Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memakaikan Dasi
“Anda mau bawa ke mana tuan muda?” tanya Turi saat keluar dari kamar mandi dan melihat Arabella ingin membawa Alif keluar dari kamarnya.
Arabella berhenti lalu menoleh ke arah babysitter tersebut, pagi ini ia ingin menjemur Alif di luar rumah pikirnya.
“Mau menjemur di taman,” jawab Arabella jujur, ia kembali melanjutkan langkah kakinya.
“Jangan,” sahut Turi membuat Arabella kembali menghentikan langkah kakinya.
“Kenapa?” tanya Arabella bingung dengan wanita tersebut.
“Jangan, biar saya saja yang menjemur tuan muda,” jawab Turi ingin meraih Alif dari gendongan Arabella.
Dengan cepat Arabella menggeser supaya wanita itu tidak bisa mengambilnya.
“Biar saya saja, lagian saya mommy Alif! Apa kamu tidak ingat kemarin.”
Iya, kemarin Mogan sudah memberi tahu semua orang di rumahnya jika Arabella adalah istri dan mommy Alif.
“Tapi ….” Turi masih tidak rela jika Arabella membawa Alif, toh Arabella juga ibunya.
“Ingat ya, kamu itu cuma baby siter di rumah ini, saya tahu selama ini kamu berkerja seperti apa? Dan saya bisa saja memecat kamu,” ancam Arabella sudah bereaksi.
Selama ini gadis itu sama sekali tidak peduli dan ikut campur urusan penghuni rumah tersebut.
Tetapi setelah ia menyayangi Alif, rasanya Arabella tidak rela di perlakuan seperti itu pada balitanya itu yang sudah membuat dirinya jatuh cinta.
“Sialan,” umpat Turi di dalam hatinya, wanita itu sangat benci dengan adanya Arabella.
Keinginannya selama ini sudah di rebut oleh Arabella sebagai posisi nyonya Mogan di rumah tersebut.
“Awas aja, gua pasti in akan merebut kembali milik yang seharusnya milik gue” turi menggumpal erat tangannya dengan penuh rasa benci terhadap Arabella.
Arabella kembali melanjutkan langkah yang sesekali mencium pipi gembung Alif dengan gemas.
“Ma ma mi mi,” gumam Alif sambil bermain dengan ujung rambut Arabella.
Gadis itu hanya bisa terkekeh melihat balita tersebut.
Bi Ratih menghampiri Arabella melewati ruang keluarga.”Nyonya,” panggil Ratih tergesak-gerak menghampiri Arabella.
Sedangkan orang yang di panggil menghentikan langkahnya menghadap ke arah si Pemanggil.
“Ada apa Bi?” tanya Arabella saat melihat Bi Ratih menghampiri dirinya.
“Nyonya di panggil sama Tuan! menyuruh ke kamar,” beritahu Bi Ratih pada istri majikannya.
Jantung Arabella berdetak sedikit kencang dan perasaannya tiba-tiba langsung gugup.
Sebenarnya saat Arabella keluar dari kamar tadi Mogan masih tidur, dan hal itu sengaja di lakukan oleh Arabella supaya bisa menghindar dari Mogan.
Sekarang Arabella tidak ingin berduaan dengan Mogan, perasaannya masih sedikit takut setelah melihat kejadian yang menakutkan di ruang bawah tanah.
Sekarang wanita itu sedang berada di rumah pembunuh, ia takut dan tidak ingin berurusan dengan pria tersebut.
Tidak hanya itu Mogan juga terlihat seperti tipe pria mesum menurut Arabella karena sebelumnya ia tidak pernah dekat dengan pria mana saja kecuali andrian sendiri.
“Nyonya,” panggil Ratih kembali saat melihat Arabella melamun dengan pandangan kosong.
“Iy iya Bi,” jawab Arabella tersadar dan hampir saja ia tidak terledor bisa melepas gendongan putranya.
“Tuan muda biar sama saya saja nyonya,” pinta Ratih, namun cepat-cepat di geleng oleh Arabella.
“Biar dia sama saya saja Bi, bibi kerja saja,” jawab Arabella sangat memerlukan keberadaan Alif di sisinya.
Ia tidak mau berada di dalam kamar berduan dengan Mogan, mengingat kembali dengan insiden di dalam kamar mandi saat pria itu menggoda dirinya.
Untung saja waktu itu Mogan hanya menggoda dirinya kalau benar terjadi seperti yang di ucapkan oleh pria itu dan hilang sudah mahkota berharga nya.
Walaupun ia tidak yakin jika pria itu masih mempercayakan dirinya yang masih bersegel.
Dengan perasaan gugup Arabella berjalan menuju ke kamarnya, untung saja ada Alif di gendongan nya.
“Sayang, Tenenin mommy ya! Dari pria monster itu,” cibir Arabella.
Wanita itu tertegun saat memanggil dirinya dengan sebutan Mommy, Rasanya begitu geli tetapi itu keluar begitu saja di mulutnya.
Perlahan pintu terbuka menampakkan sosok pria sedang berdiri di depan kaca hias sedang memakai kemeja putihnya yang belum selesai di kancingi.
Kening mogan berkurut saat melihat Arabella membawa Alif ke dalam kamarnya.
“Kenapa kau membawa dia ke sini?” tanya Mogan menatap sekilas ke arah putranya yang berada di gendongan Arabella sedang asik bermain dengan rambut wanita itu.
Arabella berusaha untuk tidak terlihat gugup.”Bukanya dia putraku? Terserah dong jika aku membawanya ke mana pun,” ujar Arabella rasanya ingin menghilang dari atas bumi tersebut.
Sebenarnya bukan jawaban seperti yang dia ingin jawab, menyebalkan sama saja dirinya seperti sangat terima menjadi istri Mogan.
“Kemari lah,” perintah Mogan terlihat dingin dan tatapannya sangat menusuk membuat Arabella langsung menelan ludahnya dengan susah payah.
Dengan perasaan gugup wanita itu menghampiri Mogan, jantungnya dua kali cepat dari biasanya.
Ia sangat takut jika Mogan berbuat macam-macamnya, wanita itu tidak ingin berakhir hidup di rumah masih ada mommy dan daddynya yang menunggu di autralia.
Tatapan Mogan begitu menusuk membuat Arabella tidak berani menatap pria itu.
Tiba-tiba sebuah dasi mengarah pada Arabella membuat gadis itu langsung menoleh ke arah Mogan.
“Pakaikan saya Dasi,” pinta Mogan masih menunggu Arabella mengambil dasi di tangannya.
“Ak aku menggendong Alif,” jawab Arabella mengingat ada Alif di gendongan nya.
“Ck kau bisa menidurinya dulu di kasur,” balas Mogan di turuti oleh Arabella.
Perlahan wanita itu mendekat pada Mogan, bersiap ingin memasang dasi pada leher pria tersebut.
Tangannya sedikit gemetar bahkan perasaannya juga begitu sangat gugup, berharap Mogan tidak menyadarinya tetapi nihil karena Mogan sudah menyadari itu.
Arabella dapat merasakan penciuman wangi maskulin dari tubuh Mogan, hembusan nafas hangat dari Mogan mengenai Arabella langsung membuat wanita itu seakan merinding.
Jarak hanya di batasi beberapa cm saja, dan hal itu juga membuat Arabella tidak ingin berlanm dan mempercepat gerakan nya.
“Kau takut pada saya?” pertanya Mogan membuat Arabella terkejut.
Arabella terkesiap.”Tidak,” bantahnya cepat tampa menatap Mogan.
“Aku tau kau menghindari ku,” tunkas Mogan dingin membuat Arabella seketika bungkam.
“Kau tidak perlu khawatir, aku tidak menyakiti sembarangan orang,” sambungnya lagi seakan mengerti apa yang di takutkan oleh Arabella.
Arabella hanya diam dan tidak ada niat ingin membalas ucapan Mogan.
“Selesai,” tuturnya singkat dan kembali menghampiri Alif yang sedang berbaring di atas kasur mereka.
Seketika raut wajah Arabella tenduh saat melihat Alif berada di sampingnya,”Sekarang kita berjemur ya, supaya sehat!”
Arabella kembali mengangkat tubuh mungil itu membawa ke gendongan nya.
Mogan berdehem, dan Arabella menoleh ke arah pria tersebut yang berdiri di belakangnya.
“Nanti malam kau bersiaplah, Daddy mengundang kita makan malam.”
Arabella terkejut bukan main-main, ia tidak ingin berhadapan dengan keluarga Mogan lain seperti saat di pesta kemarin.
“Jika aku tidak ingin pergi, apa yang akan terjadi?”
***
Hallo Bestii ...
Aduhh mohon maaf ya kemarin ga bisa Up padahal udah niat mau nulis tiap hati tapi kemarin aku lagi sibuk ngurusin baby lagi sakit.
Alhamdulillah malam ini bisa nulis karena si baby ga rewel walaupun harus bergadang demi kalian