NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

"Kutanya sekali lagi sudah puas mengumpati suamimu?" Edward mendekat ke arah istrinya, membuat gadis kecil itu semakin gemetar ketakutan. Kania sudah seperti kambing yang siap disembelih, pasrah. Apapun yang akan dilakukan suaminya, ia pasrah. Dalam hatinya, gadis itu merutuki kebodohan yang diciptakannya. Mengumpati suaminya tanpa peduli keadaan sekitar. Terlalu sibuk marah-marah membuat ia tertangkap basah tengah mengutuk suaminya. Gadis itu mendongak menatap suaminya. Tatapan tajam pria itu membuat nyalinya sedikit ciut. Keberaniannya yang tadi seolah-olah hilang tak berbekas. Mati aku, batinnya.

Edward masih sibuk menilai sejauh mana keberanian istrinya. Apakah gadis itu masih berani? Melihat pemandangan di depannya Edward sedikit merasa bersalah, pergelangan tangan istrinya terlihat memar.

Edward mendekat kemudian meraih tangan kanan istrinya. "Bodoh". Katanya merutuki diri sendiri. Kania masih bungkam, amarah dan ketakutan masih menguasainya.

"Apakah ini sakit". Tanya pria itu pada istrinya.

"Sudah tau kenapa masih bertanya?" Kania bahkan melotot kaget mendengar jawabannya sendiri. Ya Ampun mulutnya, bagaimana kalau pria setan ini tambah marah?

Edward mengabaikan jawaban menohok istrinya, pria itu memilih mengelus-elus tangan istrinya. "Maaf sayang". Ucapnya lirih.

"Aku tidak bisa mengontrol diriku, aku tau itu salah".

Kania tidak percaya mendengar ucapan suaminya. Pria sinting ini bisa minta maaf juga rupanya. Gadis itu masih diam menunggu suaminya menyelesaikan kalimatnya.

"Aku mendengar semua kalimatmu tadi. Kau bilang kau melihat fotoku sedang memeluk seorang wanita. Foto yang mana sayang?"

Lengang. Kania masih diam.

"Kania, hei kau masih marah? Jawab pertanyaanku". Edward merapikan rambut istrinya yang terlihat berantakan.

"Fotomu bersama mantan kekasihmu mungkin, aku melihatnya di media sosial. Kalian terlihat sangat bahagia kenapa kalian tidak menikah saja?" Jawab Kania tanpa beban. Ingin sekali ia menjambak rambut pria di depannya ini. Lihatlah ekspresinya seperti orang suci saja.

Edward berusaha menahan tawa. Sekarang ia paham letak permasalahannya di mana. Istrinya tengah cemburu berat. Ingin sekali ia menghubungi Felix hanya untuk pamer pada pria kesepian itu. Edward menarik napasnya perlahan, berusaha mengikuti alur drama yang diciptakan istrinya.

"Oh ya kau melihat foto itu? Emm itu salah satu mantan kekasihku sejujurnya dia mantan terindahku. Ahh bahkan sampai saat ini aku masih mengingat senyum manisnya". Edward melirik sekilas demi melihat ekspresi wajah istrinya. "Kau tau saat aku memperkenalnya pada ibu dan Felix, mereka terlihat sangat gembira. Ibu bahkan mengatakan bahwa gadis itu calon menantu kesayangannya. Felix yang biasanya cerewet itu juga sangat setuju ketika aku berkencan dengan gadis itu. Kania, aku masih mencintainya dan bahkan sangat mencintainya. Jika ak-"..

"CUKUPP". Teriak Kania marah. Gadis itu bahkan terlihat sangat berantakan sekarang. Bukannya meminta maaf, pria setan itu malah memperkeruh keadaan. Kania yang tengah cemburu berat tentu saja semakin menggila mendengar kalimat suaminya barusan. Apa katanya tadi? Mantan kesayangan? Kania merasa sangat kecewa sekarang. Suaminya benar- benar tak bisa dimaafkan. Ia meraih ponselnya hendak menghubungi Felix. Belum sempat menelpon, ponselnya sudah direbut paksa oleh suaminya. "Jangan coba-coba menghubungi pria itu". Ancam Edward.

"Kenapa? Bukannya adil ya, Kak? Kau pergi bersama mantan sialanmu dan aku pergi dengan Kak Felix". Kania berteriak marah.

Astaga Edward menyesal sekali atas perbuatannya barusan. Ia mendekati istrinya kemudian memeluknya erat walaupun gadis itu memberontak keras. Edward meringis ketika kuku tajam istrinya mengenai pipinya. Perih menjalari wajahnya, tapi pria itu tak peduli. Fokusnya sekarang adalah menenangkan istri kecilnya.

"Tenang dulu. Dengarkan dulu penjelasanku". Bujuk Edward lembut.

"Penjelasan apa? Kakak ingin menjelaskan apa? Menjelaskan bahwa posisiku bisa digantikan oleh mantan kesayanganmu itu? Atau Kakak berencana menikah lagi. Coba saja, aku akan membunuh wanita kurang bahan itu". Napas Kania menderu tajam. Amarah gadis itu masih menguasainya.

Edward melepaskan pelukannya, pria itu menatap istrinya intens. Wajah berantakan Kania terlihat sangat menarik di matanya.

"Kenapa semarah itu? Aku hanya bercanda sayang. Aku bahkan tidak tau foto mana yang kau lihat. Sudah lama sekali aku tidak menggunakan media sosial sayang. Aku bahkan lupa nama gadis yang kau bilang kurang bahan itu. Tenang saja aku hanya mencintaimu seorang". Jelas pria itu lembut.

Kania menatap dalam suaminya mencoba mencari kebohongan di mata pria itu, tapi yang ditemukan adalah tatapan kasmaran khas orang jatuh cinta. Pipi Kania bersemu merah, sedikit malu dengan tindakan berlebihannya barusan.

"Kakak tidak memarahiku lagi?" Tanya Kania

"Kenapa memangnya. Apa kau suka jika suamimu marah-marah?" Edward mengerutkan keningnya bingung.

Kania menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku telah mengumpati kakak". Takut-takut, ia menatap suaminya.

"Lupakan soal itu. Kuanggap itu karena kau tengah cemburu, tapi satu hal yang mau kukatakan padamu.. Huftt berhenti menyebut nama pria lain saat di depanku apapun alasannya. Kau mengerti?"

"Eh kenapa?"

"Ckkk cukup jawab iya apa susahnya?" Sewot Edward.

"Eh baiklah".

"Barang-barangmu sudah bereskan? Sebentar lagi kita pulang. Jangan sampai ada yang ketinggalan, Sayang. Satu lagi, kita harus beli salep untuk mengobati tanganmu. Maaf sayang aku sudah bertindak kasar. Maafkan aku, Aku mencintaimu". Edward mencium kening istrinya lama, berusaha menunjukkan perasaan cintanya. Ia tau dirinya telah melakukan kesalahan. Dengan sadar ia menyakiti istrinya. Ia akui, itu adalah salah satu sifat buruk yang dimilikinya, marah-marah tanpa memikirkan risikonya. Sungguh, ia tidak ada niat sedikitpun menyakiti istrinya. Ia terlalu marah atas penolakan gadis itu. Tanpa ia sadari, dirinya adalah penyebab sakit hati istrinya. Satu hal yang Edward syukuri, rasa cemburu istrinya membuat ia tau bahwa gadis itu mempunyai perasaan cinta yang sama besarnya. Apa katanya tadi? Wanita kurang bahan? Ingin rasanya Edward tertawa kencang sekarang, tapi ia takut istrinya akan tersinggung dan marah-marah lagi. Ahh rasa cinta ini membuatnya menjadi pria bodoh. Ia bahkan mengarang bebas sebuah cerita demi membuat istri kecilnya cemburu buta. Ia berhasil walaupun diberi hadiah cakaran di pipinya. Itu tidak seberapa dengan perasaan senangnya sekarang, ia seperti mendapatkan sebuah hadiah yang sangat besar. Dulu, ia pikir hidupnya akan berakhir sia-sia tanpa masa depan yang pasti, namun kehadiran Ibu Elen dan Felix memberi warna tersendiri dalam kisahnya. Berkali-kali ia mengucap syukur atas kehadiran dua orang itu dalam hidupnya. Kini, kebahagiaannya terasa lengkap ketika ia sadar dirinya mencintai istri kecilnya. Istri yang didapatkannya dari cara yang tidak biasa. Istri yang bahkan menangis kencang ketika mendengar cerita khayalannya barusan. Edward tersenyum bahagia, pria itu menutup mata menikmati pelukan hangat istri kecilnya. Dalam diam ia percaya, ibu dan Felix sama bahagianya dengan dia.

1
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
pipitjfa
malah kayak sugar Daddy loh ini
pipitjfa
utang ketemu utang
pipitjfa
beneran di nikahi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!