Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²¹ - can't sleep
Alisha mengambil gayung yang diberikan Rifan sambil mendengus kasar.
"Kenapa? Kayak terpaksa gitu? Pasti malas kan mandi harus cebok-cebok segala. Kalau keberatan, harusnya pulang aja," pungkas Rifan.
"Kau akan membiarkanku pulang malam-malam begini? Sendirian?" balas Alisha.
Rifan langsung cemberut. Ia segera kembali membantu neneknya memasak. Sedangkan Alisha kembali ke kamar mandi.
Saat makan malam sudah siap, semua orang berkumpul. Termasuk kakeknya Rifan yang bernama Kasman. Ia dan Dijah sangat ramah pada Alisha. Kecuali Rifan yang lebih memilih diam.
"Sudah malam, Neng Alisha sebaiknya istirahat ke kamar. Ngobrol-ngobrol sama Rifan sebaiknya besok saja," saran Dijah.
"Baik, Nek." Alisha mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia lalu segera masuk ke kamar.
"Maaf ya, Nek. Orang kota emang begitu. Mereka terbiasa ada pembantu di rumah. Jadi nggak ada inisiatif bantu-bantu," cetus Rifan menjelaskan.
"Ya ampun, Rifan. Nggak apa-apa toh! Dia kan temanmu," tanggap Dijah.
"Teman atau teman? Dia datang ke sini sendirian aja udah aneh loh, Fan..." goda Kasman.
"A-aneh gimana, Kek? Biasa aja menurutku." Rifan memegangi tengkuknya tanpa alasan. Lalu bergegas membereskan piring dan gelas kotor.
Tanpa sepengetahuan mereka, sejak tadi Alisha menguping. Dia jadi tersinggung karena Rifan bicara begitu tentangnya.
"Aku emang terbiasa hidup enak. Tapi aku bukan anak manja!" gerutu Alisha. Ia segera telentang ke ranjang.
Malam semakin larut. Bunyi hewan-hewan malam mulai terdengar. Membuat Alisha yang pertama kali datang ke kampung, jadi tidak terbiasa.
"Berisik banget sih," keluhnya. Ia terus membolak-balikkan badan karena merasa terganggu. Belum lagi adanya nyamuk yang beterbangan dan sesekali menggigit kulit putih bersih Alisha.
Plak!
Alisha berulang kali memukul nyamuk yang hinggap di kulitnya.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara pintu diketuk. Alisha langsung merubah posisi menjadi duduk. Berharap orang yang datang adalah Rifan.
Saat pintu terbuka, ternyata yang muncul adalah Dijah. Ia membawakan obat nyamuk untuk Alisha.
"Pasti banyak nyamuk kan?" tanya Dijah.
"Lumayan, Nek." Alisha menggangguk.
Dijah lantas meletakkan obat nyamuk bakar yang dibawanya ke lantai. Kemudian segera beranjak keluar.
Alisha mendengus kecewa. Sekarang dia sadar, Rifan memang serius menjauh darinya.
Waktu berlalu dan telah menunjukkan jam dua belas malam lewat. Akan tetapi Alisha tidak kunjung bisa tertidur.
Alisha tak berhenti memikirkan Rifan. Ia bahkan terus terpikir untuk pergi ke kamar cowok tersebut.
Saat yakin semua orang telah tidur, Alisha keluar dari kamar. Ia mendatangi kamar Rifan dan langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dulu.
Pintu kamar tak terkunci dan bisa dibuka oleh Alisha. Namun Alisha melihat Rifan belum tidur. Cowok itu tampak sibuk di meja belajarnya.
"Udah aku duga. Kau pasti akan ke kamarku," cetus Rifan.
"Aku nggak bisa tidur. Apa setiap malam memang selalu begini? Banyak suara burung dan binatang aneh?" tanya Alisha.
"Namanya juga di kampung. Kau takut? Aku pikir kau cewek yang nggak gampang takut loh," ujar Rifan.
"Siapa yang takut? Aku hanya keberisikan," ungkap Alisha.
"Bilang aja takut. Ya udah, biar aku temani sampai tidur," ucap Rifan sembari berdiri. Ia mengambil headphone dan bukunya. Ia lalu mengajak Alisha kembali ke kamar.
"Pakai ini." Rifan memasangkan headphone ke telinga Alisha. Dia mendorong cewek itu telentang ke ranjang. Rifan pun duduk ke kursi dan membaca bukunya
Alisha tersenyum sambil memandangi Rifan. Ia terpaku menatap cowok itu cukup lama.
"Aku kangen banget tahu nggak sama kamu," ungkap Alisha.
Rifan tak menjawab dan hanya fokus membaca bukunya. Alisha yang melihat, semakin terpesona. Cewek itu menggigit bibir bawahnya sambil bangkit. Ia lalu menarik kerah baju Rifan. Alisha ingin segera mencium bibir Rifan.
Namun Rifan sigap menghentikan. Dengan tatapan tajam, dia berucap, "Kalau kau menciumku, aku akan pergi!"
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/
penunggu up cerita sudah banyak termasuk er
Mungkin bagi Amelie permainan panas kayak gitu sudah merupakan hal biasa di negaranya.
Tapi bagi Alisha ini awal bencana, dia bakalan di marahi habis²an sama Faris..😭