Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.
Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Penyerangan Tim Alpha Bagian 1
Night Blaze (Lucy) memandang ke arah gedung pusat energi dengan mata yang tajam, siap untuk menyerang dan menghancurkan fasilitas tersebut. "Baiklah teman-teman ayo kita tunjukkan kekuatan kita yang sebenarnya." serunya dengan suara yang tegas.
Tim Alpha, yang dipimpin oleh Night Blaze (Lucy), langsung bergerak dengan cepat dan senyap menuju gedung pusat energi. Mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang terjadi, dan sekarang saatnya untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Lucy memeriksa sekitar, memastikan tidak ada siapapun yang masuk. "Baiklah, kita akan masuk melalui pintu utama dan berpencar." kata Lucy dengan suara yang tegas. "Julian kau akan ke bagian kiri dan Sonia kau kebagian kanan, aku akan memeriksa bagian tengah, kita akan bertemu lagi disini dalam 1 jam kedepan."
Julian dan Sonia mengangguk, siap untuk melakukan tugas mereka. Lucy kemudian memberikan aba-aba untuk maju.
Mereka berpencar sesuai dengan rencana, dengan Julian menuju ke bagian kiri, Sonia menuju ke bagian kanan, dan Lucy memeriksa bagian tengah.
Julian bergerak dengan cepat, memeriksa setiap ruangan dan koridor di bagian kiri gedung. Ia menemukan beberapa musuh yang tidak terlalu kuat, dan dengan cepat mengalahkan mereka. "Hmm, aku tidak menemukan apapun disini, mungkin aku harus bergerak lebih dalam." kata Julian dalam hati.
Sonia juga bergerak dengan cepat, memeriksa setiap ruangan dan koridor di bagian kanan gedung. Ia menemukan beberapa peralatan yang terlihat penting dan dengan cepat menghancurkannya. "Sepertinya ada sesuatu yang aneh disini. Aku tidak merasakan satupun musuh yang kuat disini." kata Sonia dalam hati.
Sementara itu, Lucy memeriksa bagian tengah gedung, mencari sumber energi utama. Ia menemukan beberapa musuh yang kuat, dan dengan cepat mengalahkan mereka. Setelah memastikan bahwa tidak ada lagi ancaman di sekitar, Lucy mendekati tabung radiator energi yang besar dan penting. "Apakah ini sumber energi yang dimaksud ketua?" Lucy menatap tabung radiator energi itu dan bersiap untuk menghunuskan pedangnya. "Baiklah waktunya menghancurkan tempat buruk ini!."
Di bagian lain gedung, Julian bergerak lebih dalam ke bagian kiri, memeriksa setiap ruangan dan koridor dengan hati-hati. Ia telah menemukan beberapa petunjuk yang menarik, tapi masih belum menemukan apa yang dicarinya. Tiba-tiba, seseorang muncul dari balik bayangan, memandang Julian dengan mata yang tajam. "Halo, bisakah anda meninggalkan tempat ini? Karena sepertinya anda bukan tamu yang kami undang" kata orang itu dengan suara yang dingin topeng diwajahnya yang berlambang kan Light, membuat Julian merasa waspada dan bersiap untuk melawan.
Julian langsung menodongkan senjata nya, yaitu sebuah Pistol dan pisau, kemudian Julian memandang orang itu dengan mata yang waspada. "sudah kuduga kau pasti akan datang kemari, Light luminous!" katanya dengan nada yang kesal.
Sementara itu, Sonia yang sedang memeriksa bagian kanan gedung, tiba-tiba didatangi oleh seorang wanita dengan topeng berlambang Light. Wanita itu memiliki senyum yang dingin dan mata yang tajam. "Beraninya serangga seperti mu memasuki tempat sakral ini!" kata wanita itu dengan suara yang dingin. Seketika Sonia merasakan sesuatu yang mengerikan dari wanita itu, ia memandang wanita itu dengan mata yang waspada.
"Kau pasti gila." kata Sonia dengan suara yang mengejek. "Mana mungkin ruangan buruk seperti ini adalah tempat sakral? Lebih baik kau berobat daripada berbicara omong kosong seperti ini." Sonia kemudian menambahkan, "Lagi pula, aku tidak ada urusan denganmu. Jadi, kuharap kau tidak menggangu ku, Light Strom!" Sonia memandang wanita itu dengan mata yang tajam, sambil mengeluarkan kunai dan pedangnya.
Disisi lain, Lucy yang sedang bersiap untuk menghancurkan radiator energi itu, Tiba-tiba langsung ditebas oleh seorang perempuan, namun dengan cepat Lucy berhasil menghindar, tapi dia tahu bahwa perempuan itu sangat kuat. "Siapa kamu?" tanya Lucy dengan suara yang tegas. "Aku adalah Light vortex, salah satu dari 9 Light " jawab perempuan itu dengan suara yang sombong. "Dan aku diperintahkan untuk menghancurkan para serangga yang menggangu." Perempuan itu kemudian mengeluarkan serangan yang cepat dan mematikan dengan sabitnya, memaksa Lucy untuk menghindari serangannya.
Mereka bertiga langsung bersiap untuk mengalahkan para light, dengan tatapan dingin dan kesal mereka bertiga langsung menyerang para Light dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.