NovelToon NovelToon
Hello, Mr. Kordes

Hello, Mr. Kordes

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:117.3k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Siapa sangka moment KKN mampu mempertemukan kembali dua hati yang sudah lama terasa asing. Merangkai kembali kisah manis Meidina dan Jingga yang sudah sama-sama di semester akhir masa-masa kuliahnya.

Terakhir kali, komunikasi keduanya begitu buruk dan memutuskan untuk menjadi dua sosok asing meski berada di satu kampus yang sama. Padahal dulu, pernah ada dua hati yang saling mendukung, ada dua hati yang saling menyayangi dan ada dua sosok yang sama-sama berjuang.

Bahkan semesta seperti memiliki cara sendiri untuk membuat keduanya mendayung kembali demi menemui ujung cerita.

Akankah Mei dan Jingga berusaha merajut kembali kisah yang belum memiliki akhir cerita itu, atau justru berakhir dengan melupakan satu sama lain?

****

"Gue Aksara Jingga Gayatra, anak teknik..."

"Meidina Sastro Asmoro anak FKM, kenal atau tau Ga?"

"Sorry, gue ngga kenal."
.
.
.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepingan puzzle

Terdengar suara air yang ribut di dalam kamar mandi, memang benar...Jingga mandi tak selama dirinya. Atau memang rata-rata laki-laki begitu?

Hanya berselang 5-7 menit saja Jingga sudah keluar lagi dengan wangi aroma sabun, rambut yang basah dan badan yang dingin penuh kesegaran. Kacamata yang sempat ia lepas pun membuat binar matanya terlihat jelas tak lagi terhalang. Tidak langsung menyerbu ruang depan atau kamar, ia justru menghampiri Mei di depan wastafel.

"Sini, biar aku aja.." Jingga berusaha mengambil alih pekerjaan yang sudah setengah jalan itu.

"Eh, ngga usah...kamu siap-siap aja dulu. Katanya mau meeting." Tangan penuh sabun itu menepis tangan Jingga membuat lelaki itu terkekeh manis.

"Masa kamu yang kerjain semua, terus aku apa gunanya di list piket?"

Mei tersenyum dengan manisnya. Praktis hal itu menyibukan Jingga untuk memperhatikannya lekat-lekat, tak bisa...bahkan ia tak bisa membuang-buang waktu barang sedetik saja untuk tak memperhatikan Mei. Jarang sekali moment berdua ini mereka dapatkan, tanpa gangguan dari yang lain.

Ikatan longgar rambut Mei membuat rambut-rambutnya merosot, bahkan beberapa helaian rambut Mei keluar dari sana, sungguh....cantik. Anggap saja Jingga sudah gila, menggilai seorang gadis bernama Meidina.

"Ini udah setengah jalan, Ga. Nanti bagian kamu sapu halaman sama buang sampah aja. Aku ngga apa-apa, lagian kamu mau meeting juga, kan..."

Tak kehabisan akal, Jingga memiliki ide lain untuk membuat moment manisnya semakin berkesan dan seru, anggaplah ia sedang berusaha menciptakan bondingnya dan Mei kembali setelah hubungan keduanya sempat hancur.

"Oke." ia mengangkat kedua tangannya, lalu menggeser posisinya barang seinci, tepat di belakang Mei, "kalo gitu, aku bantu iketin rambut kamu aja...udah melo rot gini." Tak harus repot-repot meminta ijin terlebih dahulu pada orangnya, Jingga langsung saja menarik ikatan itu hingga rambut Mei terburai indah di depannya.

Salah, jika Mei langsung percaya begitu saja padanya. Karena selanjutnya Jingga justru menatap Mei lekat-lekat tanpa mau mengikat rambut Mei kembali.

"Jingga ih...iketin lagi rambut aku..." serunya beberapa kali menyeka rambut panjang yang mulai mengusik wajah dengan pundaknya, memantik jiwa usil itu lebih berlaku sewenang-wenang dengan mengusap lembut surai lebat Mei, membawanya ke belakang hingga berakhir di garis wajah gadis ini, "gini aja, cantik."

"Jingga....Sengaja banget ya kamu! Tangan aku penuh sama sabun begini!"

"Sini ah, aku iket sendiri kalo gitu!" Mei menyalakan kran air dan ingin merebut ikatan yang justru di sembunyikan oleh Jingga.

Jingga tertawa, "mau diiketin ga? Diem dulu kamunya..."

"Jingga! Cepetan, rambut aku udah berantakan gini, kaya singa..."

Dan lelaki ini masih saja tertawa akan hal itu, "ya udah tapi diem dulu. Bilang dulu, aku sayang Jingga..." pintanya.

Mei melotot dan menciprat-cipratkan busa sabun ke arah Jingga, membuat lelaki ini menghindar.

"Jingga! Ngga usah becanda ya..."

"Bilang dulu kalo kamu cinta aku..." pinta Jingga.

"Kamu cinta aku..." ulang Mei justru membuat Jingga tergelak untuk kemudian berdecak menggeleng sembari mendekap kedua tangannya di dada.

"Janji kalo kamu ngga akan pernah suruh aku cari cewek lain lagi."

"Jingga..."

"Janji kalo kamu ngga akan pernah ninggalin aku." Cecar Jingga.

"Ga..." kini nada bicara Mei semakin melemah memohon.

"Janji kalo kamu ngga akan menolak kehadiranku lagi."

Mei menghela nafasnya, "sayang..."

"Janji dulu?"

"Iya aku janji."

Senyuman lebar ditunjukan Jingga yang menghampiri Mei, "oke, sini aku iketin rambutnya."

Di akhir, Jingga membalikan badan Mei yang juga telah selesai mencuci piring, mematikan kran air meski belum mengelap kering tangannya.

Cup!

Ia menyarangkan kecupan hangatnya di kening Mei, "untuk nanti dan seterusnya...kamu yang cuci piring, aku yang iketin rambut kamu. Aku yang cari nafkah, kamu yang urus aku."

Mei mengehkeh, jauh sekali bayangan Jingga, "udah jauh banget planing bapak kordes satu ini."

Jingga manggut-manggut, "by the way...aku ngomong dulu sama kamu loh ini, biar nanti ujungnya ngga tragis lagi kaya kemarin. Aku udah mewanti-wanti."

"Tapi untuk disini...aku mau kita profesional dulu, Ga...aku ngga enak sama yang lain."

Jingga kembali menghela nafasnya, "kayanya kamu seneng banget aku jadi bulan-bulanan mereka...ngerasa di atas awan tuh kang Hamzah."

Mei tertawa, "aku tau kamu kuat iman."

"Aku kalo mandi dulu ngga akan keburu, palingan aku touch up dulu sebentar deh biar ngga keliatan gorengan..." ujar Mei mengelap tangannya, ketika Jingga telah memilih beranjak ke dalam, "oke sayang."

Sempat hening, bahkan Mei masih merapikan bekas-bekas pekerjaannya, membersihkan sisa butiran nasi dan bekas makanan sisa sampai Mei mendengar sayup orang bertengkar dari belakang rumah.

Cemburu kamu tuh ngga beralasan, Ka!

Kenapa sih, cuma masalah sepele aja bisa semarah ini. Cuma minta nomor doang, karena urusan proker!

Proker apa sekarang aku tanya, harus banget kamu kasih nomor wa? Yang punya proker tuh Lula, Vi...ngga harus kamu yang kasih nomor.

Mei tertegun sejenak mendengar pertengkaran dua orang yang ia kenali suaranya, saking penasarannya hingga tak sengaja ia menyenggol mangkok kaca disana sampai jatuh ke lantai...salahnya yang belum sempat menaruh mangkok itu ke rak, dengan maksud menurunkan sisa air.

Prankkkk!

Cratt.... Serpihan kaca mangkok itu terlempar dan berhamburan secara sembarangan mengenai kaki Mei.

"Awww..."

Jingga yang berada di dalam dan sudah bersiap dengan laptopnya sontak bergegas lari ke belakang. Begitupula dengan suara dua orang yang tadi di belakang rumah, mendadak senyap.

"Mei...ya Allah, kamu..."

Jingga langsung melirik kaki Mei yang kini sudah mengalirkan da rah segarnya.

"Ga...aku ngga sengaja nyenggol barusan."

"Duduk dulu, duduk... Awas kacanya."

Bersamaan dengan datangnya beberapa orang dari arah luar, Arshaka, Vio, bahkan Alby dan Syua serta Zaltan dan Senja.

Jingga langsung membawa Mei duduk, sedikit panik...ia berlari mencari kotak P3K.

"Guys kotak P3K dimana?!" tanya Jingga pada mereka yang baru saja datang, berbeda dengan Senja dan Syua yang tak paham...Vio langsung berlari ke dapur, "ya Allah Mei, kenapa?!"

Senja dan Syua mendengar seruan Vio dan cukup terkejut ketika menyusul dan melihat da rah segar benar-benar mengalir deras dari luka yang Mei dapatkan.

"Ini----"

"Gue----ngga apa-apa, serius...cuma tadi lagi cuci piring..." Mei bingung menjelaskan karena kini teman-temannya itu telah ikut panik.

"Nih!" Shaka menyerahkan kotak P3K pada Jingga.

Jingga dengan deru nafas cepatnya segera berjongkok, mencoba membersihkan luka dan cairan merah yang sulit berhenti, tak ubahnya kran air.

Senja bahkan sampai menutup mulutnya, saking kagetnya, "ini lukanya segimana sampe begini? Tahan da rahnya ihh...ya ampun!" Tanpa disadari ia sampai berkaca-kaca merasa ikut panik dan khawatir pada Meidina.

"Ga, aku ngga apa-apa...udah sini biar aku aja sendiri." Pinta Mei tak menghentikan kegiatan Jingga.

"Kamu diem. Obat kamu dimana?" tanya Jingga cukup dibuat panik, pikirannya seolah flashback pada kejadian Mei yang terluka ketika melihatnya bermain bola di lapang sekolah, saat itu pun sama....aliran da rah yang keluar dari luka yang tak seberapanya itu sulit terhenti.

"Ya ampun, ini kenapa da rahnya susah berenti gini sih..." Syua bahkan tak paham.

"Mei, lo tuh kenapa bisa gini?" tanya Vio.

"Obat kamu mana?!" kini Jingga berbicara lebih tegas.

"Obat apa sih, Ga...ya udah si...kalo luka diobatin pake yang ada aja, itu..." ujar Senja.

"Mei hemofilia, Nja..." lirih Jingga membungkam semua orang.

"Di tas obat, dalem koper..." Jingga terlebih dahulu menutup dan menekan bagian luka Mei dengan perban, "sini biar gue yang pegang." Pinta Vio menyadarkan dirinya duluan untuk membantu.

"Gue ngga apa-apa Vi, Jingganya aja terlalu berlebihan..." senyum Mei getir, sementara kini Vio sudah memandangnya nanar, " berlebihan gimana, ini da rahnya ngalir terus kaya kran air, ya pasti panik lah."

"Gue ngga tau, Mei...lo ngidap..." Mei mengangguk, "hemofilia. Kondisi dimana da rah sulit mengental."

Jingga membuka koper milik Mei, mencari tas obat Mei dan menjumpai kemasan yang sempat ia kenali dulu, ia sangat hafal.

"Aslinya? Gillaaa...gue baru tau, Mei." Alby bahkan Arshaka masih berada di dapur.

Jingga kembali berjongkok sementara Vio bergeser kembali, "maafin aku, aku yang salah...aku yang harusnya cuci piring tadi, aku harusnya bantuin kamu bukannya ngerecokin..." lelaki itu mendongak seraya menempelkan plester setelah memberikan obat milik Mei.

Mereka masih terdiam mencerna apa yang terjadi, oke...kenyataan Meidina hemofilia adalah fakta pertama yang cukup bikin syok apalagi mereka melihatnya secara langsung, namun sekarang...lihatlah wajah panik dan merasa bersalah Jingga?

Maru yang baru saja sampai di posko melihat laptop menyala dengan menampilkan layar dimana pak Sulaeman telah berbicara, "ini kelompok 21 dimana? Aksara Jingga?"

"Lah, ini orangnya kemana malah ditinggal begini rapatnya!"

"Ga!" Maru berjalan cepat mencari Jingga di keramaian dapur, "Ga, lo ninggalin rapat, orang-orang udah pada hadir, lo..." ucapannya menggantung di udara, "ngapain pada berkoloni disini?"

"Sorry, aku rapat dulu bentar ya." Jingga merekatkan plester dan mendaratkan usapan lembutnya di pucuk kepala Mei.

Mei mengangguk cepat, "oke. Aku nyusul pake laptop Maru." Sempat ingin beranjak, namun Jingga melarangnya.

"Ngga usah, biar Maru aja yang temenin aku rapat."

Sepeninggal Jingga dan Maru yang lelaki itu tarik, Mei memandang teman-temannya yang kini sudah melihat dirinya dengan tatapan macam orang menginterogasi.

"Ada yang kita ngga tau lagi?" tanya Syua.

.

.

.

.

1
𝐙⃝🦜尺o
kang Wahid ganjen ternyata ya, di Balaidesa juga dia curi2 kesempatan sama mei kan sampai minta nmer wa juga untung ditutupi sama jingga
Siti Nurnizawati
👍
Zee Zee Zubaydah
sepanik itu ya bang jingga klo mei sakit
Rita
gercep buat pujaan hati
Rita
bang dengerin dulu jgn panik
Nurhayati Tarsina
bener2 cowok siaga, Shaka ma jingga gercep amat, yg satu cinlok yg satu clbk
Khoirun Ni'mah
teh Sin kapan ih launching cerita baru,,, cerita apih sama amih kah
ieda1195
mungkin ngelihat nya kyak kang Hamzah ngelihatin Mei kali ya,, nya ada something
ieda1195
cemburu buta tohhhh
@eheeemmm💙
Ehmmm.... ternyata vio shaka cinta beruk.... 😁😁😁 mirip" sm jingmei,, bedanya jingmei mah udah pernah jadian, terus musuhan, terus deketan lg...
shaka mah cinta dipendam,, samoe ketemu lg di kkn 21 ini...
Attaya Zahro
Nah..kemarin di ajakin ribut,sekarang denger kalo ayang bebeb sakit langsung khawatir 😁😁
Attaya Zahro
Kamunya aja yang belum tau kebenarannya Vi..sebenernya mereka tuh CLBK,cinta lama belum kelar 😂😂😂
ieda1195
sweet bgt sihh bang jing, lope2 deh babang gorengan 😘
ieda1195
modusmu kebangetan bang jing, 🤣 tp gpp lah yaa, memanfaatkan kesempatan kok yaaa
ieda1195
sat set dahhh
ieda1195
🤣🤣 kompor bangettt
ieda1195
donatur emang beda yaa, wajahnya penuh merah2 dan biru2 🤣
lestari saja💕
langsung gercep nih pák kordes n pak shaka
ieda1195
blum baikan juga yg kemarin yaa,,
ieda1195
teman yg pengertian, bagus bagusss 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!