Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

"Berani sekali sundal ini keluar? Dan wow perutmu sudah besar. Gimana sudah merasa hebat telah menjerat putraku ke atas ranjang? Sekarang berhasil juga menikah dengan pria lain yang lebih dewasa. Dasar wanita sundal, hanya anak pungut saja gayanya sok selangit." Ucap Nyonya Ningrum menghampiri meja tempat Anye dan Rosella duduk.

"Anda siapa ya datang-datang kayak petasan?" Tanya Anye sinis.

"Kamu tidak perlu ikut campur, pasti kamu teman dia? Sama-sama sundal yang hamil di luar nikah." Hina Nyonya Ningrum.

"Harusnya Restoran kelas atas seperti ini tidak membiarkan mereka masuk. Bikin mood makan kita ambyar, memangnya mereka ini siapa Tante?"

"Oh ya... Kenalkan ini seorang top model namanya Laura Anggraini. Dia ini calon istri Rendra. Jadi jangan pernah goda dia lagi, apalagi ngarep balikan setelah Rania tidak bersama dengan Rendra. Lau... Dia ini wanita yang pernah menggoda Rendra sampai... Lihat saja perutnya, hasil menggoda pria. Gak jelas juga siapa bapaknya."

Ucap Nyonya Ningrum sudah sangat keterlaluan menjatuhkan harga diri Rosella.

Anye menatap sekeliling, lalu dia melihat beberapa bodyguard yang menjaganya. Memang atas permintaannya mereka hanya menjaga dari kejauhan, supaya tidak terlihat mencolok jika dia bukan wanita sembarangan yang punya kekuasaan.

"Top model tapi nol attitude, pasti bisa terkenal karena skandal."

"Adik iparku memang hamil duluan, tapi setidaknya dia bukan perempuan munafik yang tetap mengaku perawan tapi sudah sering jebol gawang. Lihatlah tubuhmu sangat tidak proporsional. Kamu yakin itu ori semua? Hati-hati, jangan terlalu bernafsu takutnya balon di dada meletus. Kalau mau pasang silikon ya mbok kira-kira yang natural."

"Tubuh kerempeng kayak gitu kok dadanya saja yang besar sih. Aku aja sebagai perempuan yang cantik paripurna geli melihat tubuhmu. Sengaja ya buat dikenyot-kenyot." Ucap sarkas Anye tanpa saringan. Jangan lupa bagaimana karakter Anye, judes dan kalau ngomong pedas. Suaminya saja sering kena omel, untung Arrayan sudah bucin akut.

"Beraninya kamu hina calon menantu keluarga Adiguna." Marah Nyonya Ningrum.

"Ohhh... Keluarga Adiguna." Ucap Anye dengan suara dan senyum meremehkan.

"Ya, dan kamu hanya perempuan miskin yang hidup dari menjual diri kepada Pria hidung belang. Perempuan hamil sepertimu bisa apa?" Laura mengangkat dagu tersenyum sombong.

Wah beraninya dia melawan Anye.

Wanita hamil 8 bulan itu maju selangkah, lalu menyingsingkan lengan baju dan menatap remeh Laura yang tingginya sedikit lebih rendah.

"Aku bisa apa?"

PLAK

PLAK

"Aku bisa menamparmu dua kali. Dan kamu lihat, bahkan semua orang hanya menatap kasihan padamu. Teriaklah yang kencang, mintalah pertolongan. Aku ingin lihat." Tantang Anye.

Dua orang itu tidak tahu jika Anye adalah pemilik restoran. Ya sejak beberapa tahun lalu ketika salah satu anaknya suka sekali makanan berbahan dasar seafood. Anye langsung memanggil koki profesional, lalu setelah mendengar banyak masukan. Akhirnya Anye membuat restoran ini. Yang diberi nama AR Seafood. Sedangkan yang mengelola orang kepercayaannya.

Laura berteriak-tolong minta tolong.

"Kenapa kalian semua hanya menonton, wanita gila ini sudah menganiayaku. Panggilkan petugas keamanan." Ucap Laura.

Tapi semua orang hanya menunduk, bahkan pria berpakaian seperti manager juga hanya diam menyaksikan sang bos yang selalu bar-bar.

"Bagaimana? Sudah tahu jawabannya siapa aku, kenapa mereka semua menunduk?"

"Tidak tahu ya, pasti setiap harinya kalian hanya berdiam diri di dalam tempurung seperti katak. Kenalkan namaku Anyelir Almera Galenka istri dari Arrayan Ezra Narendra dan restoran ini adalah milikku, tidak heran jika semua pegawai menunduk hormat padaku." Ucap Anye.

"Dan dia yang kalian hina adalah istri Rizal Pratama Narendra."

"Berani sekali kalian menyinggung kami. Bahkan jika aku mau dengan sekali perintah, Perusahaan Adiguna yang tidak ada apa-apanya itu bisa gulung tikar." Tambahnya lagi.

"Jika masih merasa lapar silahkan makan, tapi jangan lupa bayar. Dan jangan mengganggu kami lagi."

"Mood makan kami sudah hilang, ingat jangan pernah ganggu Rendra."

Masih sempat-sempatnya Nyonya Ningrum melanjutkan ucapannya sambil menunjuk Rosella.

"Mbak dengar dulu sebelum hamil kamu gadis yang bar-bar. Jadi tunjukkan kebadasanmu itu supaya kedua bayi kembarmu merasa bangga punya seorang Ibu yang kuat tidak mudah ditindas. Kalau perlu hajar, kempeskan saja dua balon di dadanya itu." Anye memprovokasi.

"Baik Mbak Anye." Seperti mendapat dorongan dan kekuatan dari keluarga. Rosella yang kalem karena insiden hamil di luar nikah kembali menemukan jati dirinya. Perempuan kuat yang meskipun rapuh pandai menyembunyikannya.

"Kamu mau Rendra? Ambil saja bekasku jika dia memang mau dengan barang palsu. Lihat aku? meskipun hamil aku sexy original."

"Dan Nyonya Ningrum yang terhormat, bukankah Anda pernah salah menilai. Anda berkata dengan sangat lantang, jika Rania lebih terhormat daripada aku. Tapi Anda tidak bisa terus menutup mata, karena Rania lebih busuk daripada tumpukan SAMPAH. Sekarang Anda yakin tidak lagi salah, lihat tubuhnya penuh dengan plastik seharusnya sudah tahu jawabannya."

"Dia tidak percaya diri dengan keasliannya, dia pandai menutupi kekurangannya. Jangan-jangan dia juga SAMPAH. Lubang loss dol tapi ngaku belum jebol." Ucap pedas Rosella.

"Brengsek... Berani sekali kamu menghinaku." Laura ingin menampar pipi Rosella. Tapi gerakannya mudah sekali terbaca, hingga akhirnya Rosella menangkap tangan Laura lalu menghempaskan sambil mendorongnya.

Bruukkk...

Tubuh kerempeng itu jatuh menabrak meja kursi di belakangnya. Lalu Rosella maju lagi dan berjongkok di samping tubuh Laura. Mencengkeram kuat pipi wanita itu.

"Aku tidak butuh Rendra Adiguna. Karena pria yang telah menikahiku, suamiku jauh lebih segalanya daripada dia yang hanya seorang laki-laki pecundang." Ucap sengit Rosella.

Kemudian wanita hamil 4 bulan itu kembali berdiri dan kini menghadap langsung di depan mantan calon Ibu mertua yang gagal.

"Di dalam perutku ini, ada cairan kepuasan anak Anda yang tumbuh menjadi janin. Mereka kembar, tapi kalian sudah membuangnya. Jadi jangan pernah berharap suatu saat akan mengakuinya sebagai keturunan Adiguna."

Setelah puas mengungkapkan sakit hatinya, Rosella kembali duduk dan menunggu pelayan menghidangkan makanan pesanan mereka.

Sedangkan dua wanita pencari masalah masih berdiri dengan wajah kecut.

Dalam hati Nyonya Ningrum tidak henti-hentinya mengumpat. Bukan hanya kesal karena salah mencari lawan. Tapi kesal melihat keberuntungan mantan calon menantu yang telah dibuangnya.

"Duduk lalu makan Nyonya, kalau cuma mau berdiri sana gantiin Patung Pancoran." Ucap pedas Anye.

"Mbak senang kamu berani melawan, sudah seharusnya menjadi istri Keluarga Narendra harus galak tingkat tinggi. Karena percayalah sebentar lagi banyak uget-uget datang mengerumuni suamimu. Modelanya mirip-mirip yang onoh." Anye menunjuk Laura dengan dagunya.