Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIM C
"Ya!"
"Apa Dana Umum?"
"Besok mobilku masuk ya!"
"Eh? Kenapa tiba-tiba?"
"Sudah! Kamu mau dolang tak?"
"Siapa juga yang nolak dolang, chuy! Ya sudah, besok bawa masuk ke bengkel ku!"
"Tapi Jum'at harus jadi ya!"
"Eh kampret! Kagak bisa choy! Buat bikin jadi cantik dan kinclong macam perut aku yang saingan sama bayi Bebelac, itu butuh waktu!"
"Lha, kagak bisa ya?" gumam Danapati.
"Kagak bisa bro! Paling tidak sekitar dua Minggu tuh si Porsche disini!"
"Ya udah deh! Gue masukin mobil gue di bengkel lu besok tapi ingat! Buat dengan benar!" ancam Danapati.
"Iya bro. Lagipula, ini semua ide cewek lu. Doi tahu barang bagus, you know! Salut lho sama cewek yang tahu hal-hal begono," jawab Aryaseta.
"She's my girl! Makanya gue kagak bakalan lepasin dia!" senyum Danapati.
***
Sekar baru saja selesai mandi malam ketika ponselnya berbunyi. Wajahnya tampak malas saat tahu siapa yang menelpon dirinya.
"Selamat malam pak Danapati," sapa Sekartaji
"Sekar ...."
"Sugeng ndalu Raden Panji Danapati Rahadi. Wonten nopo ndoro?" ulang Sekartaji membuat Danapati terbahak.
"Kamu ikut ketoprak atau wayang orang deh! Cocok tahu!" ucap Danapati.
"Nggak minat pak. Ada apa pak Panji menelpon saya malam-malam?" Sekartaji mengeringkan rambut pendeknya dengan handuk kecil.
"Kamu besok jemput aku ya."
Sekartaji menghentikan acara mengeringkan rambutnya dan melihat layar ponselnya yang di loud speaker.
"Saya jemput bapak?" ulang Sekartaji.
"Iya. Besok si Porsche sudah masuk ke dalam bengkelnya si Arya Kamandanu jadi aku minta kamu jemput aku ke rumah terus kita ke Halim barengan," jawab Danapati.
"Lho bapak tidak ke kantor Gatsu?" tanya Sekartaji.
"Tidak. Seminggu ini aku mau di kantor Halim."
"Memangnya bapak tidak punya mobil lain?" tanya Sekartaji.
"Wong akunya mau dijemput sama kamu!"
Sekartaji menghela nafas panjang. "Baik pak. Apa bapak punya helm?"
"Helm?"
***
Keesokan paginya, Danapati tahu kenapa Sekartaji bertanya apa dirinya punya helm. Pria itu tidak menduga jika Sekartaji naik motor Ducati klasik dan tampak badass dengan jaket kulit serta celana jeans hitam, sepatu DocMart plus helm full face.
"Seriously? Aku salah kostum ini," gumam Danapati yang memakai kemeja, jas dan celana pantalon plus sepatu kerja.
"Anggap saja saya jadi ojek buat bapak," jawab Sekartaji cuek.
"Ini motor siapa? Yakin kamu yang bonceng aku?" Danapati pun naik ke jok belakang Sekartaji.
"Motor Papa."
Danapati langsung memeluk pinggang Sekartaji tapi gadis itu mencubit tangannya.
"Tidak usah cari untung! Saya cuma tukang ojek!" ucap Sekartaji judes.
"Dih, sama pacar sendiri kok gitu sih!" goda Danapati.
"Sejak kapan kita pacaran, pak?" Sekartaji melajukan motornya membuat Danapati reflek memeluk pinggang gadis itu.
"Sejak kemarin! Sekaaarrr! Jangan ngebut!"
***
Danapati turun dari motor besar itu dengan perasaan roller coaster karena tidak menyangka gadis langsing itu kuat membawa motor yang cukup besar dan berat itu. Bahkan Sekartaji dengan lincah meliuk-liuk melewati mobil untuk menghindari kemacetan. Kini mereka sudah tiba di gedung kantor AirEngine Ltd yang di Halim.
"Pak Danapati baik-baik saja?" tanya Sekartaji saat melihat pria itu harus sedikit berjongkok demi menahan lututnya yang sedikit gemetaran.
Danapati pun langsung berdiri gagah. "Baik-baik saja! Soalnya tidak pernah membonceng posisi nungging gitu. Biasanya juga aku yang nyetir motornya dan bukan sebagai pembonceng."
Sekartaji menatap datar ke Danapati. "Iya deh."
"Nanti biar aku yang nyetir motor kamu!* ucap Danapati. "Tidak ada namanya cewek boncengin cowok!"
"Yakin bapak punya SIM C?" balas Sekartaji.
"Eh? Ya punya lah!" balas Danapati jumawa sambil mengambil dompetnya dari dalam tas Pradanya dan memperlihatkan SIM C miliknya.
"Pak ...?"
"Ya?"
"SIM nya mati dua bulan lalu."
Danapati terkejut lalu melihat SIM C nya. "Weleeehhh!"
Sekartaji hanya tersenyum. "Sorry, pak Danapati, anda tidak boleh nyetir motor saya. Permisi." Gadis itu lalu melajukan motornya ke gedungnya meninggalkan Danapati yang masih tidak percaya kalau dia lupa perpanjangan SIM C padahal samaan dengan SIM B1 nya.
Duh! Auto harus test ulang ini!
***
"Sekar! Tadi kayanya barengan pak Danapati?" tanya Roy yang melihat rekannya memarkirkan motornya.
"Iya. Aku Nyambi jadi tukang ojek soalnya," jawab Sekartaji santai.
"Yang benar kamu jadi tukang ojek?" Roy menatap Sekartaji tidak percaya.
"Serius. Aku jadi tukang ojek pak Danapati." Sekartaji membawa tas dan helmnya masuk ke gedung kantornya bersama dengan Roy.
"Kacau boss satu kita itu! Jangan-jangan dia naksir kamu, Kar." Roy menoleh ke arah Sekartaji.
"Kagak tahu juga son. Sekate-kate lu Kate woy," balas Sekartaji manyun.
Roy tertawa.
***
"Harus test ulang beneran?" tanya Danapati ke Paul, asistennya.
"Iya pak. Bapak harus test ulang di Satpas Satlantas. Karena sudah telat, harus ujian ulang."
"Dih! Kenapa sih SIM tidak dibuat seumur hidup sih! Biar tidak repot! Macam di Amerika atau Inggris!" omel Danapati. "Kalau lupa begini kan repot aku!"
Paul hanya diam saja.
"Ya sudah! Besok hold semua jadwal aku! Mau buat SIM C!" perintah Danapati.
"Baik, pak."
***
Menjelang sore, Sekartaji menjemput Danapati yang sudah menunggu. Gadis itu bisa melihat wajah Bossnya tampak manyun dan Sekartaji memilih tidak bertanya. Danapati pun naik ke atas motor Sekartaji dan mereka pun menuju jalan besar.
"Sekar ...."
"Ya pak?"
"Besok kamu temani aku ya!"
Sekartaji tampak bingung. "Lha ... Pekerjaan saya?"
"Nanti aku ijinkan ke bagian HRD. Besok kamu temani aku untuk buat SIM C!" jawab Danapati.
"Lha? Kok sama saya?" protes Sekartaji.
"Sudah! Pokoknya kamu temani aku! Titik tidak pakai koma tapi pakai tanda seru!"
Sekartaji menggelengkan kepalanya. "Njih."
Danapati tersenyum lebar karena Sekartaji mau menemani dirinya meskipun setengah hati.
Plan C mulai dijalankan - batin Danapati.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Mending ngundangnya Xu Cai, Chen Yuan ,atau Dylan Wang aja ya anak cantik