Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3 WANITA BERSAHABAT
Lusi menatap tak percaya jika Ester bisa menebak apa yang dia rasakan.
Lalu ia menyerah dan menghela nafas panjang.
"Hmmm..aku tidak bisa mengelak dari ahli SDM ini. Mungkin aku akan memberikanmu beasiswa untuk kuliah lagi jalur paranormal" sindir Lusi dengan senyuman tipis.
Lalu tawa Ester terdengar.
"Hahahahahaha..Ester dilawa!" bangganya pada diri sendiri.
Sophie pun bisa mendengar tawa itu karena saat ini ia berjalan kearah dua sahabatnya di pondok taman belakang sambil membawa minuman es.
"Apa yang membuatmu tertawa didepan Lusi seperti itu, Ter?" tanya Sophie penasaran.
"Aku bisa menebak pikiran dan perasaan Lusi tentang pria bayaran itu haha" jawab Ester dengan tawa kecil.
"Apakah boleh kuceritain kepada Sophie terkait hal ini, Lu?" tanya Ester kemudian meminta izin.
"Katakan saja, diantara kita tidak ada rahasia, semuanya pasti akan tau cepat atau lambat" jawab Lusi sambil kembali menyemil makanan ringan didepannya.
Sophie pun menuangkan es nya disetiap gelas.
"Minumlah, bisa menyegarkan dirimu, Lusi, bosku yang cantik dan keras kepala" ejak nya kemudian dengan niat bercanda. Wajahnya sudah tidak sekesal tadi.
"Terima kasih asistenku yang sukanya bikin bosnya kesal" sahut Lusi membalas.
Lalu ketiganya tertawa bersama.
Sophie mendengarkan penjelasan dari Ester terkait perasaan yang dirasa oleh Lusi.
Setelah itu ia memberikan pendapatnya.
"Hmmm, jika kamu gengsi soal beginian ya aku gak tau lagi apa yang bisa dilakukan. Beda lagi kalau gengsi soal bisnis karena itu merupakan harga diri perusahaan. Tapi kalau tentang nyawa baru, aku no comment sih daripada aku bertengkar lagi sama kamu" ucapnya.
"Bener, gak usah comment lagi deh Sop, daripada aku kesel lagi denger comment mu" sahut Lusi dengan senyuman menyeringai.
Karena gemas Sophie pun mendekati sahabatnya itu lalu langsung memeluknya erat sampai Lusi meronta ronta. Namun pelukan ini seperti candaan untuk mereka.
"Aaaah..lepasin!!! Aku gak mau kamu peluuk" ucap Lusi tapi malah Sophie mengeratkan pelukannya.
"AKU SUNGGUH GEMEEEES SAMAAA BOSKUUUUU!!!" balas Sophie.
Ester pun jadi ikut ikutan memeluk kedua sahabatnya itu.
"Ter..kenapa kamu ikut ikutaaaan??" protes Lusi.
"Ya karena aku juga gemes sama kaliaaan!!!" sahut Ester.
"LEPASKAAAN AKUUU!! KALIAN AKAN MENYAKITI BAYI BAYIKUU!!!" spontan Lusi membuat Ester dan Sophie melepaskan pelukan mereka lalu menatap tajam wanita hamil itu.
Bukan kaget karena Lusi akhirnya mengakui janin yang ia kandung sebagai bayinya, namun kata jamak bayi bayiku yang membuat keduanya sontak terkejut.
"Bayi..bayikuu?? Apa makna dari 2 kata ini, Lu?" tanya Sophie.
"Iyaa..apa jangan..jangan..bayi mu kem.." timpal Ester mencoba menebak tapi sudah dijawab oleh Lusi duluan.
"Ya, aku mengandung anak kembar" ucap Lusi.
Lalu tanpa berkata apa apa, ia pun kembali dipeluk oleh dua wanita dihadapannya itu.
Namun pelukan kali ini tidak sebercanda barusan. Malah terkesan lembut dan penuh kasih sayang.
"Aku..aku sangat senang mendengarnyaaa, Lu" lirih Sophie dengan air mata yang sudah menetes, ia terlalu terharu mengetahui hal ini.
"Aku juga...aku juga sangat bahagia mengetahui kamu hamil kembar" sahut Ester dengan air mata haru yang juga menetes tak terbendung.
Lusi tau jika kedua sahabatnya ini sangat menyayangi nya hingga ia tau juga mereka menangis bahagia karena kabar dirinya hamil 2 janin sekaligus.
Ia pun baru kali ini merasa bangga hamil kembar. Sebelum tidak ada perasaan khusus mengetahui hal ini.
Tapi melihat respon kedua sahabatnya begitu bahagia, ia pun ikut bahagia.
Setelah puas memeluk, Ester dan Sophie menatap Lusi lekat dengan perhatian sambil menyeka air mata mereka.
"Kenapa kalian nangis? Aku tidak perlu kalian kasihani" celetuk Lusi.
Puk!
Lengan kanan kirinya dipukul gemas oleh kedua sahabatnya itu.
"Kita menangis bukan karena mengasihani wanita kaya seperti mu, tapi kami sangat terharu dengan kabar mu ini. Kami begitu senang mengetahuinya" ujar Ester.
"Ya betul...Lusi..aku sangat.." belum juga Sophie melanjutkan omongannya ia sudah menangis lagi lalu memeluk Lusi kembali dan terisak disana.
"Huhu...aku sangat...sangat terharu...aku menyesal telah bertengkar denganmu sebelumnya...aku tau bagaimana sensitifnya menjadi wanita hamil apalagi anak kembar..maafkan akuu tidak cukup mengerti kamu" lirih Sophie terbata bata karena sambil menangis.
Lusi dan Ester saling pandang, Sophie memang sangat melow orangnya meskipun terkadang emosinya juga sering meledak ledak seperti halnya Lusi.
Jadi dari ketiga sahabat itu, hanya Ester yang cukup kalem orangnya.
Puk!
Puk!
Puk!
Punggung Sophie ditepuk lembut oleh Lusi dan Ester bergantian.
"Sudahlah jangan menangis. Kalau kamu terus menangis seakan akan aku akan benar benar menghilangkan mereka" ucap Lusi lalu Sophie langsung melepas pelukannya dan menatap sahabatnya itu serius.
"Aku mohon..hilangkan saja pikiranmu soal aborsi ini, Lusi. Aku mohon..ada 2 nyawa di perutmu saat ini, tidak hanya 1 tapi 2" ucap Sophie memohon.
"Ya, Lusi. Aku meminta hal yang sama. Jangan lah berbuat dosa dengan membunuh 2 nyawa baru yang tidak bersalah. Setidaknya kamu mengerti apa yang kamu inginkan saat melihat mereka lahir di dunia" timpal Ester.
Lusi menatap wajah keduanya bergantian. Terlihat permohonan tulus dan penuh kasih sayang.
"Hmmmm...melihat respon kalian seperti ini saat mengetahui aku hamil anak kembar, langsung membuatku pertama kali merasa senang dengan kehamilan kembar ini. Terima kasih untuk kalian yang selalu mendukungku" ucapnya, lalu mereka kembali saling berpelukan.
Lalu, suara ponsel Lusi berbunyi membuat pelukan itu terurai.
"ASTAGA SUDAH JAM SET4 SORE!!!" seru Lusi kaget setelah melihat ayahnya memanggilnya dan jam yang tertera.
"Ada apa? Siapa yang menelepon mu?" tanya Ester.
"Aku akan menceritakan ke kalian nanti malam. Sekarang aku harus pulang" jawab Lusi buru buru dan langsung turun pondok serta menerima panggilan ayahnya.
"Hai papi, ini aku masih perjalanan pulang" ucap Lusi langsung memberikan keterangan.
"Iya. Papi meneleponmu untuk memastikan apakah kamu sudah pulang atau belum. Sudah jam set4, takutnya keluarga Betrand datang dan kamu belum pulang" jelas Jugos.
"Aman papi..aku akan datang sebelum mereka" ujar Lusi sambil berjalan cepat keluar rumah Sophie.
Kedua sahabatnya terheran heran dan hanya bisa mengikuti langkah cepat Lusi hingga masuk mobil.
Sampai tadi Arlo dan Justin yang berada diruang keluarga pun penasaran dengan Lusi, kenapa wanita itu jalan cepat hingga tidak sempat berpamitan pada mereka.
Sophie dan Ester hanya bisa menatap dari depan rumah saat Lusi keluar parkiran.
"Apa lagi sama dia? Ada ajaaaa" ujar Sophie.
"Maklum, orang kaya juga ada aja masalahnya" sahut Ester.
Lalu keduanya kembali masuk kerumah.
semangat update nya hehhehehe....