Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 charger yang hilang
Pukul delapan pagi, Amara telah terlihat rapi dengan dress selututnya berwarna hitam.
Sedikit sentuhan make up tipis mewarnai penampilannya saat ini.
Wanita itu nampak duduk dengan tenang di salah satu kursi meja makan.
Tak lama Mattew terlihat melangkah menuruni anak tangga sembari memakai arloji mahalnya.
Sampai di meja makan laki laki itu menghentikan langkahnya dan menatap tak berkedip ke arah Amara yang duduk di meja makan.
Dress berwarna hitam dengan sentuhan make up tipis di wajahnya membuat tampilan Amara sedikit berbeda menurut Mattew.
" kau berdandan ?!? " tanya Mattew menatap heran kepada Amara sekaligus raut tak suka.
Tak biasanya wanita itu berpenampilan serapi dan secantik itu di hadapannya selama ini.
Padahal yang ia tahu dulu...
Amara selalu memakai pakaian yang membuat penampilannya terlihat stylist dan fashionable.
" mau kemana kau ?! " cecar Mattew lagi.
Amara mengangkat kepalanya dan menatap Matte sinis.
" jangan katakan kau ingin mengingkari janjimu sendiri padaku...
aku sudah membayar kontan di muka kesepakatakan kita " jawab Amara ketus.
Mattew tertawa lebar...
" membayar kontan di muka apa ?! Itu baru depenya saja " jawab Mattew yang sontak membuat Amara melotot marah kepadanya.
" kau memang laki laki brengsek, pecundang...kata katamu tidak ada yang bisa di pegang " omel Amara yang kian membuat Mattew terbahak.
" sudah sudah...marah marah saja kau seperti wanita yang sedang datang bulan.
Panas telingaku mendengar ocehanmu " jawab Mattew sambil duduk di salah satu kursi di hadapan Amara.
Amara tanpa sadar memperhatikan penampilan laki laki di hadapannya itu.
Kemeja warna abu tua yang kancingnya di biarkan terbuka dua kancing di bagian atas diam diam membuat Amara meremang.
Ia mengakui,
Mattew memang sangat tampan, tubuhnya juga sangat seksi.
Pantas saja jika banyak wanita yang dengan rela melemparkan dirinya pada laki laki itu.
Contohnya Arzeta semalam.
" kenapa melihatku seperti itu ?! Kau mulai jatuh cinta padaku ?!? " tanya Mattew yang membuat Amara sontak mencebik.
" tidak akan dan tidak akan pernah..." jawab Amara ketus sambil membuang pandangannya ke tempat lain.
Sekarang gantian Mattew yang mencebik.
" kau tidak mau jatuh cinta padaku tapi setiap malam kau merintih di bawahku " ejek Mattew.
" tutup mulutmu busukmu itu Matt....!! " sentak Amara dengan wajah yang memerah antara marah dan malu.
" ha ha ha......." Mattew kembali terbahak hingga sudut matanya berair.
Melihat raut wajah Amara yang seperti itu sungguh lucu dan membuatnya gemas saja.
" sudah sudah....kau ini serius sekali, aku hanya bercanda " kata Mattew sambil mengusap air mata di sudut matanya.
Sementara itu Amara menatapnya tajam.
" katakan di mana pemakamannya ? " tanya Mattew kemudian.
" aku tidak tahu..." jawab Amara yang sontak membuat Mattew melotot kepadanya.
" apa maksudmu tidak tahu...?! apa sekarang kau sudah jadi orang tolol hah...... Kau bilang ingin menghadiri pemakaman sahabatmu tapi kau tidak tahu di mana dia di makamkan...?! " omel Mattew dengan nada sedikit menyentak.
" jangan jangan ini hanya akal akalanmu saja untuk membohongiku.... " lanjut Mattew sambil menatap Amara tajam.
" kau jangan berani macam macam padaku Amara..." kali ini kata kata Mattew bernada tajam setajam tatapan laki laki itu kepadanya.
" tidak..aku tidak memiliki niat apa apa selain ke pemakamannya
Tapi aku memang tidak tahu di mana dia akan di makamkan.
Aku berencana bertanya lebih dulu ke lapas " jawab Amara tegas dan sedikit takut.
" ckkk....kau ini memang menyusahkan saja, katakan siapa nama temanmu itu " tanya Mattew kemudian.
" Aprilia Sarah...." jawab Amara dengan cepat.
Mattew mengambil ponselnya dan nampak menghubungi seseorang.
( narapidana atas nama Aprilia Sarah di makamkan di mana ?! )
terdengar pertanyaan Mattew pada seseorang di seberang sana tanpa basa basi.
( ada apa kau bertanya tentang napiku ?! Jangan katakan hal itu karena wanita psikopat itu )
Jawab seseorang di seberang sana.
( jangan banyak tanya apalagi ikut campur urusanku,
Katakan saja atau aku akan....)
Mattew terdengar mulai mengancam.
( ya ya...baiklah baiklah....pemakaman khusus nara pidana lapas,
Dia tidak bisa di makamkan di pemakaman umum karena identitasnya tidak jelas, kau juga membutuhkan surat izin dariku untuk bisa masuk ke sana....
Datanglah ke kantor, aku akan menunggumu )
( jangan main main denganku sialan....suruh salah satu orangmu datang dan membawa surat itu padaku.
Jika tidak...maka kau akan tahu akibatnya )
( Matt....kau kejam sekali padaku, aku janji kau tidak akan datang dengan percuma,
aku akan membuatmu melayang nanti... )
( diam kau....lakukan saja tugasmu )
( ckk....Matt...kau tahu apa maksudku....kapan aku bisa benar benar merasakannya hemm.... ?!!! )
tanya seseorang di telephon itu lagi dengan nada manja.
Mattew menatap ke arah Amara di hadapannya. Tapi Amara sama sekali tidak menatap kepadanya.
( aku akan mencarimu saat aku membutuhkan kehangatanmu )
Jawab Mattew lagi dengan nada hangat dan lembut.
Diam diam ia berharap melihat reaksi Amara, tapi yang ia harapkan nyatanya tak kunjung ia dapatkan.
Hingga akhirnya.....
( sekarang...cepat lakukan yang aku minta )
Lanjut Mattew lagi kemudian dengan nada suara yang sudah berubah menjadi kasar kembali dan kemudian ia segera mengakhiri panggilannya.
Amara yang duduk di hadapannya masih diam membisu.
Ia tahu...siapa yang di hubungi oleh laki laki itu.
" tunggu sebentar...kau butuh surat izin untuk bisa masuk ke area pemakaman itu " kata Mattew dengan nada sebal namun itu justru sukses membuat Amara menoleh menatapnya.
" seseorang akan membawanya kemari " lanjut Mattew lagi sambil bangkit dari duduknya dan kemudian melihat ke sana kemari seperti sedang mencari sesuatu.
Tak lama Mattew nampak hilir mudik ke sana kemari.
" Sari....!! " panggilnya kemudian dengan suara sedikit keras.
Tak lama Sari datang dengan tergopoh gopoh.
" ya tuan muda...." jawab Sari.
" kau tidak lihat kabel charger ku ?! " tanya Mattew kepada Sari.
" kabel charger ?! " tanya Sari balik
" hemm...kabel charger dan power banknya, perasaan aku meletakkannya di tempat biasanya aku mengecash ponselku " kata Mattew lagi.
" tapi saya tidak melihatnya sejak saya datang tuan muda,
Mungkin...tuan muda lupa " jawab Sari dan ikut mencari.
Amara yang masih duduk di meja makan sana terdiam membeku.
" thing thong...." bel apartemen berbunyi ketika Mattew dan Sari tengah sibuk mencari kabel charger Mattew.
" kau lanjutkan mencarinya, batre ponselku hampir habis.
Biar aku yang membuka pintu " kata Mattew sambil melangkah ke arah pintu.
Cklek....
Mattew membuka pintu apartemennya dan segera ia melihat seorang petugas lapas berdiri di depan pintu.
" saya di minta memberikan surat izin ini kepada tuan muda Nix " kata petugas itu.
" itu aku...berikan padaku " jawab Mattew sambil menerima amplop coklat yang di ulurkan petugas itu di hadapannya.
Setelah itu petugas itu pun segera berlalu.
" kau jadi berangkat tidak ?! " Mattew sedikit berteriak ke arah Amara yang masih betah duduk di meja makan sana.
" iya..." jawab Amara cepat sambil bangkit kemudian melangkah ke arah Mattew yang masih berdiri di ambang pintu.
Amara menatap Mattew penuh tanya ketika laki laki menatapnya tak berkedip.
" apa ?! " tanya Amara bingung.
" lain kali tidak usah berdandan saat keluar rumah begini,
Penampilanmu sudah seperti jalang saja " omel Mattew dengan masih memindai penampilan Amara yang saat ini telah berada di dekatnya.
Telinga Amara seketika terasa panas mendengar kata kata Mattew.
" apa matamu buta ?! Penampilanku yang mana yang seperti jalang ?! " sentak Amara.
" ini...aku tidak suka kau mewarnai bibirmu seperti ini " jawab Mattew sambil mengusap kasar bibir Amara dan kemudian melumatnya cukup lama.
" emmppttt...." Amara berontak tapi Mattew terus melumat bibirnya hingga terasa kebas.
" jangan di ulangi lagi, aku tidak suka melihatnya..." kata Mattew sambil melotot ke pada Amara setelah melepaskan ciumannya.
Senyuman tipis tersungging di bibirnya ketika ia tak lagi melihat bibir Amara berwarna merah karena lipstik.
Amara mendengus kesal kepada Mattew.
" dasar gila..." umpat Amara tapi tak di hiraukan oleh Mattew.
" Sari...kau cari sampai ketemu charger itu " kata Mattew dan lagi lagi dengan sedikit berteriak.
" baik tuan muda " jawab Sari dari dalam.
" ayo....." ajak Mattew kemudian kepada Amara.
Amara mengerutkan keningnya menatap Mattew mendengar ucapan laki laki itu.
" ayo....?!!! " cicitnya dengan wajah chengo menatap Mattew.
" iya ayo...kau ingin kepemakaman temanmu kan ?! " tanya Matte dengan menatap Amara.
" i..i..iya...ta...ta..tapi..."
" tapi kenapa ?! "
" e maksudku...aku...aku, e...berikan surat izin itu padaku.
aku akan kesana sendiri " kata Amara yang sontak mendapat tatapan tajam dari Mattew.
" e maksudku...aku bisa kesana sendiri " ulang Amara.
" tentu saja kau bisa ke sana sendiri dan sekalian tidak kembali ke sini " jawab Mattew ketus.
" kau pikir aku bodoh ?! Kau ingin pergi ke sana sendiri dan kemudian kau tidak akan pernah kembali kemari kan ?! " tambah Mattew lagi sambil melotot menatap Amara.
" hei kau dengar ya Amara....aku mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi bisa mengeluarkanmu dari penjara itu.
Lalu kau pikir aku akan diam saja saat kau berencana ingin kabur dariku ?! " sentak Mattew lagi.
Amara terdiam membatu dengan tatapan mata yang tak berkedip ke arah Mattew.
" aku bersumpah aku pasti akan benar benar pergi dari sini suatu hari nanti Mattew...." ucap Amara di dalam hati sambil terus menatap tak berkedip kepada Mattew.
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗