NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25 Tawaran

Setelah berkeliling di Taman Lumina, Alsean dengan Luna kini duduk di Halaman Area hijau.

Disebut Halaman Area hijau adalah karena tempat itu yang penuh dengan warna alami rerumputan kecil yang digunakan untuk berpijak dan setiap pohon hijau yang tumbuh khusus untuk menahan sinar terik dari matahari.

Tempat ini adalah Area khusus untuk Pelajar-Pelajar yang ingin beristirahat sejenak, baik untuk berbincang, membaca buku dengan nuansa angin segar, ataupun Latihan Sihir kecil mereka.

“Bagaimana? Seru?” Tanya Alsean, memandang Luna yang berada di sampingnya.

Luna tersenyum. “Tidak buruk.” Katanya.

Luna teringat bahwa ia masih membawa buku yang telah ia pinjam dari Perpustakaan Utama pagi ini, akhirnya ia mengeluarkannya kembali untuk meneruskan membacanya.

“Kau sangat berusaha beberapa bulan ini. Apa kau benar-benar..” Kalimat Alsean berhenti, ia masih memandang Luna dengan lekat.

Luna mengarahkan pandangannya dari buku ke arah Alsean. “Benar-benar?” Tanyanya, meminta lanjutan kalimatnya yang terhenti.

“Kau benar memahami isi dari buku itu?”

“Ish.” Luna memalingkan wajahnya, enggan untuk kembali memandangnya.

“Aku hanya bercanda.” Alsean tertawa, mengusap gemas rambut Luna hingga tampak sedikit berantakan.

Pandangan Alsean menangkap bayangan yang sedang mendekat. Begitu ia menoleh, Elena terlihat disana.

“Elena.” Ucapnya bergumam.

“Kau ingin menggunakan trikku, Sean?” Tanya Luna, tidak mempercayainya dan fokusnya masih kepada bukunya.

“Kau memanggilku apa tadi?”

Luna menoleh dan dengan tenang membenarkan ucapannya. “Kak Sean.”

“Hm. Bagus.” Ucap Alsean, tersenyum.

Sebuah Makhluk Kelinci kecil terbang dengan senang mengelilingi sekeliling tubuh Luna dengan lincah, meninggalkan butiran-butiran bintang bercahaya yang indah di sekelilingnya.

Melihatnya membuat Luna menyadari bahwa Elena betul-betul berada disini. Ia mengarahkan pandangannya ke sekelilingnya, mencari keberadaan Elena saat ini.

“Luna.” Panggil Elena.

“Kau datang.. Sudah selesai Kelas?” Tanya Luna, Elena mengangguk.

Alsean berdiri. “Masih tidak percaya?” Tanyanya sengaja meledek, memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku dan tersenyum puas memandangi Luna.

“Yayaya.” Luna menjawabnya asal.

“Kalian berbincanglah, aku ada urusan lain.” Ucap Alsean, memberikan tempat duduknya untuk Elena dan ia segera pergi.

“Buru-buru sekali..” Gumam Luna, masih memandang Alsean yang pergi.

“Jadi kamu bolos Kelas hari ini dan pergi dengan kakakmu?” Tanya Elena, memandang Luna.

Luna mengangguk. “Em.” Jawabnya, pandangannya fokus memandang Makhluk Magis kecil yang melompat dengan senang di udara.

Begitu Luna teringat dengan Kelasnya, ia menoleh ke arah Elena dan bertanya. “Apakah Profesor ada mencariku?”

“Iya, dia menanyakan dimana kamu berada tadi.” Kata Elena.

“Jadi?”

"Tidak perlu khawatir soal itu, aku sudah mengatasinya untukmu." Ujar Elena.

"Dengan cara?" Tanya Luna penasaran.

"Yah, aku tinggal bilang saja jika kamu berada di Ruang Kesehatan karena merasa tidak enak badan. Dan tentu saja Profesor langsung percaya." Tutur Elena.

"Tentu saja ia percaya karena kamu yang mengatakannya, terima kasih Elena.”

“Kamu masih saja begitu sungkan denganku.” Ujar Elena.

Setelah beberapa saat, Elena kembali melontarkan pertanyaannya.

"Apa kamu sudah mempertimbangkan tawaran Profesor Lazarus Luna?" Tanyanya, memandang Luna.

Luna termenung sesaat, ia berpikir dalam diamnya.

"Bukankah kamu seberusaha ini karena ingin masuk ke The Guild of Ethereal Minds? Kenapa sekarang kamu ragu?"

"Apa aku layak? Kemampuanku tidak sehebat kamu, Sierra, kak Sean, Edwin dan yang lainnya.. Aku hanya akan menyusahkan jika bergabung sekarang." Tutur Luna, merenungkan dirinya.

"Jadi kamu ingin mengundur waktu untuk bergabung?" Tanya Elena.

"Sudah mengatakannya kepada Alsean?" Tanyanya lagi, Luna menggeleng pelan.

"Kamu tidak memberitahu Alsean jika mendapatkan tawaran untuk masuk Anggota The Guild of Ethereal Minds?" Elena terkejut.

“Belum. Aku akan memberitahunya nanti.”

Luna memikirkan ulang situasi beberapa hari yang lalu, dimana ia baru saja menyelesaikan Kelas sorenya seperti biasanya. Namun hari itu sedikit berbeda, Profesor Lazarus mendatanginya, seorang Profesor yang bahkan tidak pernah mengajar di Kelas manapun.

“Luna Brynne Vatroslav.” Panggilnya.

Luna menoleh dan Profesor itu meneruskan ucapannya. “Bisa kita bicara sebentar?”

“Bicara? Denganku?” Batin Luna, tidak biasanya Profesor mengajaknya berbicara seperti ini, ditambah lagi wajah Profesor itu tampak serius.

“Tentu, Profesor.” Ucap Luna, mengangguk.

Mereka menepi ke tempat yang lebih hening, lalu kemudian Profesor Lazarus memulai percakapan.

“Aku akan langsung ke intinya saja, apa kau tertarik untuk bergabung menjadi salah satu Anggota The Guild of Ethereal Minds?”

Luna tertegun, pandangannya menatap pria itu. “Aku tidak salah dengar?” Batinnya.

“Tidak, kau tidak salah dengar.” Kata pria itu.

Hal ini lebih mengejutkannya. Sebab, bagaimana bisa ia dapat menebak ataupun mendengar ucapan yang bahkan tidak Luna lontarkan keluar dari mulutnya itu?

Luna mengernyit. “Profesor, anda menebak suara hati.. Saya?” Tanya Luna ragu.

“Tidak perlu menebak, semuanya tampak jelas diwajahmu sekarang.” Ungkap pria itu.

“Ee.. Benarkah..?” Luna terkekeh, menggaruk pipinya dengan ujung jari telunjuknya canggung.

“Aku tidak tahu mengapa, tapi hampir seluruh Profesor yang mengajarimu selama Kelas, mereka mengusulkan untuk menambahkanmu menjadi salah satu Anggota kami. Namun tentu saja semuanya tergantung padamu, aku sudah menawarimu.” Tutur Profesor Lazarus.

“Dan jika kau berminat, temui aku di Ruanganku. Waktu untuk pertimbanganmu selama satu minggu, dan setelah itu maka kesempatanmu akan hilang.” Lanjutnya.

“Hanya itu yang ingin kusampaikan, tentukan keputusanmu. Tapi kau harus ingat, kami tidak pernah membutuhkanmu, kamulah yang membutuhkan kami.” Ujarnya terakhir, berbalik dan pergi meninggalkan Luna disana yang masih terdiam memproses situasinya.

“Tunggu, maksudnya? Dia menawariku untuk masuk Anggotanya namun tidak ingin menunjukkan bahwa ia yang sedang membutuhkan Anggota baru? Seperti itukah?” Gumam Luna, berpikir dalam.

.......

.......

.......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!