Cha Yuri berkerja sebagai perkerja paruh waktu pada sebuah minimarket.
menjalani hidup yang rumit dan melelahkan membuatnya frustasi .
Namun Suatu Hari dia bertransmigrasi ke Dunia Isekai dengan bantuan sistem dia mencoba untuk menjalani setiap misi yang diberikan.
Sampai pada akhirnya dia tanpa sengaja mengubah plot nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peringatan!
Setelah semua siswa membubarkan diri dari aula, Liangyi berjalan menuju asrama, menyusuri lorong panjang yang sunyi. Tapi pikirannya... tidak diam.
"Artefak bereaksi padaku. Sistem error. Penulis nulis surat kayak dewa bercanda. Dan Xuanwei... mulai nanya hal yang aneh."
“Apa ini tanda dunia ini makin rusak? Atau... aku sendiri yang mulai retak?”
TING!
Sistem:
[Peringatan: Deteksi gangguan kognitif minor.]
[Host mengalami gejala overthinking. Tolong jangan menyerang entitas logika sistem.]
“Kalau kau gak mau diserang, tutup mulutmu,” geram Liangyi.
Sesampainya di kamar, dia menutup pintu keras-keras. Lampu sihir menyala redup. Dia melempar seragamnya ke kursi, duduk di tepi ranjang sambil memandangi jendela.
Langit malam tampak tenang. Tapi pikirannya seperti medan perang.
Tiba-tiba... layar sistem muncul, tanpa perintah.
Sistem:
[Notifikasi: Catatan dari Penulis]
[Buka sekarang?]
Liangyi memutar bola matanya, lalu mengetuknya dengan kasar.
Catatan dari Penulis
"Liangyi... masih hidup, ya? Bagus. Teruslah bertahan. Tapi jangan salah paham—ini bukan karena kau spesial. Aku hanya terlalu malas membuat karakter baru sekeras dirimu."
"Tapi kalau kau benar-benar ingin tahu... ya, mungkin aku sayang kamu. Mungkin aku menulis dunia ini karena aku ingin lihat kamu berdiri di tempat yang dunia nyata pun tak bisa tumbuhkan."
"Tapi tetap... jangan manja. Jangan menangis. Jangan lemah. Karena kalau kau roboh—semua cerita ini akan runtuh bersamamu."
– TTD
Penulis yang tak pernah tidur karena memikirkanmu.
Liangyi terdiam.
Lama.
Sangat lama.
Sampai akhirnya dia tersenyum—samar sekali, setipis kabut.
“Sial... kau benar-benar gila. Dan aku... karakter paling apes yang pernah dilahirkan,” gumamnya pelan.
Tapi sebelum sistem menghilang, satu notifikasi terakhir muncul.
Sistem:
[Catatan Tambahan: Akademi sedang merespon pergerakan artefak. Besok akan ada perubahan besar. Ranking. Aliansi. Dan mungkin... pengkhianatan.]
Liangyi menarik napas.
Dunia ini belum selesai mengujinya.
Dan dia belum selesai memaki balik.
“Ayo. Dunia, sistem, penulis, siapapun itu... KALIAN BELUM PERNAH MELIHATKU BERANTAKAN.”
“Tapi jangan salah... kalau aku jatuh, aku pastikan aku menyeret kalian semua turun bersamaku.”
Liangyi duduk di depan meja, hanya diterangi cahaya biru lembut dari bola sihir di sudut ruangan. Tangannya menopang dagu, sementara layar sistem masih melayang di udara—menghilang sebentar, lalu muncul lagi, seolah tak ingin ditinggalkan.
Sistem:
[Host terlihat dalam kondisi tenang.]
[Catatan: Tenang versi host biasanya berarti “merencanakan ledakan.”]
“Setidaknya kau mulai belajar membaca karaktermu,” gumam Liangyi.
Matanya memandangi permukaan meja. Masih tergores bekas latihan sihir beberapa hari lalu. Tapi kini, pikirannya tak tertambat pada mantra.
Ada satu kalimat dari surat penulis tadi yang terus bergema di benaknya.
“Kalau kau roboh—semua cerita ini akan runtuh bersamamu.”
Itu bukan ancaman.
Itu kenyataan.
“Kalau begitu... aku tak boleh runtuh, ya?” bisiknya pelan.
“Tapi... siapa yang akan tahu kalau aku lelah?”
Suara pintu kamar tetangga terdengar pelan. Xuanwei mungkin baru masuk kamarnya.
Liangyi tak tahu kenapa pikirannya langsung melayang padanya.
Bukan romantis.
Lebih ke... sama-sama rusak, sama-sama hancur, tapi tetap berdiri.
“Dia menyebalkan,” kata Liangyi.
“Tapi anehnya... aku merasa tenang kalau dia diam di sebelahku.”
Layar sistem menyala cepat.
Sistem:
[Peringatan: Emosi mendekati batas koneksi tingkat-2.]
[Koneksi emosional dengan entitas Xuanwei meningkat.]
[Saran: JANGAN JATUH CINTA, HOST.]
Liangyi tertawa pendek.
“Tenang saja. Aku bahkan belum bisa jatuh cinta pada diriku sendiri.”
“Aku terlalu sibuk membenci dunia.”
Ia menutup layar sistem dengan telapak tangan, berdiri dari kursi, lalu berjalan ke jendela.
Angin malam menyapu rambutnya perlahan.
Dari kejauhan, ia melihat gedung utama akademi bersinar tenang. Tapi… terlalu tenang. Dan itu yang membuatnya gelisah.
“Besok akan ada pengumuman ranking,” gumamnya.
“Dan aku bisa merasakan, mulai sekarang… tidak ada lagi ‘biasa’ dalam hidupku.”
Sistem sempat muncul lagi, pelan.
Sistem:
[Host... bertahanlah. Dunia ini tidak adil. Tapi kau... diciptakan untuk menjungkirbalikkan ketidakadilan itu.]
Liangyi tak menjawab.
Ia hanya menutup jendela, berjalan ke tempat tidur, dan rebah.
“Besok... aku maki siapa dulu, ya?” gumamnya pelan sebelum akhirnya terlelap.