Takdir Cinta

Ibu jari Adrian mengusap bahu putih itu, terdapat lecet disana, terlihat seperti bekas gigitan dan Adrian yakin jika itu adalah ulahnya

"Maafin mas ya sayang!" Lembut Adrian berucap, pria tampan itu merendahkan wajahnya mengecup bahu yang terluka itu

"Apa masih sakit?"

Sekar menggeleng "Enggak kok, tadi juga udah di olesin salep

"Mas akan cari tau siapa yang sudah melakukan itu, setelah mas punya buktinya mas akan buat orang itu menyesal!" Ucapnya penuh emosi

"Sudahlah mas, lagian semua sudah terjadi, aku juga udah gak pa-pa kan, setelah ini kita harus lebih hati-hati aja!"

Sekar membalik tubuhnya, menatap wajah tampan suaminya lalu tersenyum lembut

"I love you"

"I love you more!" Lembut Adrian mengecup kening istrinya dan Sekar reflek menutup matanya

"Mas bersih-bersih dulu!" Adrian melepas pelukannya

"Ini pasti ulah Widia, lihat saja Widia, jika saya dapat buktinya, saya akan buat kamu membayar semuanya!" Batin Adrian

***

Hari ini weekend, Adrian hanya ingin menghabiskan waktu dengan bermesraan bersama istri tercintanya yaitu Sekar. Namun rasanya semua rencananya akan gagal saat melihat Nina sang ibu berkunjung

"Ibu" Adrian mencium punggung tangan sang ibu diikuti oleh Sekar yang juga melakukan hal yang sama

"Kalian apa kabar?" Tanya Nina

"Baik Bu"

"Oh iya, ibu kesini mau minjem Sekar sebentar!" Ucap Nina membuat Adrian mengerutkan keningnya, tak biasanya ibunya ini ingin pergi bersama Sekar

"Ibu mau bawa Sekar kemana?" Tanya Adrian penuh selidik, baginya ibunya tidak mungkin bermurah hati dengan mengajak Sekar pergi

"Ibu mau minta bantuan Sekar buat pilihin hadiah, besok temen arisan ibu ulang tahun!"

"Kenapa harus Sekar? Biasanya ibu lebih suka jalan bareng Widia!" Adrian menaruh curiga pada Nina

"Widia lagi gak enak badan, sudahlah Adrian, kamu tuh pelit banget sih!"

Nina geram melihat bagaimana putranya yang begitu posesif pada sang istri membuat Nina kesal

"Udahlah mas, mungkin ibu cuma mau minta bantuan aja!" Sekar mengusap lengan suaminya

Adrian menghela napasnya panjang, hatinya begitu berat membiarkan wanitanya itu pergi

"Ya udah boleh, tapi pulangnya jangan telat!"

"Pasti Adrian, makasih ya!"

"Ya udah, ibu tunggu sebentar! Sekar siap-siap dulu"

Wanita cantik itu kembali menaiki tangga menuju kamar miliknya hingga teriakan sang suami terdengar

"Jangan cantik-cantik!"

"Lebay banget sih kamu Adrian!" Kesal Nina, sementara Adrian tak menjawab

"Ibu mau minum apa?" Tanya Lilis yang berjalan menghampiri Nina

"Gak perlu, kamu juga siap-siap! Kamu ikut saya sama Sekar ke mall!"

Seketika wajah asisten rumah tangga itu berubah girang, seharian berkutat dengan pekerjaan rumah membuat Lilis merasa perlu untuk memanjakan diri

"Ibu serius ajak Lilis?"

"Iya, udah sana! Kalau lama saya tinggal nih!" Ancam Nina yang sukses membuat wanita itu segera pergi untuk siap-siap

Sekar menuruni anak tangga, penampilannya sempurna dengan dress selutut berwarna soft pink yang dipadu dengan flatshoes berwarna putih, rambut panjangnya digerai dengan wajah dipoles makeup tipis yang terlihat natural

"Mas kan udah bilang jangan cantik-cantik!" Ucap Adrian seolah tak rela melepas sang istri

"Jangan berlebihan Adrian!"

"Sudahlah mas, jangan bikin ibu makin kesel! Ayo Bu!" Sekar merasa tidak enak pada ibu mertuanya karena sikap sang suami

"Kita tunggu Lilis sebentar!"

Tak lama asisten rumah tangga Adrian itu datang, penampilannya jauh dari kata asisten rumah tangga

"Ayo Bu! Lilis udah siap!" Ucapnya penuh semangat

Ketiganya lalu pergi, Sekar terlebih dahulu berpamitan pada suaminya lalu mengikuti langkah ibu mertuanya

"Ibu udah urus Sekar, sekarang tugas kamu yang harus menggoda Adrian!"

Widia tersenyum licik saat baru saja ia menerima pesan dari sang ibu mertua

"Kamu akan jadi milikku mas!" Widia menyeringai, ia tinggal mencari cara bagaimana agar Adrian meminum obat itu

Adrian yang bosan mulai mencari kesibukan, pria tampan itu memilih untuk bersantai sembari menonton televisi, sebenarnya weekend seperti ini selalu ia manfaatkan untuk belanja dengan Sekar, mereka akan bersantai sembari menonton drama Korea favorit sang istri

"Minum jus kayaknya enak? Lagian ngpain juga Lilis ikut dibawa, sekarang harus bikin minum sendiri kan!" Gerutu Adrian

Adrian melangkah menuju dapur, langkahnya terhenti saat tidak sengaja ia berpapasan dengan Widia

"Mas mau kemana?"

"Dapur!" Jawab Adrian dingin

"Mas mau apa? Biar aku yang buatkan!" Ini kesempatan, Widia akan memanfaatkan dengan baik

"Tidak perlu, lagian saya sudah tidak percaya sama kamu! Saya lagi cari bukti, jika nanti terbukti kamu terlibat atas kejadian malam itu, saya pastikan kamu akan menyesal Widia!"

Widia terlihat ketakutan, wajahnya berubah pias, terlebih ancaman Adrian terdengar mengerikan

"Kamu ngomong apa sih mas?"

Adrian tak menjawab, pria itu melanjutkan langkahnya meninggalkan istri keduanya yang masih berdiri disana

Widia mengikuti langkah suaminya diam-diam, wanita cantik itu berdiri dibalik tembok, melihat bagaimana suaminya mengeluarkan jus jeruk dari dalam kulkas dan menuangkannya dalam gelas

Wajah Widia seketika berbinar, saat melihat sang suami masuk kekamar mandi dan membiarkan gelas berisi jus jeruk itu diatas meja, sepertinya suaminya itu kebelet

Tak ingin membuang kesempatan, Widia mendekat, mengeluarkan botol kecil yang ia bawa di sakunya, mengeluarkan dua buah obat laknat tersebut dan memasukkannya kedalam gelas milik suaminya, mengaduknya sebentar agar obat tersebut cepat larut kemudian ia segera pergi sebelum suaminya selesai dengan urusannya dikamar mandi

Adrian keluar, mengambil jus jeruk itu lalu meneguknya sedikit tanpa rasa curiga

Pria tampan itu lalu kembali keruang tengah dimana televisi masih menyala, ia melihat tak ada lagi Widia disana, Adrian yakin jika wanita itu pasti telah berada dikamarnya dan Adrian tak peduli

Adrian duduk santai, pria tampan itu lalu memainkan ponselnya sambil senyum-senyum sendiri, Adrian tengah berkirim pesan dengan Sekar sang istri

Adrian mulai merasakan panas pada sekujur tubuhnya, perasaan aneh itu datang lagi. Adrian menatap curiga pada jus jeruk yang tinggal setengah itu

"Sial!" Adrian mengumpat saat kembali merasakan gejolak aneh pada tubuhnya

Adrian hendak ke kamarnya, mandi air dingin sepertinya akan membantu, namun Widia berdiri diujung tangga dengan penampilan yang begitu menggoda

Sebuah lingerie seksi berwarna merah menyala menghiasi tubuhnya disiang hari yang sama menyalanya

"Kamu pasti mencampur sesuatu pada minuman saya kan?" Tubuh Adrian bergetar, keringat mulai membasahi keningnya, dengan gaya sensual, Widia menyeka keringat sang suami membuat pria yang tengah bergelora itu mundur

"Menjauh dari saya!"

Bukannya menjauh, Widia kian mendekat, ia mulai membelai rahang tegas suaminya dengan jemarinya yang lentik, membuat Adrian reflek menutup matanya