Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Penggrebekan
"Loh mas Rizal mau ke mana malam-malam begini?" Tanya pak Santo salah satu tetangganya, saat Rizal baru saja keluar dari gerbang rumahnya dan berniat menutupnya kembali.
"Oh ini pak, mau cari siomay di depan komplek. Entah kenapa Alina tiba-tiba pengen makan somay" Jawab Rizal dengan jujur.
"Wah jangan-jangan mbak Alina tengah ngidam itu, makanya tiba-tiba pengen somay mas" Ucap Pak Santo dengan tersenyum.
"Haha iya kali pak, ya semoga saja istri saya benar-benar ngidam meskipun belum tau sudah isi apa belum" Ucap Rizal.
"Iya mas, saya doakan agar mbak Alina segera isi ya agar rumah tangga kalian semakin bahagia dengan kehadiran si kecil" Ucap pak Santo.
"Aamiin terima kasih banyak doanya pak, ya sudah saya duluan ya pak. Soalnya Alina sudah menunggu somaynya" Ucap Rizal.
"Iya silakan mas, hati-hati di jalan" jawab Pak Santo dan melanjutkan langkahnya ke rumah sebelah.
Rizal pun langsung mengendarai sepeda motornya ke depan komplek dan memesan satu porsi somay spesial untuk Alina.
Setelah mendapatkan siomay itu Rizal langsung kembali ke rumah.
Tak berapa lama Rizal kembali dengan membawa siomay di tangannya dan dengan raut wajah yang berseri-seri karena sebentar lagi dia akan membuat adonan bersama dengan Nurma.
“Sayang, ini pesanan kamu” Ucap Rizal dan memberikan pada Alina.
“Makasih ya mas” Jawab Alina dan langsung menyimpan pekerjaannya serta mematikan laptop miliknya.
Alina langsung memakan siomay itu, kebetulan banget dia juga memang lagi pengen siomay tersebut.
"Enak?" tanya Rizal dengan menatap Alina yang tengah makan somay dengan lahap itu.
"Enak banget mas, makasih banyak ya. Kamu emang pengertian dan baik banget jadi suami, beruntung aku memilikimu mas" Jawab Alina dengan tersenyum manis pada sang suami seolah jika ucapannya itu benar.
Rizal hanya tersenyum saja dan menganggukkan kepala menatap istrinya.
“Hoaaam...” Alina pura-pura menguap agar Rizal tak curiga.
“Sudah ngantuk sayang?” Tanya Rizal.
“Iya nih mas, kekenyangan deh kayaknya. Nih kamu habiskan siomaynya mas” Jawab Alina dan memberikan siomay yang tinggal sedikit pada Rizal.
Rizal menerima sterofoam yang diberikan Alina dan menghabiskan siomay di dalamnya.
“Hmm rasanya tetap enak gak berubah sama sekali” Ucap Rizal dan menghabiskan siomay tersebut.
Sedangkan Alina melancarkan aksinya dengan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memakai selimut.
“Kamu tidur aja sayang, udah malam juga ini” Ucap Rizal.
“Iya mas, entah kenapa akhir-akhir ini aku gak bisa tahan ngantuk di atas jam sembilan malam” Jawab Alina dengan suara yang di buat selemas mungkin.
“Ya itu karena kamu kecapean sayang” Ucap Rizal dan memijit kaki Alina.
Alina memejamkan mata dan menikmati pijatan dari Rizal.
“Sayang...” Panggil Rizal.
Alina masih mendengarnya karena dia belum tidur.
“Hmm udah tidur ya, yaudah tidur nyenyak istriku. Aku mau membuat adonan dulu di bawah” Ucap Rizal dan turun dari ranjang dengan hati-hati.
Setelah memastikan Rizal keluar dari kamar, Alina membuka matanya dan menghidupkan ponselnya untuk melihat keadaan di lantai bawah.
Nurma ternyata sudah mengenakan ling-erie yang kemarin sempat di lihat Alina sewaktu mengambil oleh-oleh di bagasi mobil Rizal.
“Sayang, lama banget sih” Ucap Yumi dan mengusap rahang Rizal.
“Ya tadi si Alina masih minta siomay segala, tapi aman dia sudah ngorok di atas” Jawab Rizal dan mel-ahap bi-bir Nurma dengan rakus.
Padahal mereka masih di pintu kamar milik Nurma.
Rizal langsung mendorong Nurma masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar dengan kakinya.
“Emhhhh...” Desh Nurma saat tangan Rizal mulai ber-main di kedua aset berharganya.
“Nikmati dan keluarkan deshan kamu sayang, aku sangat menyukainya” Bisik Rizal dan mengg-igit telinga Nurma.
Perlahan tapi pasti linge-rie milik Nurma terbuka secara sempurna, begitupun dengan Rizal yang sudah p0los tanpa sehe-lai benangpun.
Alina langsung menghubungi pak Rt untuk datang ke rumahnya saat ini juga, dia juga sudah menyertakan cuplikan video Rizal dan Nurma barusan.
Kini Alina sudah menunggu kedatangan pak Rt dan beberapa warga di teras rumahnya.
“Bagaimana mbak Alina, apa mereka masih di dalam?” Tanya pak Rt.
“Iya pak, lihat saja” Jawab Alina dan menyodorkan ponsel miliknya yang terhubung pada cctv kamar Nurma.
Disana Rizal tengah mencangkul ladang milik Nurma bahkan deshan demi deshan keduanya saling bersahutan.
Pak RT hanya bisa menggelengkan kepala melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu.
“Ayo bapak-bapak kita masuk, tapi jangan berisik” Ucap pak Rt.
Ke enam warga di belakangnya mengangguk agar tersangka di dalam tak mendengar mereka masuk.
Pak Rt sengaja hanya mengajak enam warga saja agar tak menimbulkan keributan nantinya.
“Ahhhh ahhhh embhhhh ouhhhh...” Deshan Nurma yang terdengar hingga di depan pintu kamar.
Membuat pak Rt dan para warga geleng-geleng kepala mendengarnya.
“Ayo kita dobrak saja” Ucap pak Rt.
Kedua warga yang tubuhnya kekar maju kedepan dan mulai mendobrak pintu kamar tersebut.
Brak...!!
Kini pintu tersebut sudah roboh, Rizal yang masih berada di atas Nurma menjadi tergopoh dan segera menca-but tongkat panjang miliknya.
Pluk...
“Gi-la kalian ini sudah gak punya malu, buruan pakai pakaian kalian berdua!!” Ucap Pak Rt dengan emosi.
Alina hanya diam di samping pak Rt, meskipun dia sudah melihat bagaimana kelakuan mereka.
Tapi melihat secara langsung seperti ini membuatnya geram dan langsung berjalan menghampiri Nurma yang sedang memakai piyama.
Brakk...
Dia mendorong Nurma hingga tersungkur dan men-jambak rambut panjang wanita itu dari belakang.
“Heh lepaskan dasar anak gak tahu diri!!” Bentak Nurma sambil merasakan sakit pada kepalanya.
“Lo yang sialan bang-sat..!!” Jawab Alina yang semakin kencang menarik rambut itu.
Para warga hanya melihat Alina meluapkan emosinya, Rizal yang baru selesai memakai pakaiannya langsung melepaskan tangan Alina pada rambut Nurma.
“Lin, ini gak seperti yang kamu kira. Mas masih bisa menjelaskan” Ucap Rizal dengan pandangan memohon pada Alina.
“Gak ada yang perlu di jelaskan!! Kalian kira aku gak tahu jika selama ini kalian berselingkuh di belakangku? Bahkan kalian dengan sengaja memberiku ob-at tidur hah!!” Bentak Alina dengan sangat emosi pada suami serta ibu tirinya.
"b-bagaimana kamu bisa tahu Lin?" ucap Rizal dengan sedikit terbata.
Alina hanya tersenyum miring melihat Rizal yang seperti kaget itu.
“Ayo kita selesaikan masalah ini di depan..! Malu saya mempunyai warga kayak kalian berdua ini” Ajak pak Rt dengan menunjuk ke arah Nurma dan Rizal.
Nurma yang rambutnya berantakan itu berjalan dengan menunduk karena dia juga malu asetnya terlihat oleh beberapa warga yang ada disana.
🙏🙏👍👍👍