Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.
Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.
Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.
Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.
Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 24 — Pusaka
"Paman, bukankah ini pedang?"
Disuatu hari, Shan Lao tiba-tiba melemparkan sebuah senjata pada Zhi Tian yang dikenali bocah itu sebagai pedang.
"Benar, hari ini kita akan belajar tentang ilmu berpedang." Shan Lao mengangguk pelan.
"Kupikir Paman hanya bisa ilmu tangan kosong dan teknik sihir, ternyata Paman juga menguasai senjata seperti ini?" Zhi Tian menarik pedang dari sarungnya lalu terlihatlah sebuah mata pedang berwarna kebiruan dibaliknya.
"Disebut menguasai mungkin kurang tepat... Aku hanya bisa melakukan teknik dasar-dasarnya saja, setidaknya cukup bagimu untuk mengerti bagaimana konsep senjata ini bekerja. " Shan Lao hampir mengumpat ketika Zhi Tian mengatakan 'hanya...' pada kempuannya.
Shan Lao memang bukan ahli pedang, bahkan penguasaannya terhadap senjata tersebut mungkin hanya disekitar kemampuan Kultivator Kelas F.
"Lalu kenapa Paman ingin mengajariku tentang pedang ini jika Paman sendiri tidak menguasainya." Zhi Tian kebingungan.
Shan Lao tertawa kecil. "Dengan bakatmu, aku yakin suatu hari nanti kau bisa melakukan berbagai keahlian beladiri termasuk teknik berpedang... Kau hanya perlu belajar dari ahlinya."
Tawa Shan Lao terlihat begitu hambar terutama ketika mengingat Zhi Tian bisa menguasai semua ilmu tangan kosongnya dalam waktu yang relatif cepat.
Hal yang sama juga berlaku untuk teknik sihir, butuh beberapa minggu bagi bocah itu untuk menyerap semua jurus yang Shan Lao ajarkan.
"Tolong berhati-hatilah Tian'er, itu adalah pedang pusaka." Shan Lao memperingatkan karena Zhi Tian mencoba mengayunkan pedangnya secara acak.
Shan Lao memang tidak langsung mengajari Zhi Tian, ia membiarkan anak itu terbiasa dulu dengan pedang di tangannya.
"Pusaka itu apa Paman?"
"Hm? Apa aku belum pernah menjelaskannya padamu?"
Ketika Zhi Tian menjawabnya dengan gelengan kepala, Shan Lao menghela nafas karena sadar masih begitu banyak wawasan yang harus Zhi Tian ketahui tentang dunia.
Shan Lao kemudian menjelaskan pusaka adalah senjata yang umumnya digunakan para kultivator ketika mereka bertarung, pusaka memiliki banyak keunggulan terutama kualitasnya yang sangat jauh berbeda dibandingkan senjata biasa.
"Apa kau mengenal pisau ini Tian'er?" Shan Lao mengeluarkan sebuah pisau di cincin ruangnya.
"Kalau tidak salah itu pisau yang sering Paman jual pada Bibi bukan?"
"Benar, pisau ini memiliki ketahanan serta ketajaman yang cukup kuat tapi ia bukanlah sebuah pusaka..."
Shan Lao lalu melemparkan pisau itu pada sebuah batu yang kemudian menancap di sana namun pisau tersebut langsung rusak dan mengalami beberapa retakan.
"Tanpa bantuan qi, pisau itu akan langsung rusak tetapi akan berbeda kasusnya dengan pisau pusaka yang ini..." Shan Lao menunjukkan pisau lainnya yang merupakan pusaka sebelum kemudian melemparkannya kembali pada batu. Tidak hanya pisau itu baik-baik saja, tapi batu yang menjadi targetnya langsung hancur berkeping-keping. "Sekarang apa kau bisa lihat perbedaannya?"
Zhi Tian membuka mulutnya lebar sebelum mengangguk perlahan untuk menjawab pertanyaan Shan Lao.
Shan Lao lalu menambahkan bahwa pusaka umumnya dibuat dengan permata siluman, hal inilah yang membuat pusaka jauh lebih kuat dari senjata biasa.
Pusaka sendiri memiliki beberapa tingkatan berdasarkan kualitasnya dimulai dari Pusaka Manusia, Pusaka Bumi, Pusaka Langit, Pusaka Raja, dan terakhir Pusaka Surgawi.
Meski disebutkan ada lima, namun pusaka yang muncul di dunia kultivator saat ini hanya sampai pada kualitas Pusaka Raja sementara Pusaka Surgawi dikabarkan sudah punah cukup lama.
"Pedang ditanganmu berada ditingkatan Pusaka Manusia, tajam tapi biasanya hanya bisa digunakan dalam puluhan kali pertempuran sebelum akhirnya rusak juga."
Sebenarnya Shan Lao mempunyai banyak pusaka tetapi tidak banyak yang berbentuk pedang. Pusaka-pusaka tersebut kebanyakan ia dapatkan dari lawan-lawan yang pernah bertarung dengannya sebelumnya.
"Baik, cukup penjelasannya, aku akan memperagakan sebuah teknik pedang kepadamu, perhatikanlah baik-baik..." Shan Lao mengeluarkan pedang lainnya sebelum ia memperagakan teknik pedangnya pada bocah tersebut.
Kemampuan pedang Shan Lao terhadap ilmu berpedang sebenarnya cukup rendah, bisa dilihat dari gerakannya yang sedikit kaku ketika ia mulai menggerakkan senjatanya.
Biarpun demikian setidaknya setiap ayunannya tetap terhubung dan masih terlihat seperti layaknya serangan pedang.
Setelah melakukan serangkaian beberapa gerakan, Shan Lao tersenyum tipis saat menyadari kemampuan berpedangnya ternyata lebih buruk dari yang ia pikirkan.
Shan Lao menggaruk kepalanya dengan canggung saat tatapannya bertemu mata Zhi Tian. "Ehm, Tian'er, sekarang kau bisa mencoba apa yang aku peragakan tadi."
"Baik Paman..."
Shan Lao kali ini tidak terlalu terkejut melihat Zhi Tian bisa menguasai gerakan pedangnya dalam sekali lihat, mungkin karena fakta bahwa teknik yang ia gunakan sebelumnya merupakan teknik pedang yang sangat mudah dilakukan oleh orang lain sekalipun.
Meski demikian ia tetap bereaksi saat Zhi Tian melakukannya lebih sempurna dibandingkan dirinya bermain pedang, apalagi setiap kali Zhi Tian mengulangi gerakannya, kelihaiannya dalam berpedang terus meningkat seiring waktu.
Shan Lao menarik nafasnya dalam-dalam sambil mengusap matanya beberapa kali, kini kemampuan pedang Zhi Tian sudah hampir melampauinya bahkan Shan Lao perlahan-lahan mulai belajar dari gerakan bocah tersebut.
"Sebenarnya siapa disini yang belajar dan siapa yang mengajar..." Shan Lao tersenyum pahit, ia akui kemampuan pedangnya buruk tapi seharusnya tidak sampai Zhi Tian yang baru pertama kali mencoba pedang langsung melampauinya.
Biarpun kepercayaan dirinya mulai runtuh, Shan Lao tetap memberikan bimbingan pada Zhi Tian, setidaknya sampai Zhi Tian memiliki sedikit pondasi untuk menggunakan teknik pedang kedepannya.
Disisi lain Zhi Tian mendengarkan semua penjelasan Shan Lao dengan penuh keantusiasan, ia menemukan belajar pedang ternyata lebih menyenangkan dari yang dirinya duga.
Setelah belajar pedang selama hampir seharian penuh, Shan Lao mendadak memberikan sebuah buku pada Zhi Tian.
"Ini adalah kitab teknik Pedang Bunga Lily, salah satu dari lima teknik pedang legendaris di Benua Daratan Feniks. Kitab ini bisa membuat pemahaman berpedangmu bertambah Tian'er."
Shan Lao mengatakan ia tidak bisa mengajarkan ilmu pedang lebih dari ini, sebaliknya Zhi Tian harus belajar pedang sendiri dari kitab tersebut.
Zhi Tian kemudian membuka kitab itu, selain tulisan ada juga gambar yang memungkinkan Zhi Tian dapat memahami semua teknik yang terkandung dalam kitab tersebut dengan mudah.
Zhi Tian berterimakasih, ia ingin langsung berlatih tetapi Shan Lao menghentikannya, "Tidak perlu buru-buru Tian'er, besok kau bisa melanjutkan latihanmu, untuk saat ini sebaiknya beristirahat terlebih dahulu..."
Shan Lao tertawa kecil, ia bisa melihat begitu bersemangatnya Zhi Tian untuk berlatih tetapi Shan Lao mengingatkan betapa pentingnya juga beristirahat.
***
"Tiantian, dimana Lao Gege?"
Yue Qiao baru saja tiba di pantai namun ia hanya menemukan Zhi Tian yang sedang belajar pedang sendirian di halaman rumahnya.
"Ah, tadi Paman bilang ingin ke hutan sebentar Bibi, katanya ingin mengumpulkan kayu."
"Lagi?"
Zhi Tian mengangguk pelan.
Yue Qiao menaikkan alisnya, sebab sebelumnya Shan Lao mengumpulkan kayu untuk merenovasi rumah Zhi Tian tetapi sekarang rumah Zhi Tian sudah diperbaiki bahkan lebih luas dibandingkan sebelumnya.
Yue Qiao tidak memahami kenapa Shan Lao masih ingin mengumpulkan kayu namun sebelum ia berpikir lebih jauh, tiba-tiba Yue Qiao mendengar suara dentuman keras dari area hutan.