Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Monyet pengganggu
Vika...
Vika....
"Keluarlah dan datang padaku, kamu adalah bagian dari kami dan seharusnya tetap berada bersama kami, kembalilah dan jadilah wadahku"
Bisik suara yang terus terdengar di telinga Vika, malam itu Vika di minta untuk tidur di kamar tamu yang berada di samping kamar Zaira adik dari Zaki yang sudah menikah dan ikut suaminya tinggal di tempat Abraham Kakek dari Zaki.
"Tidak, aku sudah aman sekarang, pergilah kamu ke tempat di mana orang orang itu menyembahmu, aku tidak akan kesana lagi" gumam Vika
"Kamu tidak akan mudah keluar dari perkumpulan kami, meski sekarang kamu tidak di sana lagi, kamu masih jadi bagian dari kami" ucap suara di telinga Vika
"Pergilah, aku tidak peduli lagi dengan kalian, aku akan hidup dengan baik sekarang, kamu sudah punya incaran baru kan sekarang"
"Jadi kejar saja dia" jawab Vika
Brak.
Rrooaarrrr.
Terdengar suara seperti lemparan benda di pintu masuk rumah Samuel dan juga Geraman dua anak si meong. Kedua anak harimau itu terus menggeram di depan pintu masuk karena merasakan adanya bahaya di luar sana.
"Astagfirullah.. apa itu mas?" Tanya Kamila yang masih belum tidur.
"Akan aku lihat, sepertinya anak anak si meong juga tidak tenang malam ini" jawab Samuel
Samuel keluar, dan ternyata Zaki juga sudah ada di bawah mengecek apa yang membentur pintu rumah mereka begitu keras.
"Apa kamu turun karena mendengar suara itu juga?" Tanya Samuel
"Iya Pi, tapi saat Zaki telepon om Kean, katanya di luar tidak ada siapa siapa, dia juga tidak mendengar suara keras itu" jawab Zaki yang sedang menenangkan anak anak si meong.
"Gaga dan Safa, tenanglah, di luar aman, kalian bekerja dengan baik, istirahatlah" ucap Samuel mengusap bulu harimau yang berusia lima tahun itu.
"Go"
Zaki memerintahkan harimau harimau itu untuk pergi dan masuk ke kamar mereka, saat malam, pintu keluar akan di tutup untuk menghindari kedua harimau itu kabur atau mengganggu penghuni perumahan disana.
"Vika, kamu juga terbangun?" Tanya Zaki saat dia hendak kembali ke kamarnya dan melihat Vika berada di ujung tangga dengan wajah penasaran melihat interaksi Zaki dengan dua harimaunya.
"I.. iya, saya terbangun karena penasaran, apa mereka tidak pernah menggigit?" Tanya balik Vika
"Mereka jinak, tapi hanya pada orang orang tertentu saja, tidak pada semua orang, jadi jangan sembarangan mendekati mereka" jawab Zaki.
"Iya" Vika mengangguk dan kembali ke kamarnya
"Dia terlihat tidak tahu apa apa" bisik Samuel
"Tapi Zaki yakin, dia tahu sesuatu tentang sosok itu pi" jawab Zaki
......................
Di kamar Aurora.
Tok. Tok. Tok.
Ketukan terdengar dari kaca jendela kamar Aurora, bahkan ketukan itu terus terdengar dari mulai pelan sampai ketukan kencang.
"Siapa?" Gumam Aurora
Ceklek.
"Ola kamu tidur dengan mommy dan Daddy saja, jangan sendirian" ucap Gafi masuk ke kamar Aurora
"Tapi bang, ada yang ketuk ketuk jendela kamar Ola" jawab Aurora
"Itu bukan manusia, ayo ke kamar mommy, atau kamu mau tidur dengan Abang?" Tanya Gafi
"Mommy pasti sedang menemani Altair dan Andromeda bersama Daddy, Ola tidur dengan Abang saja" jawab Aurora
"Ayo, bang Khalid juga ada di kamar Abang, kami sedang membicarakan masalah tangan yang ada di kelas Andromeda" balas Gafi
"Ola ikut" rengek Aurora
"Tapi kamu masih dalam masa haid, itu bahaya, beda kalau kamu sudah bersih" jawab Gafi.
Ceklek.
Pintu kamar Gafi di buka, dan Khalid melambaikan tangannya pada Aurora agar duduk di sampingnya, Aurora mendekat, mereka memang selalu punya cara untuk menenangkan pikiran mereka dengan cara mengobrol atau hanya sekedar duduk bertiga saja tanpa melakukan apa apa.
"Terus rencana Kalian apa? Supaya tahu dimana badan si tangan usil itu?" Tanya Aurora
"Kami berencana untuk mencari orang itu dulu, semoga saja dia belum pindah rumah, gedung itu sudah berdiri sejak kita masih SD, berarti sudah lama sekali" ungkap Khalid
"Iya, dalam waktu itu pasti sudah banyak yang berubah bang" jawab Gafi
"Kita pastikan saja dulu besok" jawab Khalid
"Ola sebaiknya kamu ti..... Lah sudah tidur saja" ucap Khalid terkekeh karena Aurora tertidur di sampingnya dengan meringkuk seperti kucing, bahkan Nana juga ikut tertidur di sampingnya.
"Mahluk itu tadi mengetuk kaca jendela kamar Aurora, Gafi takut kalau sampai nanti dia menyerupai kita atau siapa saja yang dekat dengan Aurora" ucap Gafi
"Mungkin dia bisa mencium darah dari Aurora yang sedang datang bulan, jadi makhluk itu terus mengikuti Aurora, dia juga bahkan mengganggu ruang UKS, berarti dia juga bisa mencium keberadaan janin di ruangan itu" jawab Khalid.
"Gafi ingin melenyapkan dia" ucap Gafi
"Nanti akan kita cari cara supaya kamu bisa menyentuh mahluk itu tanpa di sadari mahluk itu, dia sepertinya tahu kemampuan kamu" jawab Khalid.
"Aurora.. apa darahnya begitu harum, sampai banyak mahluk halus yang mendekati dia saat dia sedang datang bulan" gumam Gafi
"Abang juga tidak tahu, sejak pertama datang bulan, dia sering pingsan karena terus di datangi mahluk halus" jawab Khalid mengusap rambut Aurora
*******
Pagi hari di rumah keluarga Sagara.
"Assalamu'alaikum" sapa Zaki yang masuk bersama Vika
"Wa'alaikumussalam.. Zaki, Vika, sini sarapan" jawab Safira yang sedang menyiapkan sarapan.
"Kak Gara mana kak?" Tanya Zaki
"Masih di atas bersama anak anak" jawab Safira
Safira menatap Vika yang terlihat sudah rapi dengan pakaian seragam sekolah miliknya, tapi ada satu yang menarik perhatian Safira, kalung berbandul merah yang di pakai Vika terlihat terus bersinar di mata Safira.
"Lepaskan kalung itu, kalau perlu buang jika kamu ingin bebas" ucap Safira tegas
"Tidak" jawab Vika
"Berarti memang kamu yang memeliharanya, ingat Vika, dia bisa saja mencelakai kamu" ucap Safira.
"Saya tidak memelihara apapun" jawab Vika
"Tapi kamu membawanya kemanapun, yang kamu pakai itu adalah rumahnya, dan makannya adalah darah dan juga janin bayi, harusnya kamu juga tahu, kalau kamu ingin bebas dari mahluk itu, bukan dengan cara kamu membawanya kemanapun" ungkap Safira
"Jika seperti itu, kamu membahayakan semua orang, dan mahluk itu akan semakin memanfaatkan kamu" ucapnya lagi
"Tapi ini kalung turun temurun dari leluhur saya" jawab Vika
"Semua penduduk di kampung kamu punya kalung itu, dan kalung itu adalah simbol kalau kamu adalah bagian dari mereka" balas Safira
"Vika, sebaiknya kamu buka saja kalungnya, kalau memang membahayakan banyak orang, saya tidak mau ambil resiko" bujuk Zaki
"Tapi... Nanti saya akan sakit, jika kalung ini di buka saya akan sakit" jawab Vika
"Itu adalah pengaruh dari ilmu hitam yang di miliki dukun di kampung kamu, dia membuat semua warga kampung disana percaya, bahwa jika sampai kalung itu di buka, maka kalian akan celaka"
Deg.
Vika terkejut, kenapa Safira bisa tahu apa yang terjadi di kampungnya, bahkan tentang dukun yang selama ini menjadi pemimpin di kampung itu, dengan menggunakan banyak tumbal bayi ataupun janin dari para warga disana.
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭