Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Hari Libur dan Hati yang Bernapas
Hari itu Sabtu pagi.
Untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, Kayla tidak menerima notifikasi shift.
Ia menatap langit-langit kamarnya di rumah kos kecil dekat rumah sakit, lalu menggumam, “Apa rasanya hidup normal ya…”gumam Kayla
Ponselnya berbunyi.
Lala “HARI LIBUR! KELUAR! WAJIB! Nggak ada alasan lembur atau ‘mau tidur aja’!”
Rina : “Cika udah booking tempat brunch. Kamu tinggal mandi dan ikut. PAKAI BAJU WARNA!”
Cika: “Bukan scrub. Bukan jas putih. Bukan celana kargo. Aku serius, Kayla.”
Kayla tersenyum kecil. “Baiklah.”
Dua jam kemudian
Di sebuah kafe outdoor bertema taman bunga, Kayla duduk di antara tiga sahabatnya. Ia mengenakan blus lembut warna biru langit dan celana kulot putih bersih. Wajahnya segar, rambutnya dikuncir longgar.
Cika berseru, “Lihat! Manusia bernama Kayla akhirnya jadi cewek sungguhan!”
Lala tertawa. “Bukan zombie IGD!”
Kayla tertawa juga. “Aku rindu kalian.”
Rina mengaduk es kopi, lalu menyikut pelan. “Kita juga, Kay. Kamu sekarang kayak… hidup di rumah sakit.”
“Aku… takut kalau aku terlalu jauh dari pasien-pasienku, aku akan kehilangan arah,” lirih Kayla.
Lala menatapnya lembut. “Justru supaya bisa kuat untuk mereka, kamu juga perlu mengisi dirimu. Hari ini buat itu.”
Setelah brunch, mereka jalan-jalan ke pasar seni kota. Ada lukisan, sulaman tangan, kaligrafi, dan mainan kayu antik.
Kayla berhenti di satu stan kecil berisi boneka tangan hewan dari kain flanel.
Pemilik stan — seorang ibu tua — menyapa, “Mau cari boneka buat adik?”
Kayla menggeleng. “Saya dokter anak. Buat pasien saya.”
Ibu itu tersenyum. “Kamu punya hati yang besar.”
Kayla memilih boneka kuda nil dan kelinci.
“Yang ini buat Salsa. Yang itu buat Reyhan,” bisiknya pelan ke dirinya sendiri.
Cika menggoda, “Beliin satu buat dirimu juga, dong.”
Kayla mengangkat boneka beruang dan menjawab lembut, “Yang ini... buat aku kecil yang dulu gak pernah punya boneka.”
Teman-temannya terdiam sejenak.
Rina merangkulnya. “Sekarang kamu punya lebih dari boneka. Kamu punya kami.”
Sore menjelang
Mereka duduk di taman, makan es krim sambil tertawa membicarakan kisah lucu pasien masing-masing.
Kayla menggigit es krim dan berkata, “Hari ini... aku merasa napas. Bukan cuma bertahan.”
Cika memeluknya. “Dan kamu berhak untuk bahagia, Kay.”
Malamnya
Kayla pulang ke kos, menaruh boneka-boneka di meja kecilnya.
Ia duduk di tepi ranjang, membuka jurnalnya, dan menulis:
"Hari ini, aku bukan dokter. Bukan pula residen.
Bukan gadis kecil yang dibuang. Aku cuma… Kayla. Dan ternyata itu cukup."
Pukul 00:48
Ruang IGD RS Pendidikan Nasional berubah jadi lautan darah dan teriakan.
Mobil ambulans datang silih berganti. Kecelakaan beruntun di tol utama membuat rumah sakit menerima lebih dari 30 korban dalam waktu bersamaan.
Kayla — yang seharusnya sudah pulang — memilih tetap tinggal.
“Semua dokter ke IGD utama! Pasien luka berat dan trauma kepala!”
“Spesialis ortopedi dipanggil ulang!”
“Bangunkan siapa pun yang bisa bantu!”
Kayla ikut bergerak cepat — membantu mencatat, membuka jalur infus, mengatur posisi pasien, menggantikan suster yang kewalahan.
Pukul 01:15
Seorang perawat lari ke arahnya.
“Dokter Kayla! Ruang observasi VIP, ada pasien datang sendiri, pendarahan parah, luka di dada. Tapi kita kekurangan dokter, IGD penuh!”
“Kenapa dia gak masuk IGD?” tanya Kayla bingung
“Dia... minta langsung ke ruang privat. Katanya nggak mau dilihat sembarangan orang.” jawab perawat itu
Kayla mengernyit. “Siapa dia?”
“Gak tahu. Tapi sopirnya bilang: 'bos besar.' Dan... ada pengawal di depan.” jawab perawat itu
Kayla mencuci tangannya, menarik napas panjang, lalu bergegas.
Ruang Observasi VIP
Pintu dibuka. Aroma darah segar langsung menyapa.
Di atas ranjang berbaring seorang pria — tubuh tinggi bidang, kemeja mahalnya sobek dan penuh darah. Luka di dada kanan terbuka. Ada goresan panjang di sisi pinggang, tampak menganga.
Matanya terbuka, tajam, seperti binatang terluka. Nafasnya teratur tapi berat.
“Siapa kamu?” tanyanya dingin.
“dr. Kayla. Dokter anak. Tapi malam ini... saya satu-satunya dokter yang bisa menjahit luka Anda sebelum Anda kehabisan darah.” jawab Kayla cepat
pria itu mendengus. “Rumah sakit ini sudah sebegitu kacau sampai anak-anak yang menangani orang dewasa?”
“Rumah sakit ini sedang menyelamatkan korban berpuluh-puluh jiwa. Dan Anda... menyelamatkan hidup Anda sendiri atau menunggu bergaya di ranjang ini?” ujar Kayla tegas
Mata tajam pria itu menyipit. Lalu, ia mengangguk kecil. “Cepat. Jangan gagal.”
Kayla mengenakan sarung tangan. Luka itu dalam, tapi bukan yang terburuk yang pernah ia lihat. Ia mulai bekerja cepat.
“Saya tidak akan pakai anestesi penuh. Cuma lokal. Tahan saja.” jelas Kayla
“Saya terbiasa menahan rasa sakit,” jawab pria itu dingin.
Beberapa menit berlalu dalam hening. Kayla menjahit luka itu dengan tangan terlatih.
Pria itu menatapnya. “Kamu tidak gemetar.”
“Saya biasa menenangkan anak-anak yang histeris. Anda masih lebih tenang dari Reyhan lima tahun.” jawab Kayla
“Siapa Reyhan?” tanya pria itu
“Pasien saya. Bukan urusan Anda.” jawab Kayla
Tiba-tiba pria itu tertawa pendek — suara rendah yang dalam. “Mulutmu lebih tajam dari jarummu.”
Kayla tetap fokus. “Dan darah Anda lebih banyak dari pasien mana pun malam ini.”
Setelah lima belas menit
Luka utama selesai dijahit. Kayla membersihkan sisi pinggang.
“Luka ini juga harus dijahit. Anda jatuh?” tanya Kayla
“Diserang.” jawab pria itu singkat
Kayla berhenti.
Liam Mahendra — CEO Mahendra Corp
Salah satu pria paling ditakuti di dunia bisnis. Dikenal sebagai raja aset, pemilik belasan perusahaan multinasional, dan kabarnya… tak pernah menunjukkan emosi.
Kayla hanya bergumam pelan, “Pantas saja Anda membawa pengawal.”
“Dan kamu masih menjahitku tanpa takut?” tanya Liam
“Saya takut... kalau Anda mati tanpa sempat bayar tagihan kamar VIP.” jawab Kayla
Untuk pertama kalinya, Liam tertawa sungguhan. Bukan sinis.
Beberapa menit kemudian
Luka selesai. Kayla melepas sarung tangan dan membersihkan tangannya.
“Saya akan siapkan antibiotik dan pantauan infus.” ujar Kayla
“Jangan panggil dokter lain.” pinta Liam
“Kenapa?” tanya Kayla
“Saya tidak percaya siapa pun selain kamu. Kamu... tidak berusaha cari muka.” jawab Liam
Kayla menatapnya tenang.
“Saya bukan cari muka. Saya cuma nggak mau ada pasien mati di tangan saya. Mau dia bayi, kakek, atau bos besar seperti Anda.” jawab Kayla
Liam menatapnya dalam, seperti menilai dari ujung kepala sampai ujung sepatu.
“Menarik.” ujar Liam
“Simpan komentarnya. Saya mau kembali bantu pasien yang benar-benar tak bisa membayar rumah sakit ini.” ujar Kayla
Sebelum pergi, Kayla berbalik. “Oh, dan Pak Liam …”
“Ya?”
“Satu hal lagi. Lain kali kalau mau berkelahi... jangan pakai kemeja putih. Darahnya susah hilang.”
Lalu ia pergi, meninggalkan Liam menatap pintu yang tertutup perlahan, dengan senyum kecil tak sadar di ujung bibirnya.
bersambung
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....