ini tentang hubungan yang tidak mudah, dimana seseorang yang belum bisa melupakan masa lalunya.
maka janganlah mencintai orang yang belum pernah selesai dengan masalalu nya, karena sekuat apapun kamu berjuang kalau di dalamnya masih ada seseorang, percuma.
pernahkah kamu berada di titik ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. ngaca
Matthew menatap lekat kearah istrinya yang sedang sibuk memasangkan dasi untuknya, Arumi segera menghindar saat Matthew hendak menciumnya.
tidak terima Matthew segera menarik pinggang istrinya lalu mencium bibirnya dengan gemas, Arumi memberontak sambil memukul dada Matthew.
" cup "Matthew melepaskan ciumannya sambil tersenyum senang, sementara Arumi terlihat cemberut sambil lanjut merapikan dasi Matthew.
" aku ingin kamu resign dari pekerjaan mu "ucap Matthew sambil menatap kearah istrinya.
" baiklah, ini hari terakhir aku bekerja "ucap Arumi sambil merapihkan jas suaminya.
" good girl "ucap Matthew sambil memegang kepala istrinya.
" yasudah ayok pergi "ajak Matthew sambil merangkul pinggang istrinya.
" iya "ucap Arumi sambil mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar.
( 15 menit kemudian )
mereka pun sampai di butik, Arumi melepaskan sabuk pengamannya lalu beranjak turun dari mobil.
" tidak salam dulu sama aku ?"tanya Matthew sambil menatap kearah istrinya,mendengar itu Arumi pun berbalik menoleh kearah Matthew sambil mengulurkan tangannya.
" aku kerja dulu "pamit Arumi sambil mencium tangan Matthew.
" nanti aku jemput "ucap Matthew, Arumi hanya mengangguk sambil membuka pintu mobil.
" satu lagi "ucap Matthew yang membuat Arumi kembali menoleh kearahnya.
" jangan dekat-dekat dengan pria bernama Nico, aku tidak suka "ucap Matthew dengan wajah cemberut.
" iya, apa ada lagi ?"tanya Arumi, Matthew menunjuk kearah bibirnya minta dicium.
Arumi menoleh kearah sekitar memastikan tidak ada orang yang melihat mereka,baru ia mendekat untuk mencium singkat bibir Matthew.
" aku pergi dulu "ucap Arumi sambil turun dari mobil, melihat itu Matthew hanya tersenyum geli sambil melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
Matthew masuk kedalam kantor dan berjalan menuju ruangannya, William ikut masuk kedalam sambil membawakan setumpuk berkas di tangannya.
" ini ada berkas yang harus ditangani pak "ucap William sambil meletakkannya di atas meja.
" apa jadwal hari ini ?"tanya Matthew sambil memeriksa berkas tersebut.
" siang ini ada meeting dengan investor dari luar negeri, dan sorenya ada meeting dengan perusahaan Mahesa grup pak "ucap William sambil memeriksa tablet nya.
" itu saja ?"tanya Matthew sambil menutup kembali berkas yang sudah ditandatanganinya.
" iya pak "ucap William
" kau boleh pergi "ucap Matthew sambil membuka laptopnya.
" baik pak "ucap William sambil mengambil berkas yang sudah ditandatangani oleh bosnya lalu kembali ke meja kerjanya.
...**...
Karina datang ke sebuah butik dan terkejut melihat Arumi bekerja di sana.
" jadi kau bekerja disini ?"tanya Karina sambil tersenyum mengejek.
" astaga,kok bisa Matthew menikahi gadis kampung seperti mu ?"ucap Karina yang tidak habis pikir.
Arumi memilih untuk tidak meladeni Karina karena tidak ingin membuat keributan di tempat kerjanya.
" silahkan berbelanja, kalau tidak silahkan pergi dari sini !"ucap Arumi sambil berbalik pergi, Karina yang kesal segera menarik tangan Arumi lalu...
" plak !"Karina menampar pipi Arumi dengan keras.
Arumi menoleh kesamping sambil memegang pipinya yang memerah, mereka jadi tontonan orang-orang yang ada di sana.
" dasar cewek kampung, seharusnya kau sadar diri, kau itu samasekali tidak pantas untuk Matthew !"cerca Karina dengan marah.
Arumi mengepalkan tangannya lalu berbalik menatap kearah Karina.
" plak,plak !"Arumi balas menampar kedua pipi Karina, hingga membuat Karina terkejut sambil memegang pipinya.
" kau bilang apa tadi ? Aku tidak pantas untuk Matthew ?"tanya Arumi sambil menatap tajam kearah Karina.
" terus kau pikir dirimu pantas untuk Matthew ?, seharusnya kau itu ngaca !, karena kau itu tidak lebih baik dari aku "ucap Arumi dengan kesal.
" kau !"ucap Karina dengan marah hendak menampar Arumi.
Arumi segera menahan tangan Karina sambil memutar nya kebelakang, membuat Karina tidak bisa berkutik.
" berhenti mengganggu ku, karena aku tidak akan tinggal diam !"peringat Arumi sambil memegang tangan kedua tangan Karina.
" sekarang pergi dari sini sebelum kesabaran ku habis !"ucap Arumi sambil mendorong Karina.
Karina mengepalkan tangannya lalu berjalan keluar dari butik dengan wajah kesal dan malu.
" aku tidak menyangka kau bisa membalas tu cewek "ucap Leni sambil menghampiri Arumi.
" sudahlah, ayok kembali kerja "ucap Arumi sambil menghela nafas panjang.
" argh...sial !"maki Karina dengan marah sambil memukul setir mobilnya.
" aku akan buat perhitungan dengan mu,liat saja !"ucap Karina dengan penuh dendam, lalu menancap gas mobilnya pergi dari sana.
( sorenya )
Arumi keluar dari butik dan berjalan menghampiri Matthew yang sudah menunggunya di dalam mobil.
" ayok pergi "ucap Arumi sambil memasang sabuk pengamannya.
" iya "ucap Matthew sambil menyimpan ponselnya lalu mulai melajukan mobilnya.
" mau langsung pulang atau kemana dulu nih ?"tanya Matthew sambil menoleh kearah istrinya.
" kita pulang aja "ucap Arumi yang tidak mood untuk kemana-mana.
" itu pipimu kenapa ?"tanya Matthew yang melihat pipi kiri istrinya memerah.
" tidak apa-apa "ucap Arumi sambil memegang pipinya, tidak mungkin bilang kalau Karina menampar nya.
" coba lihat "ucap Matthew sambil memegang pipi istrinya.
" ada yang menamparmu ?"tanya Matthew sambil menatap kearah istrinya.
" aku enggak apa-apa, kamu yang fokus menyetir nya "ucap Arumi sambil mendorong wajah Matthew supaya melihat kearah jalan.
" benaran ?"tanya Matthew lagi
" iya "ucap Arumi sambil menyandarkan kepalanya di kursi mobil.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di rumah, mereka langsung berjalan menuju kamar.
Matthew melempar jasnya ke sofa lalu merebahkan dirinya di atas kasur sambil menghela nafas panjang, sementara Arumi masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
" klek "keluar dari kamar mandi Arumi melihat Matthew masih tiduran di atas kasur sambil bermain ponselnya.
Arumi berjalan menuju lemari untuk mengambil baju gantinya, saat hendak menutup kembali pintu lemari Arumi terkejut karena ada sepasang tangan yang memeluknya dari belakang.
ia semakin tegang saat Matthew mulai mencium bahu dan juga lehernya, Arumi segera menahan tangan Matthew yang hendak menarik tali jubah mandinya.
" aku ganti baju dulu "Arumi langsung ambil langkah seribu sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.
" sekarang kau bisa kabur, tapi tidak untuk nanti malam "ucap Matthew sambil menatap kearah pintu kamar mandi yang sudah tertutup.
Sementara di tempat lain, William terpaksa datang ke sebuah diskotik untuk bertemu dengan kliennya.
" maaf sudah membuat anda menunggu "ucap William sambil menghampiri kliennya.
" tidak apa-apa, silahkan duduk "ucap pak Daniel sambil menyeruput minumannya.
William duduk di sofa dengan risih melihat pak Daniel ditemani oleh dua wanita saksi.
" tuangkan minuman untuknya "perintah pak Daniel, wanita tersebut segera berpindah duduk di samping William sambil menuangkan minumannya.
" silahkan "ucap wanita tersebut tersenyum manis sambil memberikan segelas minuman kepada William.
" makasih "ucap William sambil mengambil lalu meneguk setengah.
" apa sudah bisa kita mulai meeting nya pak ?"tanya William yang tidak mau membuang-buang waktu.
" kalian keluar lah "ucap pak Daniel kepada para wanita saksi yang ada di sampingnya,setelah itu mereka pun memulai meeting nya dengan serius.