NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Api unggun di dalam gua kembali menyala terang setelah salah satu prajurit bayangan menambahkan kayu kering. Namun, api yang semula berfungsi hanya untuk memberi hangat kini menjadi saksi sebuah perubahan besar.

Lian yang baru saja membuka mata, duduk perlahan. Rambut hitamnya yang berantakan jatuh menutupi pipinya, tapi tatapan matanya jauh berbeda dari sebelumnya. Ada ketenangan yang dalam, tapi juga kekuatan yang menusuk hati siapa pun yang menatapnya.

Chen Yun tanpa sadar menghela napas lega, lalu menunduk sedikit. “Syukurlah kau kembali…”

Namun, sebelum ia bisa berkata lebih banyak, udara di dalam gua tiba-tiba bergetar. Seakan ada kekuatan yang merespons kehadiran Lian. Angin kecil berputar di sekelilingnya, membuat ujung rambut dan mantel lusuhnya ikut terangkat. Api unggun pun bergoyang, menyala lebih tinggi.

Para prajurit bayangan terperangah, sebagian bahkan mundur setapak.

“Apa… apa yang terjadi?” salah satu dari mereka berbisik dengan wajah pucat.

Lian sendiri terdiam. Ia merasakan aliran energi baru mengalir di seluruh tubuhnya—tenaga dalam yang sebelumnya hanya sekadar api kecil kini berubah menjadi samudera tak terbatas. Ia bisa merasakan setiap denyutnya, setiap putaran energi itu, menyatu dengan napasnya.

Dengan perlahan, ia mengangkat tangan kanannya. Seketika udara di gua terasa berat. Batu-batu kecil di lantai bergetar, lalu melayang ke udara tanpa disentuh.

Yuyan ternganga, menutup mulutnya dengan tangan. “Nona… ini… ini bukan mimpi, kan?”

Liu Ning menatap dalam, pupil matanya bergetar. Ia yang terbiasa tenang pun kali ini sulit menyembunyikan keterkejutannya. “Tenaga dalam sebesar ini… mustahil dicapai hanya dalam dua hari. Apa yang sebenarnya kau alami?”

Lian menurunkan tangannya, dan batu-batu itu jatuh kembali, berderak di lantai gua. Senyumnya tipis, namun matanya tak bisa menyembunyikan kilau berbeda. “Aku… mendapatkan warisan. Sesuatu yang lebih dari sekadar jurus. Sesuatu yang disebut pondasi.”

Chen Yun mendekat, wajahnya penuh tanya. “Warisan? Dari siapa?”

Lian terdiam sejenak, lalu menjawab hati-hati, “Dari mereka yang datang sebelum kita. Para penjaga. Mereka mempercayaiku… untuk melanjutkan takdir.”

Suasana menjadi hening. Hanya suara api yang berderak.

Namun sebelum mereka sempat mencerna kata-katanya, suara langkah kaki bergema dari luar gua. Terdengar samar, tapi jelas bukan binatang. Prajurit bayangan segera siaga, menghunus pedang.

“Musuh?” bisik salah satu dari mereka.

Chen Yun menajamkan telinga, lalu mengangguk. “Tiga puluh orang… mendekat.”

Liu Ning langsung berdiri, wajahnya dingin. “Mereka pasti pasukan bayaran Menteri Cun.”

Prajurit bayangan bergegas menyiapkan formasi bertahan. Namun, sebelum mereka sempat keluar, Lian berdiri dengan tenang. “Tidak perlu. Biarkan aku yang menghadapi mereka.”

Semua menoleh kaget.

“Tidak mungkin!” seru Chen Yun. “Jumlah mereka terlalu banyak. Kau baru saja bangun, tubuhmu belum—”

“Aku baik-baik saja,” potong Lian tenang. Ia melangkah maju, tubuhnya tegap meski wajahnya masih pucat. “Percayalah. Tidak ada yang bisa menghalangi jalan kita lagi.”

Nada suaranya membuat semua orang tercekat. Ada keyakinan mutlak di dalamnya—seolah ia bukan lagi hanya seorang gadis tabib yang suka menolong orang sakit, melainkan seorang pemimpin yang lahir untuk mengguncang dunia.

---

Kabut tipis masih menggantung di luar ketika Lian keluar dari gua. Langkahnya ringan, tapi setiap injakan kakinya membuat tanah bergetar samar.

Tiga puluh prajurit bayaran sudah mengepung, wajah mereka penuh kesombongan. Pemimpin mereka, seorang pria besar dengan bekas luka panjang di pipi, tertawa dingin.

“Hahaha… ternyata benar kau di sini, gadis kecil. Menteri Cun membayar mahal untuk kepalamu. Menyerahlah, mungkin kami bisa memberimu kematian cepat.”

Lian menatapnya tanpa gentar. “Kalau begitu, cobalah.”

Pria itu mendengus marah, lalu melambaikan tangannya. “Bunuh dia!”

Puluhan anak panah segera melesat, membelah udara menuju Lian.

Di dalam gua, Yuyan menjerit panik. “Nona!”

Namun, yang terjadi setelahnya membuat semua orang terdiam.

Begitu anak panah hampir menyentuhnya, tubuh Lian memancarkan cahaya tipis keemasan. Panah-panah itu berhenti di udara, seolah menabrak dinding tak terlihat, lalu jatuh berderak ke tanah.

Semua prajurit bayaran terbelalak. “Ap… apa itu?!”

Tanpa berkata-kata, Lian mengangkat tangan. Angin berputar kencang, membentuk pusaran yang mengangkat debu dan dedaunan. Dalam sekejap, pusaran itu berubah menjadi gelombang energi yang meluncur ke arah mereka.

BOOM!

Sepuluh prajurit terhempas sekaligus, terlempar ke pohon-pohon hingga pingsan.

Sisa pasukan terdiam ketakutan. Pemimpin mereka berteriak, “Serang! Jangan gentar, dia hanya seorang perempuan!”

Mereka menyerbu dengan pedang terhunus. Namun gerakan mereka seolah melambat di mata Lian. Ia menutup mata sejenak, tubuhnya bergerak mengikuti aliran energi yang ia rasakan.

Satu langkah, satu ayunan.

Satu dorongan tangan, lima orang terlempar.

Satu tebasan pedang kayu milik salah seorang prajurit yang direbutnya, langsung memecah formasi musuh.

Dalam hitungan menit, tiga puluh prajurit bayaran yang digadang-gadang tangguh itu tumbang bergeletakan di tanah. Ada yang pingsan, ada yang memegangi tulang retak, tapi tidak satu pun yang mati.

Lian berdiri di tengah, napasnya stabil. Cahaya keemasan perlahan meredup dari tubuhnya.

Chen Yun, Liu Ning, Yuyan, dan para prajurit bayangan yang menyaksikan dari mulut gua benar-benar terdiam.

Yuyan menutup mulutnya dengan kedua tangan, air mata mengalir deras. “Nona… kau… kau bukan manusia biasa lagi…”

Chen Yun menggenggam gagang pedangnya erat, matanya bergetar. “Kekuatan itu… bahkan ayahku pun… tidak pernah memiliki sebesar itu.”

Liu Ning menatap lama, lalu berkata lirih, “Dengan kekuatan seperti ini… takdir negeri ini benar-benar bisa diubah.”

Prajurit bayangan yang sebelumnya meragukan kini serentak berlutut, menunduk dalam-dalam. “Kami bersumpah… mengikuti Nona An sampai akhir hayat.”

---

Malam itu, mereka kembali ke gua. Semua masih terdiam, belum bisa sepenuhnya percaya pada apa yang baru saja mereka saksikan.

Chen Yun akhirnya memecah kesunyian. “Lian, kau harus jujur. Apa sebenarnya yang terjadi padamu selama dua hari itu?”

Lian menatap api unggun, lalu menjawab pelan, “Aku melihat seorang penjaga. Dia memberiku kitab… yang disebut Pondasi Langit. Ilmu itu… bukan jurus biasa. Itu pondasi dari segala jurus. Aku juga menerima sebuah pedang, meski saat ini masih tersembunyi di dalam jiwaku.”

Liu Ning mencondongkan tubuh. “Pedang?”

“Pedang Langit,” jawab Lian. “Tapi katanya pedang itu memiliki pasangan. Suatu hari, pemilik pedang kembarannya akan datang. Bersama, kami akan menjadi tak terkalahkan.”

Hening menyelimuti.

Chen Yun menatap api, matanya tajam. “Kalau begitu, berarti masih ada satu orang lagi… yang akan berjalan bersamamu.”

Yuyan mendekap lengan Lian erat. “Siapa pun dia, aku tidak akan pernah meninggalkan Nona!”

Semua tertawa kecil, suasana jadi lebih hangat. Tapi di dalam hati mereka masing-masing, ada keyakinan baru, bersama Lian, mereka benar-benar punya harapan untuk mengalahkan para pengkhianat yang meracuni kerajaan.

---

Keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Lian berdiri di luar gua menatap kabut pagi. Udara dingin menusuk, tapi tubuhnya terasa hangat karena energi baru yang berputar dalam dirinya.

Chen Yun datang berdiri di sampingnya. “Kau benar-benar berubah. Aku hampir tidak mengenalimu lagi.”

Lian tersenyum lucu, “Aku masih orang yang sama, hanya saja… sekarang aku punya beban lebih besar.”

Chen Yun menatapnya serius. “Kalau beban itu terlalu berat, biarkan aku ikut memikulnya.”

Lian menoleh, menatap matanya dalam. Untuk sesaat, ia ingin berkata sesuatu… tapi teringat ucapan sang kakek tentang pedang kembar dan pasangan abadi. Dadanya berdesir, lalu ia hanya menjawab lirih, “Kalau waktunya tiba… kau akan tahu.”

Chen Yun mengerutkan dahi, tapi tidak mendesak lebih jauh.

Tak lama kemudian, Liu Ning memanggil. “Kita harus berangkat. Pasukan bayaran yang tadi malam pasti punya rekan lain. Mereka akan segera mencari.”

Semua bersiap. Namun kali ini, langkah mereka berbeda. Ada keyakinan baru. Mereka tidak lagi sekadar melarikan diri mereka melangkah maju untuk menghadapi dunia.

Karena sekarang, mereka berjalan bersama pewaris Pedang Langit.

Dan tidak ada lagi yang bisa menghalangi jalan mereka.

---

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!