NovelToon NovelToon
Diantara Pelukan Dan Peluru

Diantara Pelukan Dan Peluru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Meskipun api di luar pondok masih ada yang menyala. Tapi udara sekitar masih terasa dingin.

Arabella berdiri dengan tubuh membatu, Marcello menodongkan pistolnya kearah Oliver, Jacob siap siaga dengan pisau kesayangannya.

Oliver kembali angkat bicara, sehingga menimbulkan rasa penasaran yang cukup besar di kepala Marcello dan Jacob.

"Apa Arabella tidak pernah menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya kepada kalian?"

"Kau mencintai seorang bayangan."lanjutnya menatap Marcello.

"Dan kau melindungi anggota Nyx yang memiliki identitas cukup rahasia, Jacob."

"Aku lupa, sekarang kau hanyalah mantan anggota Nyx. Dan hanya aku yang mengetahui kebenaran itu." katanya menatap Arabella.

Wajah Arabella berubah pucat. Ia takut identitasnya akan mempengaruhi hubungan mereka kedepannya. Baik dengan Marcello maupun Jacob.

"Hentikan, Oliver! Jangan sekarang! Aku belum siapa mengungkap semuanya."

Sayangnya Oliver mengabaikan larangan Arabella. Ia menatap Marcello dengan tajam dan dingin.

"Arabella bukan hanya sekedar pacar sewaan, bukan juga mata-mata William! Tapi Arabella adalah proyek Nyx. Di diciptakan untuk tidak mencintai, tapi untuk menghancurkan siapapun yang harus dihancurkan."

Marcello membatu, pistol ditangannya hampir terjatuh ke tanah. Raut wajahnya berubah suram, dan sorotan matanya penuh dengan luka.

"Jadi semuanya hanyalah kebohongan, bahkan saat kau bersama ku?" tanyanya dengan dengan lirih.

"Tidak Marcello. Perasaan ku padamu nyata. Aku tidak pernah membohongi mu mengenai perasaan ku."

"Aku memang dibentuk oleh mereka. Tapi aku bukan boneka. Aku punya perasaan, aku ingin dicintai dan mencintai."

Jacob bahkan mengepalkan tangannya mendengar kebenaran itu.

"Jadi itu alasan mengapa mereka terus memburu mu."

"Arabella selalu hidup dengan dua wajah. Satu wajah untuk kalian, dan satunya untuk Nyx." kata Oliver tersenyum penuh misterius.

"Masalahnya wajah mana yang akan menghancurkan kalian lebih dulu?" tanya Oliver tiba-tiba tersenyum menyeringai.

Arabella menunduk, tubuhnya lemas. Apa lagi saat Marcello menatapnya dengan tatapan campur aduk antara cinta dan tatapan penuh waspada.

Sementara Jacob siap menghadapi apapun yang akan terjadi setelah mengetahui identitas Arabella. Perasaan pria itu sejak awal sangat tulus pada wanita itu.

\#

\#

\#

Di luar sana

William kembali mengirim anggota Nyx memburu Arabella. Ia tidak akan berhenti sebelum Arabella lenyap dari muka bumi ini.

Sementara suasana di dalam pondok terasa sangat dingin. Tatapan Marcello berubah asing saat menatap Arabella. Jacob berdiri waspada diantara keduanya.

Jangan tanya bagaimana sikap Oliver setelah membongkar sepintas identitas Arabella. Ia bersandar di pojok pondok tanpa rasa bersalah. Ia bahagia menikmati kekacauan yang sudah dibuatnya.

"Arabella...?"

"Apa semuanya itu benar? Apa yang dikatakan pria itu semuanya benar?" tanya Marcello sembari menunjuk Oliver.

Arabella menggeleng dengan mata berkaca-kaca menjawab pertanyaan Marcello.

"Aku tidak pernah bersandiwara dan main main dengan perasaan ku."

"Aku memang bagian dari Nyx Origin. Mereka melatihku dan memprogram ku menjadi alat sejak kecil. Itu semua benar." tambahnya dengan air mata berlinang.

"Tapi masalah perasaan ku padamu..., aku tulus mencintai mu. Perasaan ku nyata. Jantung ku berdetak setiap kali bersamamu. Hatiku sakit saat melihat mu menatapku dengan wajah dingin dan perasaan benci."

"Lalu mengapa kau menyembunyikan rahasia sepenting ini? Kau sadar, karena kebohongan mu, aku dan Marcello hampir mati berkali-kali."

Kali ini Jacob yang angkat bicara. Ia juga terkejut dengan identitas penting Arabella di Nyx Division.

Arabella menoleh dengan air mata yang membasahi wajahnya.

"Jacob, aku ingin memberitahumu berkali-kali. Namun, aku takut...,"

"Aku takut kalian akan menjauhi ku setelah mengetahui identitas ku. Aku takut kehilangan kalian."

Oliver tersenyum sinis dan menambah minyak di bara api, menyiram air jeruk di atas luka yang belum kering.

"Kalian bisa melihatnya sendiri. Dia bukan hanya korban, tapi dia juga bagian dari Nyx Division. Arabella tidak akan bisa dipisahkan dari Nyx. Darahnya, tubuhnya bisa mengirim kode dan sinyal ke anggota Nyx. Dia adalah bom waktu yang akan menghancurkan kalian."

Marcello tertawa lirih, hatinya dipenuhi perasaan campur aduk.

"Aku ternyata jatuh cinta kepada seseorang yang tidak bisa aku percaya. Kau tahu Bella..., aku mungkin bisa menerima masa lalu mu. Bahkan dunia gelap mu. Namun, kau terus menyembunyikan rahasia mu sampai orang lain yang buka suara."

Arabella melangkah mendekati Marcello, tapi pria itu mundur selangkah.

"Jangan bersikap seperti ini Marcello. Aku memilih mu. Aku memutuskan keluar dari Nyx karena aku ingin hidup bersamamu." kata Arabella dengan suara bergetar.

"Kau keluar dari Nyx Division karena ingin hidup bersama ku? Atau menunggu celah untuk menusukku dari belakang."

Jacob tidak tega melihat kesedihan di wajah Arabella. Ia menepuk bahu Marcello dan mencairkan suasana dingin diantara keduanya.

"Dia mungkin salah merahasiakan semuanya, tapi Ia juga sedang mengusahakan yang terbaik lepas dari Nyx. Tidak ada orang yang benar-benar bisa lari dari masa lalu."

Tubuh Arabella luruh jatuh ke tanah. Ia berlutut dan menangis terisak tanpa suara.

Marcello berdiri dengan tubuh membatu menatap kearah Arabella.

Jacob memutuskan menjauh dari keduanya, Ia tahu kalau Arabella maupun Marcello sedang berada di dalam situasi dan perasaan yang campur aduk.

Sementara Oliver tersenyum samar menikmati drama yang sudah Ia ciptakan.

Dari luar tiba tiba terdengar suara ranting patah, langkah berat, dan bisikan suara interkom.

"Mereka datang..." bisik Jacob siap siaga dengan pisau di tangannya.

Marcello mengokang senjatanya dan menatap pintu dengan tatapan dingin.

Arabella berdiri dengan pelan, dan menghapus air mata yang membasahi wajahnya.

Oliver hanya tersenyum tipis, Ia sudah menunggu moment itu.

BRRRAAATT!

Hujan peluru tiba-tiba menghantam dinding kayu pondok.

Arabella tiba-tiba menjerit kecil, Marcello dengan cepat menariknya agar merunduk di atas tanah. Ia melindungi tubuh wanita itu dengan tubuhnya.

Jacob melompat keluar dari jendela dan melempar pisau kearah bayangan di luar pondok.

Thuk!

"Aaaaa..."

Terdengar suara jeritan kesakitan dari balik pohon.

"Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti mu." ujar Marcello dengan suara lembut.

Marcello keluar dan melepaskan tembakan presisi. Anggota Nyx berjatuhan tanpa sempat melawan.

Jacob melakukan hal yang sama. Ia bergerak seperti bayangan. Menyelinap diantara kabut dan mengoyak tenggorokan anggota Nyx dalam keheningan.

"Aku tidak mau menjadi beban kalian."

Arabella meraih pistol di pinggangnya dengan tangan bergetar.

Salah satu anggota Nyx berhasil masuk ke dalam pondok dan menodongkan senjata tepat di dahi Arabella.

Segalanya terasa lambat, Arabella tertegun saat pelatuk pistol hampir ditarik ke belakang.

BUG

Tiba-tiba tubuh pria itu jatuh ke tanah dengan dahi yang sudah berlubang. Peluru Marcello berhasil menembus kepalanya.

Arabella langsung terduduk dengan napas memburu.

Marcello menghampirinya dengan wajah marah dan cemas.

"Apa aku harus menyelamatkan mu setiap detiknya?"

Air mata Arabella kembali terjatuh, tapi kali ini Ia bertekad akan menghancurkan William dan Nyx dengan tangannya sendiri.

"Tidak! Ini terakhir kalinya kau melindungi ku!"

Mereka pada akhirnya bertarung sampai akhir. Pertempuran sengit disertai kabut merah bercampur asap tebal. Mereka saling menyerang hingga titik darah penghabisan.

DOOR!!

Granat dilempar masuk, ledakan besar membuat pondok hancur dan runtuh dalam sepersekian detik.

Tubuh Arabella terpental dan membentur pohon kayu. Ia hampir kehilangan kesadarannya.

Disaat yang bersamaan salah satu anggota Nyx menodongkan senjata tepat di kepalanya.

"Marcello...." lirih Arabella dengan tubuh membatu. Ia menatap pria itu dengan wajah lemah dan mata berkaca-kaca.

Marcello melompat kearah mereka dan menembak anggota Nyx tepat di dadanya.

Dor

Dor

Dor

Tiga buah peluru menghantam bahu Marcello, darah segar menyembur keluar.

"Marcello!" teriak Arabella dengan wajah penuh ketakutan.

1
Meylin
Dari awal baca novelnya bagus banget dan seru juga ceritanya 😍
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍
ani
Kpn update?😄
ani
Apa Arabella mati?
ani
Kereennn makin serusuh 😍
ani
🤣🤣🤣 apa kau tidak dengar perkataan mantan mu barusan? 🤩🤩
ani
Kerennnn
Dimas Ferdiansyah
ok kk saya siap ikutin karya kk yg paling bagus dan debes semangat selalu ya ka 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!