Reina, seorang gadis cantik yang sangat mencintai seorang abdi negara dari usia belia hingga sekarang usianya 22 tahun. Reina tetap setia pada cintanya, setia pada sang kekasih yang berhasil menjinakan hatinya.
Akankah kesetian serta cinta yang begitu besar Reina berikan akan terbalas, akan berakhir indah setelah perpisahan mereka selama tiga tahun itu.
Kau bagaikan Sang Elang dan Aku hanya seekor Puyuh
Kau terbang melanglang buana di atas langit sedangkan aku hanya bisa menatap mu dari bawah langit
Siap memiliki,maka harus siap kehilangan!
Kenapa begitu?
Karena begitu cara mainnya
SEBELUM MEMBACA CERITA INI YUK AKU SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA "DUREN SAWIT" DULU YA
KLIK AJA PROFILKU OKE, INI BUKAN SEQUEL TAPI INI CERITA BARU REINA DAN ILHAM
SELAMAT MEMBACA....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sensor Mulai Bekerja
"Bagaimana,baguskan bahan bahannya?"
Reina menganggukan kepalanya, netra hitamnya terus saja memindai pada kain kain sutra yang tengah Reina pegang. Saat ini Reina dan Merry tengah berada disebuah cafe untuk bertemu klien yang menawarkan kain yang berbahan sutera asli.
Mereka sepakat untuk bertemu di cafe melody yang tidak jauh dari Dianka Boutique milik Anin. Saat ini Merry tengah kekamar mandi,jadi Reina sendiri yang harus memilih kain kain mahal itu.
"Ok kita pesan yang kwalitas 1 saja,mungkin harganya memang agak wow tapi harga tidak akan membohongi kwalitaskan?"
Wanita yang ada dihadapan Reina menganggukan kepalanya, Wanita itu masukan kembali contoh kain sutra yang tadi Reina pegang kedalam box.
"Kalau begitu minggu depan semua kain sutranya akan kami kirim ke butik anda,terimakasih atas kerjasamanya. Kalau begitu saya permisi, karena ada metting yang harus saya hadiri."
Reina menyambut uluran tangan wanita dewasa itu dengan senang hati, tidak lupa pula Reina menyunggingkan senyum manisnya pada kliennya itu.
"Oh silahkan kalo anda mau duluan Buk Sita, saya masih menunggu teman saya."
Setelah wanita yang bernama sita itu pergi dari sana, Reina kembali mendudukan tubuhnya diatas kursi. Namun saat Reina mengalihkan pandangannya kearah lain, dia merasakan sesuatu yang tidak nyaman.
Rasanya ada seseorang yang tengah mengintainya dari kejauhan, Reina menyeruput jus buah mangganya untuk menghilangkan gugup. Entah kenapa hatinya gugup sekali, padahal suasana dicafe itu biasa biasa saja, tidak ramai.
"Aduh sorry eyke ketoiletnya lama, soalnya pada antri."
Reina langsung tersadar dari lamunannya saat tiba tiba Merry sudah berada didekatnya.Jantungnya berdetak lebih cepat karena terkejut, hingga membuat sensor sensitif yang ada diliontin kristal esnya aktif.
"Gak apa apa kok Tan, aku juga baru selesai bahas kain kain kita sama Buk Sita,"
"Terus?"
Reina menganggukan kepalanya, tanda kalau dia menyetujui untuk mengambil kain kain sutra itu dari kliennya tadi. Merry terlihat hanya menganggukan kepalanya sembari mengangkat kedua jempolnya pada Reina.
Sedangkan ditempat lain, seorang laki laki tengah menatap layar komputer yang tengah menampilkan wajah wajah para pemberontak yang saat ini tengah ada didalam kurungan.
Mata Ilham menyipit saat melihat tombol hijau yang ada diarloginya terlihat merah samar samar, namun kemudian meredup perlahan menjadi kuning.
"Gali semua informasi dari mereka, apa pun jangan sampai terlewat sedikit pun. Kau masih mengawasi perempuan itu kan disana?"
"Siap Alpha, sudah!kami sudah melakukan penjagaan 24jam disana.Bahkan kami juga meletakan satu anjing penjaga disana,"
Mendengar anggotanya menyebutkan anjing penjaga, Ilham langsung mengalihkan antensinya yang tadi terfokus pada ponselnya, kini kembali fokus pada layar komputer yang menampilkan sebuah rumah sederhana yang tengah dijaga oleh seekor anjing penjaga didepan pintu rumah itu.
"Itu Rodrago?"
"Ya,itu Drago Alpha. Kami sengaja menugaskan dia untuk berjaga disana juga."
Ilham terlihat menyunggingkan bibirnya saat melihat anjing penjaga itu memang benar benar menjadi keamanan yang bisa membantu mereka.
"Oke lanjutkan, aku akan menghubungi Dimas dulu,"
"Laksanakan Alpha!"
Setelah mengatakan itu, Ilham segera menyalakan ponselnya kembali. Ilham menekan nama kontak yang ada dilayar ponselnya.Satu nama yang sudah tiga tahun ini tersimpan didalam ponselnya yaitu 'SiPuyuh Kecil'
📲:"Hallo...,"
Ilham menghela nafasnya dalam dalam saat mendengar suara cempreng, namun selalu bisa membuatnya candu itu.
"Hallo Rein, lagi dimana?"
HOLLA MET PAGI EPRIBADEH...
KETEMU LAGI MA CRAZY UP HARI INI
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA, LIKE VOTE KOMEN NYA
SEE YOU NEXT PART
MUUUAAACCCHHH...