Sosok Wanita yang Misterius, tak terlacak dan penuh dengan kejutan, memasuki kehidupan seorang CEO Tampan dan Sukses, entah di sengaja atau hanya kebetulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WAY 23
Hari ini terlalu lelah, Kia menatap wajahnya di cermin, teringat akan kejadian tadi di perusahaan, dan sebuah pistol yang dia sentuh lagi setelah bertahun-tahun lamanya.
Lama Kia memandangi tangannya sendiri, hingga sebuah kenangan terlintas dan membuat tubuhnya bergetar sesaat menahan tangis yang akhirnya tertumpah juga.
"Maaf, Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf" Kia menangis sambil mengucapkan kata maaf berkali-kali.
Cukup lama tangisannya sulit untuk di hentikan, hingga akhirnya sebuah nada panggilan dari ponselnya terdengar cukup nyaring hingga sampai di telinga.
Kia segera membasuh wajahnya, menghentikan tangisnya, menata hatinya kembali dan mengangkat panggilannya.
"Iya pak, ada apa?" Tanya Kia di sambungan ponselnya.
"Kau baik-baik saja?" Rupanya Galang yang sudah menelponnya.
"Iya pak, saya baik-baik saja, ada yang bisa saya bantu pak Galang?" Tanya Kia sambil melirik jam yang sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"Em, iya, jadwal untuk kegiatan besok, ada sedikit perubahan, kamu bisa cek dan sempurna kan, mungkin beberapa perlu diundur, besok aku tidak ingin terlalu kelelahan"
"Iya pak, siap, segera saya revisi dan saya kirim kembali"
"Hem"
"Sudah pak, itu saja?"
"Aku tadi ke tempat mu, hari ini kamu terakhir di sana, ada tempat yang sudah di sediakan untukmu, pak Mamat akan mengantarmu jam sembilan, masih ada waktu satu jam untuk berkemas "
"Apa?!, tapi pak, Saya sudah membayar untuk dua hari disini, sayang uangnya pak"
"Akan aku ganti, bersiaplah dan jangan banyak tanya"
"Eh, tunggu, pak!, pak Galang!" Teriak Kia saat sambungan hanya di matikan sepihak oleh atasannya.
Kia menghela nafasnya, lalu duduk di pojokan tempat tidur, dan terpaksa menuruti apa yang diinginkan atasannya dari pada cari masalah, hari ini sudah cukup lelah.
Tepat jam sembilan malam, terdengar suara ketukan pintu Hotel, Kia segera membuka dan sudah ada pak Mamat didepan sana.
"Malam Non, atas perintah pak Galang, saya_"
"Tau pak, ayo" Kia segera keluar dan melewati pak Mamat dengan langkah cepat.
Lalu kemudian masuk kedalam mobil tanpa menunggu perintah lagi, Pak Mamat tersenyum, bersyukur dalam hati tidak ada drama penolakan yang bisa saja membuatnya pusing kepala.
Tak ada perbincangan, Kia lebih banyak diam dan hanya menyaksikan ramainya kendaraan di malam hari, lalu Kia menghela nafasnya, "Masih lama pak?"
"Ini sudah sampai Non, sebentar lagi kita turun"
Kia mengerutkan alisnya, masuk melewati pagar yang cukup megah menurutnya, tapi hanya ada satu rumah disana, masa iya ini adalah perumahan perusahaan yang disediakan untuk karyawan?, tanya Kia dalam hatinya.
"Pak Mamat gak salah?" Tanya Kia, saat mobil itu akhirnya berhenti di halaman rumah.
"Tentu saja tidak Non, rumahnya sudah di bersihkan"
"Ini rumah perusahaan?" Tanya Kia nampak heran, setelah keluar dari mobil dan mengamati.
"Iya Non, khusus untuk tamu perusahaan yang biasanya datang dan membutuhkan tempat menginap"
"Bukan untuk karyawan?"
"Emm, belum pernah sih Non"
"Kalau begitu kembali, saya hanya karyawan dan bukan disini tempatnya" ucap Kia.
Pak Mamat segera berlari dan menghadang Kia yang akan masuk mobil lagi, menjelaskan jika pak Galang lah yang memerintah kan Kia untuk tinggal sementara disini jika melakukan pekerjaan langsung di perusahaan.
"Yang benar saja pak, saya cuma karyawan, nanti kalau ada tamu perusahaan bagaimana?"
"Masih ada tempat yang lain Non, dan kata pak Galang, Non Ambar sengaja di sini agar mudah jika akan membicarakan sesuatu soal perusahaannya, selain disini juga aman karena masih satu kompleks dengan pak Galang "
"Apa?!" Kia makin terkejut.
"Maaf Non, begitulah"
Kia segera berjalan keluar pagar, melihat keadaan sekelilingnya, banyak rumah megah disana dan tak jauh memang ada kawasan Apartemen dengan bangunan megah nan menjulang, jadi rupanya disanalah Bos nya bertinggal.
"Ya sudah pak, tidak masalah, toh saya cuma dua hari saja disini, tapi merepotkan juga kalau jauh dari perusahaan, kurang lebih dua puluh menit perjalanan, Taksol atau ojol banyak kan pak?"
"Tenang Non, 24 Jam"
"Okey, tidak masalah" sahut Kia, lalu berjalan masuk ke dalam rumah, tak terlalu besar, tapi barang-barang disana sangat mewah, nampak sekali arsitek handal yang membangunnya.
Kia memasuki salah satu kamar yang sudah dipersiapkan, ada satu wanita paruh baya yang di perintahkan untuk menemani Kia dan membereskan segala urusan rumah.
Tak ingin menjadi pegawai yang tak tau terimakasih, Kia segera memberikan kabar jika sudah sampai ditempat, dan mengucapkan terimakasih kepada sang Bos yang rupanya masih belum menutup matanya.
Dan selanjutnya, Kia membuka laptop, melihat email dan mulai mengutak-atik pekerjaannya, kurang lebih satu jam, selesai dan saatnya mengambil waktu untuk tidur malam.
"Besok hari terakhir, dan kembali lagi ke Surabaya" ucap Kia lirih, lalu perlahan menutup matanya yang terasa sangat lelah dan berat karena waktunya beristirahat.
Sementara di tempat yang tak jauh dari sana, Galang menatap sebuah rumah yang bisa dilihatnya dari jendela besar apartemennya.
"Rupanya dia sudah tertidur" gumamnya, saat lampu-lampu yang tadinya menyala kini terlihat banyak yang dimatikan.
*
*
Pagi masih gelap, Kia bersiap, memesan alat transportasi lokal untuk mengantar dan tak lupa tas ransel agak besar di bawa serta, rencananya setelah bekerja akan langsung ke tempat temannya yang sudah ngomel-ngomel karena tak mengatakan jika bekerja offline dijakarta.
Satu senyuman, Kia sangat merindukan celoteh sang bocah berusia lima tahun namun sudah sering bolak-balik minta ikutan sekolah dasar.
"Ada-ada saja memang Balita zaman sekarang" ucap lirih Kia yang kini sudah berada di ruang kerjanya.
"Pagi Ambar?!" Teriak Zaki yang tak lema kemudian melewati ruang kerjanya
"Pagi pak" jawab Kia, walaupun yang menyapa sudah tidak terlihat batang hidungnya.
Setengah jam kemudian, langkah-langkah kaki yang mulai dihafal oleh Kia, siapa lagi kalau bukan atasannya yaitu Galang.
Dan kedatangannya rupanya sudah disambut oleh Zaki di depan pintu ruang kerjanya.
"Kok tumben telat?" Katanya Zaki.
"Sorry, semalam tidurku tak nyaman, kenapa ada di sini?" Tanya Galang melihat Zaki dengan heran.
"Lupa, hari ini kita ada rapat penting, apa Ambar belum memberikan revisi jadwal mu?"
"Hem, aku belum melihatnya lagi, tunggu sebentar, masuklah" perintah Galang kemudian membuka pintu ruang kerjanya dan masuk diikuti oleh Zaki.
Galang segera memeriksa emailnya, dan rupanya revisi yang dikirimkan kepada asisten pribadinya sudah dikirim ulang dengan jadwal yang tertata rapi kembali.
"Oke, kita berangkat sekarang" ucap Galang, kembali berdiri dan menyambar tas hitam miliknya yang sudah berisi berkas-berkas penting.
Berada di dalam Lift.
"Jadi, Ambar sudah ada di dekatmu saat ini?" Tanya Zaki yang membuat Galang sejenak menatapnya.
"Pertanyaanmu kurang tepat, dia hanya tinggal di tempat yang seharusnya, Hotel tempatnya menginap aku rasa kurang layak untuk pegawai Ambarawa Company, apalagi dia seorang asisten pribadi"
"Oh, jadi pak Galang sang pemilik Ambarawa Company sudah mau datang ke Hotel sederhana yang di tempati asisten pribadinya?"
"Ck, ucapanmu jangan menggiring opini, aku tahu apa yang ada di kepalamu Zek, dan aku hanya menempatkan Ambar di perumahan perusahaan, bukan di apartemen ku"
Zaki lalu tertawa setelah mengucapkan kata Sorry.
Komen, Like dan Vote bagi penulis sangat berharga untuk peningkatan karya dan semangat menulis, jangan lupa ya.
Bersambung.
ciye...