dsn resto di peta tersebut yang jaraknya berdekatan dengan klub malam tempat Kalia dulu sering bernyanyi.

"Ya, kamu benar. Kita sudah ke semua tempat yang kita curigai dan kita tidak menemukan apapun kecuali di tempat laundry Lumiere dan......."

"Astaga! Kenapa bisa terlewatkan?" Jenar menepuk jidatnya uang lebar seperti lapangan bola dengan wajah kesal bercampur kaget.

"Kenapa?" Akira menoleh kaget ke Jenar.

"Salah satu pegawai di resto ini mengatakan kalau bosnya tidak masuk kerja karena kakinya yang cidera terasa sakit dan perlu pergi ke rumah sakit untuk kontrol"

"Astaga! Kamu benar. Kenapa kita melewatkan informasi penting itu" Akira kini yang menepuk jidatnya.

"Siapa nama bos di resto ini?"

"Pegawai itu tidak menyebutkan nama bosnya. Sebentar, aku akan telpon restoran itu sekarang juga" Ucap Akira sambil meraih ponselnya yang dia letakkan di atas meja sedari tadi.

...♥️♥️♥️♥️...

Antares menyandarkan punggungnya di kursi empuknya yang nyaman saat pasien di depannya melakukan hal yang sama.

"Seorang anak tidak bisa memilih dia dilahirkan oleh siapa bukan?"

"Anda benar" Antares menganggukkan kepalanya.

"Tapi, seroang anak boleh menentukan nasibnya sendiri saat dia menemukan dirinya terlahir di ibu yang salah, bukan?"

"Boleh menentukan takdirnya sendiri asalkan tidak melawan hukum, etika, dan agama" Jawab Antares.

Antares mengerjap kaget dan punggungnya sontak menegak sempurna saat pasiennya yang bernama Alano Baldovino itu tiba-tiba menggebrak meja.

"Apa saya salah?" Tanya Antares dengan hati-hati.

Alano memiringkan bibirnya lalu menyandarkan punggungnya kembali dengan santai ke kursi sambil berkata, "Anda tidak salah, tapi hukum, agama, dan etika yang tidak pernah berpihak pada anak itu"

"Kenapa begitu?"

"Karena anak yang masih balita itu setiap hari harus mendengar rintihan ibunya di bawah tubuh pria yang berganti-ganti wajahnya. Setiap malam ibu dari anak yang masih balita itu ditiduri laki-laki yang berbeda-beda dan anak itu berada di kamar yang sama. Awalnya anak itu tidak memahami apa yang terjadi, tapi meskipun dia terlahir di ibu yang salah, tapi dia cerdas. Dia memahami sesuatu yang seharusnya tidak boleh dia pahami. Lalu, di manakah hukum, agama, dan etika?"

Antares terkesiap kaget mendengar cerita pasiennya. Pria tampan suaminya Jenar Ayu itu kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan dan meletakan kedua sikunya di atas meja dengan helaan napas panjang.

"Dimana hukum, agama, dan etika, hah?!"

Alano kembali menggebrak meja.

Antares tersenyum prihatin laku berkata, "Saya ikut prihatin untuk anak itu. Hukum, agama, dan etika selalu ada untuk anak itu hanya saja tidak ada yang mengenalkan itu semua"

Alano bersedekap lalu tertawa terbahak-bahak kemudian berkata sambil mencondongkan tubuhnya ke depan, "Anda memang cerdas. Anda lulus ujian pertama. Sekarang saya akan lanjutkan cerita saya"

Antares tersenyum lalu menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Silakan"

"Anak balita yang malang itu selalu dijadikan samsak oleh ibu kandungnya di saat ibu kandungnya itu pulang dalam keadaan mabuk. Ibunya selalu membentak kasar ke anak itu begini, kau anak pembawa sial kenapa dulu aku pertahankan kamu dan aku lahirkan kamu dengan selamat ke dunia ini!!!!! Anak itu melotot ke ibunya dan menyumpahi ibunya untuk mati saja. Nah, siapa yang salah menurut Anda?"

"Tidak ada yang salah menurut saya. Keduanya, emm, maksud saya ibu dan anak itu hanyalah korban"

"Hahahahaha!" Alano menggemakan tawanya dan tawa Alano itu membuat bulu kuduk Antares berdiri.

Kenapa bulu kudukku tiba-tiba berdiri? Batin Antares.

1
Osmond Silalahi
kasihan sih sebenarnya, tapi anak itu yg merasakan semua saat umurnya segitu
SONIYA SIANIPAR
yahhh dadadaa kamaa
Agasya
top banget
Osmond Silalahi
setuju aku
R 💤
hmm gombal
R 💤
wkwkwk kicep dia sama Kama
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
bunga iklan... 🌹👆
Osmond Silalahi
keren kawan.
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
iklan like👆👍
Osmond Silalahi
wuih ... sedap romansanya
Osmond Silalahi
setuju aq
Osmond Silalahi
mama pasti percaya anaknya
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget 😍
total 1 replies
R 💤
like komen iklan Thor.. smngttt
R 💤
weeehhh siapa nihhhh
SONIYA SIANIPAR
kalau sempat ceritanya ada di dunia nyata, gila. Betapa malangnya yg lahir cancer
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya 🥰
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget, kak dan kebetulan aku cancer 😁
total 2 replies
anggita
bunga🌹...ng👍 like pertama
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya selama ini 🥰🤗🫶
total 1 replies
SONIYA SIANIPAR
nitip sampai sini dulu Thor
SONIYA SIANIPAR
beuhh sadiss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!