NovelToon NovelToon
FANIA ITU AKU

FANIA ITU AKU

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Teen Angst / Mengubah Takdir / Ibu Tiri / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:16M
Nilai: 4.9
Nama Author: CloverMint

Setelah ibundanya meninggal, sang ayah pulang membawa istri baru dan tiga orang anak.
Fania yang dulunya putri tunggal kesayangan, kini harus mengalami cobaan hidup yang pahit. Ibu dan kakak tiri yang selalu menyiksanya, membuat sang gadis kecil ketakutan.

Kabur dan bersembunyi di sebuah desa kecil bersama simbok tercinta, dan dukungan orang-orang yang menyayanginya, Fania kecil berusaha tumbuh melawan trauma dan rasa takutnya.

Kecurigaan orang-orang terhadap kematian Ibundanya, menyingkap kebenaran atas kematian Ibundanya.

Terus berguru dengan orang-orang hebat. Fania tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani. Ia bertekad untuk membalaskan kematian Ibundanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CloverMint, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 24

Sore hari di rumah megah di kawasan elite Jakarta,terlihat Rina, Rangga, Resi, dan Laura sedang berkumpul di ruang keluarga sambil nonton TV.

"Ma, malam ini kita makan apa?" tanya Resi manyun.

"Jangan nasi goreng lagi ya, Ma." ucap Rangga yang bosan karena hampir tiap malam mereka makan nasi goreng yang dimasak Laura dengan bumbu instan.

"Jangan cerewet, makan yang ada saja!"  jawab Laura.

"Emang Mbok Nah nggak kembali ke rumah ini, Ma?" tanya Rangga.

"Nggak tau, entah dimana mereka. Mama sama papa sudah mencari cari tapi belum ketemu juga." ucap Laura jengkel.

"Sudah biarin aja Ma, jangan dicari anak babu itu!"  ucap Resi.

"Kamu diam ya Resi, Nia harus kembali ke rumah ini kalau kalian mau tetap hidup enak." ucap Laura kesal.

"Ih. Apa hubungannya anak babu dengan hidup kita, mah! Udah biarin saja mereka minggat, ma! Kan kita bisa cari pembantu lain."

"Sudahlah, kalian diam saja. Bukannya bantu mama, malah buat mama tambah pusing!" ucap Laura.

"Ma, tambahan uang jajan untuk besok mana?" tanya Resi manja.

"Nggak ada. Sudah cukup segitu saja uang jajan kalian. Kalau sampai minggu depan Nia nggak juga kembali ke rumah ini, uang jajan juga kalian berkurang!" ucap Laura.

"Kok gitu sih ma?" tanya Rangga tidak terima. 

"Sudah, sudah. Kepala mama pusing." ucap Laura berlalu masuk ke dalam kamarnya.

"Rangga, memang kamu nggak tahu kemana perginya Nia?" tanya Rina kepada Rangga.

"Mana aku tahu Kak, aku saja nggak tahu siapa teman Nia" jawab Rangga termenung.

'Kemana Nia, apa dia bisa makan diluar sana.' batin Rangga. 

"Aduhh.. Ngapain sih kalian ngomingin anak babu itu! Biarin aja dia pergi dan nggak usah kembali lagi kesini, kan bagus!" ucap Resi sambil memutarkan bola matanya.

Rina menatap Resi dengan raut yang tidak bisa dijelaskan, antara kasian dan marah. Rina yang sudah berusia 14 tahun sedikit banyak mengerti keadaan di rumah ini, karena sering mendengar percakapan orang tuanya. Rina tahu, Resi berbuat seperti itu karena masih kecil dan belum tahu apa-apa. Resi memerlakukan Nia seperti babu, karena mencontoh perbuatan mamanya.

"Kak, Nia diluar sana baik-baik saja nggak, ya?"  gumam Rangga.

Rangga memang tidak pernah ikut menyiksa Nia, malah kadang Rangga suka sembunyi-sembunyi membawakan Roti ke kamar Nia. Tetapi saat Nia disiksa, Rangga pun tidak berani menolong atau membantah mamanya. Dia hanya bisa diam dan menonton saat Nia diperlakukan tidak adil.

"Entahlah, aku juga nggak begitu dekat dengan Nia,semoga saja dia hidup lebih baik sekarang." ucap Rina.

Rina sendiri memang tidak menyukai mamanya, Laura. Sebelum tinggal di rumah ini dan bertemu Nia, Rina-lah yang berada di posisi Nia. Saat itu Laura memerlakukan Rina sama seperti saat dia memerlakukan Nia sekarang. Jika Rina berbuat sesuatu yang tidak disukai Laura, rotan atau makian lah yang akan dia terima. Untungnya, sikap mamanya ini mulai membaik ketika mengandung Rangga, anak Wahyu.

Rina pun tidak pernah ikutan mengusik Nia, dia tidak terlalu peduli dengan Nia. Daripada dia yang terkena amukan mamanya, dia lebih memilih untuk menutup mata.

Rina bangun dari duduknya dan naik ke lantai atas menuju kamarnya.  Wahyu yangbbaru pulang kerja, masuk ke ruang keluarga dan melihat Rangga dan Resi sedang asyik menonton TV.

"Rangga, mamamu dimana?"tanya  Wahyu.

"Dikamar, Pa" jawab Rangga.

"Pa, Papa bawa makanan nggak? Resi lapar belum makan malam." rengek Resi. 

"Loh, mama kalian nggak masak lagi?" tanya Wahyu.

Rangga dan Resi cuma menggelengkan kepalanya. 

Wahyu langsung naik ke kamarnya di lantai dua, dan mendapati sang istri malah sedang bermalas-malasan.

###

"Ma, kamu gimana sih, kok nggak menyiapkan makan malam untuk papa dan anak-anak!"  bentak Wahyu.

"Apaan sih pa, pulang-pulang main bentak orang aja!" saut Laura tak kalah keras.

"Hei, kamu ini punya tiga orang anak yang harus kamu urus dan kasih makan. Kalau kamu nggak masak terus itu anak-anak itu mau makan apa? Makan batu?!" bentak Wahyu semakin marah.

 Wahyu yang selalu ditekan oleh Ismail dam Indra di kantornya, selalu menanyakan keberadaan Nia, melampiaskan amarahnya terhadap istrinya.

"Sudah nggak usah ribut, tinggal pesan antar saja atau beli nasi goreng di depan kompleks saja kan bisa!" ucap Laura ketus. 

"Kamu!" tuding Wahyu emosi.

"Apa tunjuk-tunjuk! Kamu pikir aku pembantu yang harus masak, mencuci, menyetrika dan melakukan pekerjaan yang bisa bikin kulit indahku ini rusak?? Sorry, bukan levelku!" Jawab  Laura pong gah. 

"Aku sudah bilang dari sebelum kita menikah kalau aku nggak mau mengerjakan semua pekerjaan rumah, dan kamu setuju itu!" ungkit Laura.

"Dan sekarang kamu minta aku bekerja, enak saja kamu!" maki Laura. 

Wahyu menatap Laura, menyesali dirinya yang bodoh karena pernah terpikat dengan wanita ini.

"Mulai awal bulan depan, uang bulanan dari Indra sudah dihentikan. Jadi sekarang kita hidup mengandalkan gaji bulananku." ucap Wahyu sambil menatap tajam mata Laura. 

"What, nggak bisa gitu dong! Gaji kamu sebulan cuma dua belas juta, buat bayar uang sekolah tiga anak saja sudah hampir lima juta! Belum lagi uang jajan dan uang makan mereka! Nggak bisa, aku nggak terima!" ucap Laura emosi. 

"Terserah kamu mau bilang apa. Mulai sekarang, aku yang akan atur keuangan keluarga kita." ucap Wahyu dingin.

"Nggak bisa, pokoknya nggak bisa! Kamu harus cari akal, Wahyu! Aku nggak mau hidup susah! Kamu dulu janji kepadaku kalau kamu akan membalas semua bantuanku dan akan menyenangkan hidupku." rayu Laura. 

"Aku sudah membayar bantuanmu lebih dari yang kamu berikan. Semua salahmu. Semua ini akibat perbuatanmu!" ucap Wahyu.

"Aku akui aku salah, tapi apa kamu tega liat anak kita Rangga dan Resi hidup dalam penderitaan?" tanya Laura sambil memasang wajah sedih. 

"Aku nggak tahu harus bagaimana lagi.. Aku sudah keluar lima juta buat sewa orang untuk cari Nia. aku sudah nggak punya uang simpanan lagi."  jawab Wahyu.

"Masih bisa. Masih ada perhiasan-perhiasan Fira, bisa kita jual setiap bulannya utk mencukupi kehidupan kita." kata Laura cepat. 

"Nggak bisa. Kalau sampai Pak Ismail tahu, bisa mati aku." ucap Wahyu .

"Mereka mana tahu seberapa banyak perhiasan Fira. Kita bisa jual sedikit sedikit, pasti nggak ketahuan." rayu Laura.

"Ayolah, Pa.. Papa sayangkan sama mama dan anak-anak?" Laura mendekati Wahyu dan merebahkan kepalanya di dada Wahyu.

"Sudahlah, aku akan ambilkan satu perhiasan Fira, besok kamu jual." ucap Wahyu mengalah. 

"Kenapa sih aku nggak boleh liat isi brankas Fira?" tanya Laura. Memang selama ini Wahyu tidak mengijinkan Laura melihat isi brankas milik Fira. 

Wahyu tidak menjawab. Dia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan pikirannya di sana. 

###

Sehabis maghrib, Anton, Ibunda Hani, Mbok Nah, dan Nia, berencana untuk makan malam di salah satu restoran terkenal di kota. Nia juga mengajak Bu Asih dan Pak Rojak ikut makan malam dengan mereka.

Nia yang baru pertama kali makan bersama-sama di luar, merasa sangat senang. Senyum bahagia selalu menghiasi wajahnya. Nia juga mencoba semua menu yang dipesan Anton. 

1
Xiyi
lah namanya ko sama , sama nama keluarga fania
Xiyi
hade Mata duitan
Xiyi
Nia di sini Kek di paksakan untuk jdi dewasa Karna ya perusahaan miliknyanjdi harus di paksakan untuk dewasa blm sempet menikmati masa anak-anak/masa remajanya dia udh di paksakan untuk Keluarga dan dirinya
Heni Setianingsih
Luar biasa
Xiyi
iya lebih baik makan batu saja
Xiyi
bukannya sambal sama sambel sama aja tau beda
Xiyi
om apa paman sih
Berno Saja
ya
Berno Saja: ia Itu kau punya
Berno Saja: ia Itu kau punya
total 2 replies
Melly Febriani
dikiranya surat warisan nia diturunkan ke saudaranyq kah, gau taunya kepanti asuhan..ha ha..ha
Melly Febriani
mau tinggal nama tu su ben dihabisin sama org kalimantan
Tri yuniati
ini ayah kandung apa bukan si jahat bgt
Melly Febriani
bosan bacanya, krn nia blm menjukkan kemampuan bela dirinya melawan musuh
Melly Febriani
multitalen dah semua nia
Melly Febriani
gak bener nih masa nia diganggu gak melawan gak seru, sebel banget klo arum yg bantuin mulu
Melly Febriani
napa sih arum mulu yg bantuin nia padahal nia kan jago silat gak seru thor
Melly Febriani
klo nia sma msh mending, keknya ga msk akal ngebayangin ponakan gue smp kls 1 blm bisa apa2 thor
Melly Febriani
emang sdh ada sim naik moge
Melly Febriani
anak baru teriak anak baru, yg anak baru itu kamu resti
anggy tabitha
Taichi not taychi
vera tri
masih lanjut..apa nggak ceritanya .....di tgu ni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!