( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 320
Penghinaan mutlak. Keheningan total.
Di alun-alun Istana Naga Primordial, ribuan jenius dari lima klan menahan napas mereka, menyaksikan pemandangan yang tak terbayangkan. Empat dari lima penguasa agung mereka Raja Harimau, Nyonya Phoenix, Master Qilin, dan Patriark Kura-kura berdiri membeku, aura mereka kacau, dikalahkan bahkan tanpa sang penantang menghunus pedangnya.
Raja Bai Hu (Dou Di 6) mengerang kesakitan, memegangi lengannya yang hancur, matanya yang buas kini dipenuhi oleh keterkejutan dan... ketakutan.
Di puncak tangga, Tao Ti (Dou Di 7), Jenderal Naga Api Biru Merah, berdiri sendirian. Ia telah menyaksikan semuanya. Ia melihat Domain Fisik Absolut Tian Feng dengan mudah menetralkan empat serangan Dou Di gabungan. Ia melihat satu pukulan fisik murni menghancurkan pertahanan dan tulang-tulang Raja Harimau.
Ia menatap Tian Feng. Matanya yang berapi-api tidak lagi dipenuhi amarah, melainkan badai emosi yang rumit kekaguman, keraguan, dan pemahaman yang menyakitkan.
"Sekarang," suara tenang Tian Feng bergema, ditujukan hanya padanya. "Apakah kita masih perlu melanjutkan sandiwara ini, Jenderal?"
Seluruh Alam Naga menunggu jawaban sang Jenderal terkuat.
Tao Ti memejamkan matanya sejenak. Ia teringat sumpah abadinya pada Kaisar Long Yuan. Ia teringat tiga puluh ribu tahun penantian yang sia-sia. Dan ia melihat sosok di depannya Segel Kaisar yang tak terbantahkan, dan kekuatan yang bahkan lebih tak terbantahkan lagi.
Perlahan, ia membuka matanya. Seluruh keraguan lenyap, digantikan oleh kesetiaan absolut yang telah lama tertidur.
Ia tidak berjalan. Ia melayang turun dari puncak tangga, mendarat dengan lembut di depan Tian Feng, mengabaikan empat pemimpin klan lainnya.
Di bawah tatapan ngeri Raja Bai Hu, di bawah tatapan tak percaya Nyonya Feng Huang, di bawah tatapan kaget Xu Zhao...
Tao Ti, sang Jenderal terkuat, Penjaga Tahta, eksistensi Dou Di Bintang Tujuh yang legendaris... dengan perlahan dan khidmat, berlutut dengan satu kaki.
Ia menundukkan kepalanya yang sombong untuk pertama kalinya dalam tiga puluh ribu tahun.
"Jenderal Naga Api Biru Merah, Tao Ti," suaranya bergema, kini dipenuhi oleh getaran emosi yang dalam. "Gagal mengenali keagungan Anda. Hamba... memohon pengampunan... Kaisar-ku."
Jika kemenangan fisik Tian Feng adalah sebuah gempa bumi, penyerahan diri Tao Ti adalah dunia yang terbelah.
Xu Zhao (Dou Sheng 1), yang menonton dari pinggir, tertawa terbahak-bahak. "HAHAHA! AKHIRNYA!" Ia melangkah maju, auranya meledak. "APA YANG KALIAN TUNGGU, PARA RAJA YANG SOMBONG?! BERLUTUT DI HADAPAN KAISAR KALIAN!"
Keempat pemimpin klan lainnya terhuyung. Tao Ti... telah tunduk. Permainan telah berakhir.
Nyonya Feng Huang (Phoenix) adalah yang pertama. Wajahnya yang cantik memucat, tetapi ia menelan harga dirinya. Ia melangkah maju dan berlutut. Diikuti oleh Master Qing Luan (Qilin) yang menghela napas panjang dan Patriark Xuan Wu (Kura-kura) yang perlahan menundukkan kepalanya.
Hanya Raja Bai Hu yang tersisa, masih berdiri, gemetar karena campuran rasa sakit dan malu.
"Bai Hu!" geram Tao Ti, masih berlutut tetapi auranya kini mengunci sang Raja Harimau.
Dengan erangan frustrasi yang menyakitkan, Raja Bai Hu akhirnya menundukkan kepalanya yang sombong, berlutut dengan satu kaki dan tangan yang terluka. "Klan... Harimau Putih... mengakui... Yang Mulia."
Melihat kelima pemimpin agung mereka, lima Dou Di terkuat di alam mereka, berlutut... kerumunan ribuan jenius muda di sekeliling alun-alun tidak bisa lagi menahannya. Seperti gelombang pasang, mereka semua jatuh berlutut, membenturkan dahi mereka ke tanah batu giok emas.
"KAMI MENYAMBUT KAISAR NAGA!"
"SEMOGA YANG MULIA HIDUP ABADI!"
Raungan kesetiaan yang tak terbayangkan mengguncang fondasi Alam Naga. Setelah tiga puluh ribu tahun, kekacauan, dan perpecahan... mereka akhirnya memiliki seorang pemimpin.
Tian Feng menatap lautan sosok yang bersujud di hadapannya. Ia merasakan beban yang tak terbayangkan mendarat di pundaknya.
Ia melangkah maju dan meletakkan tangannya di bahu Tao Ti. "Berdiri, Jenderal." Ia menatap empat pemimpin lainnya. "Kalian juga. Berdiri."
Ia berbalik menghadap kerumunan. Auranya yang tenang namun tak terbantahkan menyapu mereka. "Berdirilah. Era berlutut telah berakhir."
Perlahan, para jenius dan tetua itu bangkit, menatapnya dengan kekaguman yang fanatik.
"Alam Naga telah tertidur terlalu lama," suara Tian Feng bergema di seluruh istana.
"Kalian bersembunyi di sini, bertengkar memperebutkan sisa-sisa kejayaan masa lalu, sementara dunia di luar—l Dunia Fana dan Alam Abadi telah melupakan rasa takut mereka."
"Musuh-musuh kita," lanjutnya, matanya berkilat dingin, "Aula Jiwa Bayangan... Klan Kuno Zu... mereka semakin kuat. Mereka mengira kita telah punah."
Ia menatap Tao Ti, lalu Bai Hu. "Hari ini, itu berubah. Di bawah pemerintahanku, Alam Naga tidak akan lagi bersembunyi."
"Tao Ti, kumpulkan Dewan Tetua Naga. Aku ingin laporan penuh tentang kekuatan kita."
"Xu Zhao, kau akan melatih para jenius muda ini. Gayamu yang kasar akan berguna."
"Raja Bai Hu," ia menatap harimau yang terluka itu—"sembuhkan dirimu. Aku butuh cakarmu yang tajam, bukan kesombonganmu yang rapuh."
"Bersiaplah," katanya pada mereka semua. "Perang akan datang ke dunia ini. Dan kali ini... kita yang akan memulainya."
menjadikan anaknya tumbal kebangkitan,,,💪💪💪Tian cepat datang