NovelToon NovelToon
Perjodohan Yang Tidak Diinginkan

Perjodohan Yang Tidak Diinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cintapertama
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.

Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Bertengkar

Sagara begitu kesal pada adik tirinya yang menyebalkan itu. Bagi Sagara perkataan yang yang dilontarkan oleh sang adik adalah suatu penghinaan.

"Keluar kamu dari ruangan saya..." ucap Sagara.

"Hei kak... Kau tersinggung dengan ucapanku...? Aku hanya bergurau saja kak, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati..." sahut Ronald kembali tertawa.

"Oya kak, apa kamu sudah menyiapkan ruang kerja untukku...? Aku ingin ruang kerja yang nyaman. Ya minimal seperti ini lah..." ucap Ronal sambil melihat ke sekeliling ruangan.

Sagara hanya melirik ke arah sang adik tiri.

"Ruang kerja kamu ada di sebelah ruangan ini..." ucap Sagara.

"Apa...? di sebelah ruang ini...? Maksudmu bekas ruang kerja papa...?'' tanya Ronald.

"Tidak... Saya tidak mau... Ruangan itu terlalu sempit buatku. Saya tidak nyaman berada di ruang sempit seperti itu..." ucap Ronald.

Sagara menghela nafas mendengar penolakan sang adik.

"Bagaimana kalau kita tukeran ruangan kak. Saya yang menempati ruangan ini, dan kakak pindah ke ruangan sebelah...Bagaimana...?'' ujar Ronald.

"Jangan ngelunjak kamu Ronald...! Kamu pikir kamu siapa hah...!" seru Sagara mulai naik darah.

Lagi- lagi Ronald tertawa.

"Hei kak... Kamu tanya siapa saya...? Semua orang juga tahu kalau saya ini anak bungsu sekaligus anak kesayangan di keluarga Mandala...." ucap Ronald.

"Apa katamu...? Anak kesayangan keluarga Mandala...? Rupanya kamu tidak paham dari mana kamu berasal...." sahut Sagara.

Mendengar perkataan Sagara, Ronald tersenyum sinis.

"Kenapa kak, kakak mau bilang kalau saya ini anak dari istri ke dua tuan Daniel Mandala...? Begitu ...?" ucap Ronald.

"Lalu kakak membenciku dan mamaku karena itu...? Karena kakak menganggap kehadiran mama ku telah merusak kebahagiaan papa dan tante Laras...?" sambung Ronald lagi- lagi tersenyum sinis.

"Kakak boleh membenciku dan mama serta menganggap mamaku telah merebut papa dari tante Laras.Tapi kakak harus ingat satu hal, sebelum kehadiaran mamaku dalam kehidupan papa, tante Laras yang sudah mengkhianati papa terlebih dulu dengan berselingkuh...." lanjut Ronald.

"Tutup mulutmu Ronald....! Berani- beraninya kamu bicara hal buruk tetang mamaku...!" seru Sagara sambil menarik krah kemeja Ronald.

"Kenapa kak, memang kenyataannya seperti itu kan...! Semua orang juga tahu kalau tante Laras itu selingkuh di belakang papa....! Tante Laras sudah tidur dengan laki- laki lain hingga hamil...!" seru Ronald tak mau kalah dengan Sagara.

"Tapi kakak tidak mau terima soal itu...! Dan kakak justru selalu menghina mamaku dengan sebutan perempuan nakal dan menyebutku sebagai anak haram...!'' sambung Ronald.

"Padahal mama kamu sendiri yang murahan....! Mama kamu yang rela tidur dengan laki- laki lain padahal dia sudah mempunyai suami dan anak...!" lanjut Ronald.

"Tutup mulutmu b*ngsat...!'' Sagara langsung menonjok pipi Ronald karena dia sudah tidak bisa mengendalikan diri.

"Tuan..." tiba- tiba sekertaris Jo masuk ke raungan Sagara.

Sagara yang sedang dilanda emosi memberi isyarat pada sekertaris Jo agar tidak usah ikut campur. Sekertaris Jo pun hanya diam di dekat pintu.

"Kakak tidak terima aku mengatakan hal buruk tentang tante Laras... Tapi kakak sendiri yang selalu menghina mamaku dengan sebutan perempuan murahan...! Kamu pikir saya akan diam saja...! Tidak kak...tidak...!" seru Ronald sambil memegangi pipinya yang sakit akibat ditonjok Sagara.

Sedangkan Sagara masih menatap sengit ke arah Ronald.

"Harusnya kau bisa menilai sendiri siapa yang benar dan siapa yang salah kak. Kau lihat sendiri kan tante Laras meninggal dalam keadaan mengenaskan. Itu karena apa...? Karena dia kualat sudah mengkhianati suami yang baik seperti papa..." ucap Ronald.

"Hentikan omong kosongmu Ronald...!" seru Sagara dengan nada naik turun karena nafasnya memburu.

Sagara lalu memegang kepalanya yang tiba- tiba sakit karena bayangan masa lalu buruknya kembali menghantui pikirannya.

Di dalam ingatannya terlihat dengan jelas sang ibu tergelatak di lantai kamar mandi dengan tubuh bersimbah darah.

"Mah...mama...mama kenapa mah...! Kenapa mama berdarah...! Mama...! Mama....!"

"Sa..ga...ra..." ucap nyonya Laras hendak meraih tangan Sagara namun tidak kesampaian karena di saat bersamaan nyonya Laras meninggal di tempat.

Dan Sagara kecil terus menangis histeris melihat sang mama meninggal dengan cara mengenaskan.

"Hah...hah...hah...." Sagara terus memegangi kepalanya dengan nafas memburu dan wajah penuh keringat.

"Tuan...tuan...tuan tidak apa- apa...'' sekertaris Jo segera menghampiri Sagara.

Sedangkan Ronald langsung pergi begitu saja dari ruang kerja Sagara.

"Tuan... Kau tidak papa...?'' tanya sekertaris Jo hendak meraih tangan Sagara untuk membantunya duduk di sofa.

"Pergi...! Keluar kamu ...! Keluar...!" bentak Sagara tidak mau jika sekertaris Jo mendekatinya.

Sekertaris Jo pun akhirnya keluar dari ruang kerja Sagara. Sekertaris Jo berdiri di luar ruang kerja Sagara dan dari dalam terdengar teriakan kemarahan Sagara serta suara barang- barang berjatuhan. Karena khawatir, sekertaris Jo pelan- pelan membuka pintu ruang kerja Sagara dengan hati- hati.

Dan di dalam sana, terlihat Sagara sedang mengamuk sambil memecahkan barang- barangnya. Sekertaris Jo menatap nanar ke arah Sahara melalui celah pintu. Kemudian sekertaris Jo kembali menutup pintunya. Karena percuma saja jika dia memaksa menghampiri Sagara, karena dia pasti akan semakin marah.

Sekertaris Jo lalu kembali ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia berencana akan menemui Sagara kembali setelah emosinya mereda.

Sedangkan di ruang divisi keuangan, para pegawai sedang sibuk dengan pekerjaan masing- masing. Tiba- tiba seseorang berjalan melewati ruang divisi keuangan.

"Hust..'' Shaina memanggil Bimo.

Bimo pun menoleh.

"Itu siapa....?'' bisik Shaina.

Bimo pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Shaina.

"Oh itu... Itu adiknya tuan Sagara, namanya tuan Ronald...'' bisik Bimo.

"Oh..." sahut Shaina.

"Shaina..." ucap Fandi sang manager divisi keuangan.

"Iya pak..." jawab Shaina.

"Tolong kamu antarkan berkas ini ke ruangan tuan Sagara ..." ucap Fandi memberkan sebuah map berisi berkas.

"Baik pak..." jawab Shaina lalu bergegas pergi ke ruang kerja Sagara.

Namun setelah sampai di depan ruang kerja Sagara, Shaina mendengar suara aneh dari dalam. Seperti suara barang- barang yang dibanting.

"Hah...? Suara apa itu...?'' Shaina menempelkan telinga ke pintu.

"Ya ampun, apa yang terjadi di dalam...?'' ucap Shaina.

Dengan memberanikan diri, Shaina membuka pintu dengan perlahan.

"Hah...?'' Shaina melebarkan matanya sambil menutup mulut begitu melihat Sagara yang sedang mengamuk di dalam sana.

"Tuan kenapa...?'' batin Shaina.

Shaina lalu masuk ke ruang kerja Sagara karena dia khawatir dengan Sagara.

"Arrrkkhh... ! B*ngs*ttt... Dasar kurang ajar kalian...!'' Sagara menjatuhkan semua barang yang ada di atas meja kerjanya.

"Tuan...tuan kenapa...?'' antara takut dan khawatir Shaina mendekati Sagara.

"Tuan... ada apa tuan...? Kendalikan dirimu tuan...?" ucap Shaina.

"Pergi...! Pergi kamu dari sini...! Pergi...!'' Sagara marah begitu melihat Shaina masuk ke ruang kerjanya tanpa ijin.

"Ta...tapi tuan..."

"Pergi...!'' seru Sagara.

"I..iya..." Shaina mundur ke arah pintu.

"Aaarrkkkhh..." Sagara memegangi kepalanya seperti orang kesakitan.

"Tu..tuan..." Shaina kembali menghampiri Sagara karena tubuhnya terhuyung hampir jatuh.

Untung saja Shaina bisa menahan tubuh Sagara hingga dia tidak jatuh ke lantai.

"Aarrrkhh..." Sagara meringis.

"Darah...darah..." ucap Sagara.

"Hah...? Darah...? Tidak ada darah tuan...'" sahut Shaina.

"Ayo tuan... saya bantu tuan duduk di sofa..." ucap Shaina memapah Sagara berjalan menuju sofa.

"Duduklah tuan..." Shaina membantu Sagara duduk di sofa.

"Tuan , kau kenapa...?'' tanya Shaina duduk berhadapan dengan Sagara.

Sedangkan nafas Sagara masih memburu, dengan wajah penuh keringat.

"Tuan.. Apa yang terjadi ?'' Shaina mengusap keringat di dahi Sagara.

Sagara menatap wajah Shaina beberapa saat. Dan tanpa aba- aba Sagara tiba- tiba memeluk Shaina. Dan tentu saja Shaina kaget.

"Tu..tuan..." Shaina panik.

"Diamlah... Jangan bergerak..." ucap Sagara dengan suara pelan.

"Tolong peluk saya..." ucap Sagara.

"Ehm..i..iya..." jawab Shaina begitu gugup, namun dia tetap menuruti apa kata Sagara. Iya, Shaina memeluk Sagara.

"Ada apa dengan tuan... Kenapa dia begitu terpuruk...?'' ucap Shaina dalam hati.

"Peluk saya... Saya ingin dipeluk.. Hik..hik...." ucap Sagara tiba- tiba menangis sesenggukan.

"I..iya tuan..." Shaina terus memeluk Sagara sambil mengusap punggungnya dengan lebut. Sedangkan Sagara terus menangis. Dan tangisannya begitu sedih dan pilu.

Mendapat usapan lebut di punggung, Sagara nampak begitu nyaman. Tangisannya pun mulai reda.

"Apa kau pernah kehilangan...?'' tanya Sagara begitu dia berhenti menangis.

"A..apa...?" sahut Shaina.

"Apa kau pernah kehilangan orang yang paling kamu sayang...?'' Sagara mengulangi pertanyaannya.

"I..iya..." jawab Shaina.

Mendengar jawaban dari Shaina, Sagara pun melepaskan pelukan Shaina.

"Kamu kehilangan siapa...?'' tanya Sagara sambil menatap wajah Shaina.

"I...ibu..." jawab Shaina begitu gugup karena ditatap begitu inten oleh Sagara.

"Ibu...?'' tanya Sagara. Shaina pun mengangguk.

"Apa ibumu meninggal...?'' tanya Sagara.

"Ti...tidak... Ibuku pergi meninggalkanku dan ayah ketika aku masih kecil, dan sampai sekarang saya belum bertemu dengan ibu..." jawab Shaina.

Sagara terdiam sambil terus menatap wajah Shaina. Iya, ternyata dia tidak sendiri yang kehilangan orang yang dia sayang tatapi ada orang lain juga yang merasakan kesedihan yang sama dengannya.

"Apa kamu kesepian...? Kamu sedih berkepanjangan...? Atau kau merasa ingin cerita pada seseorang namun kamu tidak tahu harus cerita pada siapa...?'' tanya Sagara.

Shaina terdiam sambil menatap mata Sagara.

"Ada apa dengan tuan Sagara...? Kenapa dia bertanya seperti itu...? Apa dia sedang merasakan kesepian...? Apa selama ini dia merasakan kesedihan dan tidak tahu harus berbagi kesedihan dengan siapa...?'' tanya Shaina dalam hati.

"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku...? Apa yang kamu lakukan ketika kamu sedih...? Apa yang kamu lakukan ketika kamu merindukan orang yang kamu sayang tetapi kamu tidak bisa bertemu dengannya lagi...?'' tanya Sagara.

"Apa pertanyaan itu dia tujukan untuk dirinya sendiri...? Dia sedang sedang sedih...? Dia kehilangan seseorang yang dia sayang, tapi siapa...? Apakah istrinya...?'' batin Shaina tiba- tiba teringat perkataan Sagara saat dia mabuk di hotel dan menciumnya.

Iya, Shaina ingat betul apa yang dikatakan oleh Sagara. Saat itu dia mengatakan seseorang yang tidak perduli dengan cintanya.

"Kenapa kamu diam...? Kamu tidak menjawab pertanyaanku...?'' tanya Sagara.

"Ehm...oh..i..iya tuan... Ehm... sa...saya kalau sedang sedih selalu bercerita dengan orang terdekat. Saya tidak suka menyimpan kesedihan seorang diri. Karena dengan bercerita, perasaan kita menjadi lebih lega...." jawab Shaina.

Sagara lalu terdiam.

"Tuan, saya ambilkan minum ya..." ucap Shaina lalu bangun dari duduknya mengambil segelas air dari dispenser.

"Minumlah tuan..." Shaina memberikan segelas air pada Sagara.

"Ayahku selalu memintaku untuk duduk dan memberi air putih untuk diminum ketika saya sedang kesal. Dan benar saja, setelah minum, ada sedikit kelegaan di sini..." ucap Shaina sambil memegang dadanya.

"Minumlah tuan..." sambung Shaina.

Sagara lalu meminum air yang diberikan oleh Shaina.

"Apa kepala tuan masih sakit...?'' tanya Shaina.

"Sedikit...'' jawab Sagara.

"Berbaringlah tuan... Itu akan membuat tuan lebih baik..." ucap Shaina berdiri di lantai dengan lututnya lalu meletakkan bantal sofa untuk mengganjal kepala Sagara.

Sagara lagi- lagi menuruti apa kata Shaina. Dia berbaring di sofa.

"Saya pergi...du...

"Jangan pergi... " Sagara menarik tangan Shaina.

"Eh.. tu..tuan..."

"Jangan pergi...tetaplah di sini...'' Sagara memejamkan mata sambil menggenggam tangan Shaina dan mendekapnya di dada.

"Oh ya ampun... Apa yang tuan lakukan..." batin Shaina tidak bisa pergi ke mana- mana karena Sagara terus menggenggam telapak tangannya.

"Bagaimana nanti kalau ada yang datang...?" gumam Shaina sambil menoleh ke arah pintu takut jika ada yang melihatnya.

Sedangkan Sagara terlihat begitu tenang memejamkan mata sambil berbaring menggenggam tangan Shaina.

"Apa tuan tidur...?'' ucap Shaina pelan sambil menelisik wajah Sagara.

"Aduuuh...kenapa tanganku belum dilepas juga... Aku kan harus kembali ke ruang kerjaku. Bagaimana kalau pak Fandi mencariku, aduhh bisa gawat ini, nanti dikira aku keluyuran..." ucap Shaina.

Shaina menghela nafas. Iya, dia terpaksa harus menunggu Sagara bagun dan melepaskan tangannya.

Sedangkan di luar ruang kerja Sagara, sekertaris Jo nampak diam berdiri sambil menatap nanar ke depan.

Iya, apa yang dilakukan oleh Sagara terhadap Shaina di dalam ruang kerja tak luput dari pengelihatannya. Karena tadi sekertaris Jo sempat membuka pintu ruang kerja Sagara yang setengah terbuka dan melihat Sagara memeluk Shaina sambil menangis. Melihat apa yang terjadi di dalam, sekertaris Jo kembali menutup pintu tersebut dan mengunggu di luar.

"Sekertaris Jo..." tiba- tiba suara seseorang mengagetkan sekertaris Jo.

"Kau ini Fandi... Mengagetkan saja..." sekertaris Jo nampak kesal.

"Ma...maaf... Tapi saya sudah beberapa kali memanggi sekertaris Jo..." ucap Fandi.

"Ada apa kamu ke sini...?'' tanya sekertaris Jo.

Fandi memberitahu sekertaris Jo jika dia sedang mencari Shaina karena sudah lebih dari lima belas menit sejak dia diminta untuk membawa berkas ke ruangan Sagara namun belum kembali juga.

"Shaina, masih ada di ruang kerja tuan Sagara...'' ucap sekertaris Jo.

"Memangnya ada apa sekertaris Jo, kok Shaina lama sekali...?'' tanya Fandi merasa heran.

"Dia... Dia sedang dihukum oleh tuan..." jawab sekertaris Jo.

"A..apa...? Dihukum.. Ta..tapi apa yang...

"Lebih baik kamu kembali ke ruang kerjamu. Atau kalau tidak, kamu juga akan ikut dihukum..." sahut sekertaris Jo dengan ekspresi dingin.

"Ba..baiklah tuan..." jawab Fandi segera pergi dari hadapan sekertaris Jo karena takut jika dia juga akan kena hukuman.

Bersambung.....

1
Wang
Sagara masih cinta ngak sih sama Thania, apa cinta Thania sama Shaina?
partini
coba Thania lihat pas lagi gdebruk pasti seru Thor
Mommy Almira: Nanti ya , skrng belum waktunya, belum sehari jd anak magang nanti dia malah pingsan 😁
total 1 replies
Asmara
Lah kirain mau dikokop lagi 😄
Mommy Almira: sabar belum waktunya 😁
total 1 replies
Asmara
Sagara galau 😅
Salsa
Ahhh so sweety 😍😍
Salsa
Merong" mulu babang Sagara 🤭
partini
kasih garam dikit Thor ,,ada Thania untuk saga untuk Nia ga ada ini kasih lah pls biar seirama Seiya dan sekata
partini: kasih konflik maksudnya Thor ini kan ada Thania satu lagi boleh lah like teman nya saga atau partner kerja gitu
total 2 replies
partini
wah istri tercinta udah mudik rupanya
partini: like jelangkung dong,,ihhhh siapa tau udah kangen berat tuan CEO
total 2 replies
Asmara
Tuh kan mantannya datang... alemong deh 😄
Mommy Almira: Shaina dibuat hamsyong 😄
total 1 replies
Salsa
ja gan main pilih" aja kamu Sagara, beresin dulu tuh perceraianmu😄
Salsa
Shaina bisa menenangkan Sagara, semoga mereka berjodoh
Salsa
Sagara masih cinta nggak sih sama Thania. Jgn sampai terjadi cinta segi tiga ya, kasih amp Shaina
Wang
Sagara ngak mah jujur, soalnya sama masa lalunya belum selesai, jangan permainkan Shaina lho ya
Wang
Sagara py trauma masa lalu, kasihan
Asmara
vie jatuh cinta ni yeee.... ingat tuan Sagara, ... km belum resmi cerai 😅
partini
sehhhh mulut laki laki kaya ibu ibu komplek,,
memilih mu la hemmmm
Wang
udah sih Sagara kamu urus perceraian dulu sana
partini
ohhh belum toh ,jadi masih sah suami istri la hemmmm
partini: ah pantas ,, cinta sangat muat yah udah lama masih setia
total 2 replies
Asmara
Pak Tua bokapnya Sagara bukan sih..?
Salsa
keren 🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!