NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah sangka

  Mata coklatnya lekat-lekat memandangi wajah Arumni, saat Arumni mengantarnya ke luar. Kecantikannya terpancar secara alami, seperti belum tersentuh skincare. Kesederhanaan dalam diri Arumni laksana magnet bagi Adit. Lekuk tubuhnya yang ramping, dan wajahnya yang imut, menyamarkan bahwa Arumni adalah seorang istri.

  Arumni berjalan dengan pikiran kosong, ia bahkan tak sadar mengantar Adit sampai ke parkiran. Adit yang memang ingin selalu dekat dengan Arumni, hanya diam seolah mengambil kesempatan.

  Langkah Arumni terhenti saat ia tepat di pintu masuk parkiran. Arumni jadi tersipu malu saat menyadari dirinya berada di sana. Dengan rasa gugup, Arumni menutup mulutnya saat tertawa, Adit pun ikut tertawa melihat Arumni.

   "Maaf, kenapa aku bisa sampai di sini, ya?" Arumni tertawa kecil sambil menepuk jidat mengaruk punggung leher, hingga menutup mata dengan telapak tangannya.

  Adit ikut tertawa melihat tingkah lucu Arumni, bagaimana bisa wanita semuda Arumni melamun sampai segitunya, apa yang dia pikirkan?

  "Tidak masalah." kata Adit menyembunyikan seringai. "Arumni, boleh aku minta nomor HP mu?" sambung Adit.

  "Untuk apa, mas?" Arumni bertanya balik karena merasa aneh, untuk apa Adit memintanya?

  "Yah, siapa tahu besok-besok akan berguna." jawab Adit santai.

  Arumni berpikir mungkin tidak ada salahnya mereka saling bertukar nomor, siapa tahu akan berguna dikemudian hari.

  Adit memberikan ponselnya agar Arumni mencatat nomornya ke dalam daftar kontak Adit. "Catat di sini, ya? biar nanti aku hubungi kamu." ucapnya saat memberikan ponselnya.

  Ada rasa ragu dalam hati Arumni, ada rasa takut dengan Adit yang belum lama ia kenal, bahkan status Arumni yang menjadi istri Galih, seolah tidak pantas berteman dengan pria lain yang baru ia kenal.

  "Kenapa?" tanya Adit, saat melihat Arumni ragu dalam mengetik nomornya. "Kamu takut?"

  Arumni menggelengkan kepalanya.

  "Catat saja Arumni! siapa tahu akan berguna di kemudian hari."

  Arumni pun menganguk sambil mengetik nomornya, ia memberikan ponsel Adit secara perlahan.

  Adit meneliti ponselnya, "Terimakasih!" ucapnya sambil tersenyum manis, lalu pergi meninggalkan Arumni, dan kembali dengan tugasnya.

  Tak ingin memiliki pikiran yang berlebihan pada Adit, Arumni memilih mengabaikan perasaannya dengan fokus kembali pada ibu mertuanya.

  **

  Sepulangnya Adit ke rumah, Adit segera membersihkan diri. Hawa dingin kota Wonosobo membuatnya ingin berendam di air panas. ia menyandarkan tubuhnya di Bath up dengan kepala menengadah ke langit-langit kamar mandi.

  Dalam posisi senyaman itu, sudut bibirnya melengkung membentuk bulan sabit, kala wajah Arumni tiba-tiba terlintas di pikirannya, tak dapat dihindari. "Cundamani!" lirihnya.

  Biasanya saat tidak bertugas malam, Adit selalu mengunjungi kedai pak Beni, namun entah mengapa kini rasanya berbeda. Saat mengunjungi kedai pak Beni tak lagi menjumpai Arumni, membuat Adit merasa kurang bersemangat berada di sana. Malam ini ia lebih memilih menatap layar ponsel, mencari nomor Arumni yang tadi siang disimpan sendiri oleh Arumni dalam daftar kontaknya.

  Senyum senyum sendiri saat Adit menganti nama Arumni menjadi Cundamani dalam daftar kontaknya. Ada rasa ingin menghubungi, namun ia teringat ibunya Arumni akan pulang malam ini juga. Tak ingin menganggu, Adit pun menahan keinginannya untuk tidak menghubungi Arumni dulu.

  **

  Saat bu Susi baru pulang, Arumni begitu sibuk menyiapkan tempat istirahat ibu mertuanya. Baru saja Arumni akan membersihkan diri, tiba-tiba ponselnya berdering. Arumni segera mengambil ponsel yang masih berada di dalam tasnya. Tidak lain itu dari Galih.

  Arumni mengeser tombol hijau demi menghubungkan pangilan. "Hallo, mas!" jawabnya dengan suara serak.

  Hatinya berapi-api saat menahan sebuah pertanyaan sejak siang tadi. Tanpa basa basi Galih langsung mempertanyakan maksud kedatangan Adit ke rumah sakit. "Tadi polisi itu datang ke rumah sakit, ya? untuk apa?" suara lembutnya menahan sesak di dada.

  "oh, jadi yang di maksud polisi oleh mas Galih, ternyata mas Adit?" bisik Arumni dalam hati.

  "Oh, kamu tidak mau menjawab, jadi sekarang kamu sudah sangat dekat dengan polisi itu?" Galih kembali bertanya sebelum Arumni sempat menjawab.

  Arumni menghela napas. "Mas, kalau yang kamu maksud mas Adit, dia itu hanya pelanggan pak Beni." Arumni mencoba menjelaskan.

  "Oh, jadi namanya Adit?" urat lehernya terlihat jelas saat Galih mengatakannya.

  "Memangnya kenapa sih, mas?"

  "Kamu bilang kenapa? dia itu sudah pasti sedang mendekati kamu, Arumni!" Tegas Galih di ujung telpon.

  Hening! Tak ada tanggapan dari Arumni membuat Galih tersadar jika ucapannya menyakiti Arumni, dan ia tak sanggup kehilangan Arumni.

  "Ma- maafkan aku, Arumni. Aku tidak ingin kehilangan kamu, aku tidak sanggup!" Sesak rasa dada Galih.

  "Aku harus bagaimana, mas?" napasnya tercekat saat Arumni mengatakan. Sesungguhnya Arumni jauh lebih sakit, namun kini lukanya tak lagi bising, ia tahan-tahan sekuat tenaga, menyamarkan rapuh di hatinya agar dunia dapat melihat Arumni baik-baik saja.

  "Jauhi dia, ya?" Lirih Galih.

  Dalam mata tertutup Arumni menjatuhkan butiran krisal, memutus panggilan tanpa kata. Arumni menjatuhkan tubuhnya ke sofa, ia menutup wajah dengan tangannya, namun justru bayangan Adit yang terlintas.

  "Astaghfirullah!" Arumni segera tersadar lalu membasuh wajahnya di wastafel.

  **

  Hingga tengah malam Adit belum juga tertidur, singkatnya kebersamaan siang tadi seolah mengubah dunianya. Kegelisahan pun menemani malamnya.

  Adit jadi mengeser-geser layar ponsel, mencari akun media milik Arumni, namun ia sama sekali tidak menemukannya. Diantara banyaknya nama Arumni, tidak ada Arumni yang Adit maksud dalam berbagai media sosial.

  Adit bertanya pada dirinya sendiri. "Apa Arumni tidak punya akun media sosial?"

  Adit jadi mengira-ngira bahwa Arumni memang wanita rumahan yang tidak tertarik dengan kemajuan jaman. Namun rasa gelisah mendorongnya ingin tahu. "Kalau pak Arif dan bu Susi ngak mungkin punya akun media sosial, apa mungkin kakaknya? ah, iya aku coba cari milik Galih, siapa tahu ada."

  Begitu pun dengan Galih, diantara banyaknya nama Galih tidak satupun milik Galih yang Adit maksud. "Sepertinya keluarga pak Arif memang tidak menggunakan media sosial." pikir Adit.

  Jam satu.

  Jam dua.

  Jam tiga malam, rasa kantuk baru saja membawa Adit ke alam mimpi.

  "Cundamani!!" Teriak Adit saat terlonjak dari tidurnya, rupanya ia bermimpi tentang Arumni.

  "Mimpi? apa tadi itu aku bermimpi? jam berapa ini?" Adit mengucek matanya untuk memperjelas penglihatannya.

  Manik hitamnya membulat, kala ia menatap jam dinding menunjukan pukul 07.30 wib. "Jam setengah delapan? oh ya ampun aku bisa terlambat!" ucapnya sambil terburu-buru ke kamar mandi.

  Tiga puluh menit untuk bersiap membuat Adit kehabisan waktu untuk sarapan. Ia terpaksa membeli makan ringan di jalan, namun tanpa sengaja Adit berpapasan dengan Arumni yang juga baru saja membeli kue untuk ibu mertuanya.

Adit tersenyum saat melihatnya. "Arumni, kamu di sini?"

"Iya mas, aku baru saja membeli kue untuk ibu." jawab Arumni dengan suara lembutnya. "Maaf mas, aku harus segera pulang." Arumni jadi agak menghindar saat ia teringat kata-kata Galih semalam.

Adit masih berdiri memandangi hingga Arumni menghilang di ujung jalan. "Oh ya, aku sudah terlambat!" Adit kaget secara tiba-tiba saat teringat jam tugasnya, ia pun segera membeli kue lalu berangkat bertugas.

...****************...

1
cica 45
Ceritanya makin seru dengan kehadiran seorang perwira polisi. sukses selalu buat authornya dari Wonosobo. Aku suka aku suka 🤩🤩🥳🥳💝💝💝💝💝 🌟🌟🌟🌟🌟
kalea rizuky
dukung pebinor gass dit pepet teros abis ne jg janda kok dia
kalea rizuky
cpet cerai lah jangan bkin arumi oon
Hanipah Fitri
sabar ya Dit, ditunggu aja, nanti juga insyaallah Arumi jadi istrimu
Hanipah Fitri
kapan Arumi nya ambil tindakan, Thor cerita mu bagus tapi Arumi nya sangat lemah
Restu Langit 2: Tunggu saat Galih mentransfer uang, Arumni akan meminta itu sebagai nafkah terakhir ☺
total 1 replies
Hanipah Fitri
Arumi kalau memang kamu sdh mati rasa dgn galih kenapa gak dilepas aja dari pada menggantung lama
Hanipah Fitri
nah ini mertua yg pengertian.
Hanipah Fitri
ayi Adit yg giat ya dekati Arumi
Hanipah Fitri
Mita suami mu itu serakah pingin memiliki kedua dua nys
Hanipah Fitri
makin rumit
Hanipah Fitri
kasihan ya, kenapa Arumi sabar banget
Hanipah Fitri
Ribet amat si loh Galih, katanya nikah dgn Mita karna terpaksa tapi malah berlanjut hingga hamil
Hanipah Fitri
si Galih cemburu, dasar laki laki egois
Hanipah Fitri
sepertinya Adit jodoh Arumi tuk kedepan nya
Hanipah Fitri
Adit sebaiknya kamu cari tau dulu ya siapa Arumi itu
Hanipah Fitri
wah si galih memang harus di jewer kupingnya ya, katanya mau menceraikan si Mita, tapi sempat sempat nya sambil nelpon Arumi malah di usap usap kepala si Mita, bilang aja Galih bahwa cinta mu sdh terbagi.
malah seperti nya kau lebih berat dgn Si Mita daripada dengan Arumi
Hanipah Fitri
Arumi tertutup amat sih
Hanipah Fitri
sabar Arumi
Hanipah Fitri
Mungkin kah galih akan menceraikan Mita sementara mereka ada ansk
Hanipah Fitri
kalau sdh tau anakmu mendua apa yg akan kalian lakukan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!