NovelToon NovelToon
Unexpected Love

Unexpected Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta
Popularitas:199
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Oktadila

Letizia Izora Emilia tidak pernah merasa benar-benar memiliki rumah. Dibesarkan oleh sepasang suami istri yang menyebut dirinya keluarga, hidup Zia dipenuhi perintah, tekanan, dan ketidakadilan.

Satu keputusan untuk melawan membuat dunianya berubah.

Satu kejadian kecil mempertemukannya dengan seseorang yang tak ia sangka akan membuka banyak pintu—termasuk pintu masa lalu, dan... pintu hatinya sendiri.

Zia tak pernah menyangka bahwa pekerjaan sederhana akan mempertemukannya dengan dua pria dari keluarga yang sama. Dua sifat yang bertolak belakang. Dua tatapan berbeda. Dan satu rasa yang tak bisa ia hindari.

Di tengah permainan takdir, rasa cinta, pengkhianatan, dan rahasia yang terpendam, Zia harus memilih: tetap bertahan dalam gelap, atau melangkah berani meski diselimuti luka.

Karena tidak semua cinta datang dengan suara.
Ada cinta… yang tumbuh dalam diam.
Dan tetap tinggal... bahkan ketika tak lagi dipandang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Oktadila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 12

Zia akhirnya sampai di sekolah barunya—sebuah sekolah elit dengan bangunan tinggi, halaman luas, dan arsitektur mewah seperti mansion Eropa. Ia berdiri terpaku sejenak, menatap kagum ke arah gerbang besi berukir emas dan taman-taman yang tertata sempurna.

Tapi kekagumannya tak berlangsung lama. Tatapan tajam mulai mengarah padanya. Beberapa siswa siswi berseragam rapi, lengkap dengan tas dan barang-barang bermerek, menatap Zia dari ujung kepala hingga kaki. Beberapa di antaranya mendengus pelan.

“Pasti anak miskin,” bisik salah satu siswi. “Kelihatan banget dari cara mandangnya bangunan ini.”

Seorang gadis berambut cokelat keemasan dan berdiri dengan angkuh menghampiri Zia. Dari sorot matanya saja sudah terlihat dia tipe ratu sekolah.

“Lo anak baru di sini?” tanyanya, suaranya sinis.

“Iya,” jawab Zia tenang.

“Pasti anak beasiswa, ya?” Gadis itu menyeringai meremehkan.

“Bukan,” jawab Zia tegas.

“Serius? Terus lo bisa masuk sini, duitnya dari mana?” lanjut si gadis, matanya menyipit penuh curiga.

Zia memandang tajam. “Kepo banget, sih kamu.”

“Jawab aja, susah amat?” desak gadis itu.

“Aku kerja,” jawab Zia mantap.

“Kerja?” Gadis itu tertawa mengejek. “Apa lo jual diri? Sampai bisa bayar uang masuk segede itu?”

Zia terdiam. Rahangnya mengeras. Tangannya mengepal kuat, matanya menatap gadis itu penuh amarah yang ditahan. Dalam hatinya, ia sangat ingin menampar perempuan bermulut jahat ini. Tapi tidak—ini hari pertamanya. Ia tak akan membuat masalah.

Namun, harga dirinya bukan sesuatu yang bisa diinjak-injak.

“Jaga ucapan kamu,” ucap Zia tajam. “Aku bukan jalang. Biasanya, yang paling keras teriak ‘jalang’, justru itulah jalangnya.”

Zia berbalik dan berjalan tenang, meninggalkan kerumunan yang tadi hanya menonton. Beberapa siswa yang melihat pertukaran itu terdiam. Beberapa berdecak kagum.

Siapa sangka, gadis sederhana yang datang tanpa barang mahal bisa membungkam Grey Thalia Ivanka—siswi terkenal paling sombong dan tajam lidah di sekolah itu.

____

Sementara itu, dari balkon lantai dua gedung sekolah, sekelompok siswa laki-laki sedang memperhatikan kejadian di lapangan depan. Mereka adalah para senior populer di sekolah elit itu.

Valiant Mahaswera, (teman Aksa dan Azka ) siswa berwajah tajam dan berpenampilan santai, bersiul pelan.

“Keren juga tuh cewek,” ucap Valiant sambil menyandarkan punggung ke dinding.

Zaleon Fero Adiputra— (teman Aksa dan Azka) yang biasa dipanggil Leon—menatap Valiant malas sambil menyilangkan tangan di depan dada. “Pasti jadi target lo selanjutnya, ya?”

Lian hanya mengangkat alis dan tersenyum tipis. “Untuk kali ini… nggak dulu. Not my style.”

“Padahal,” sahut Edgar (teman Aksa dan Azka) sambil mengunyah permen karet, “dia tuh sederhana aja udah cantik. Gimana kalau glowing dan body-nya bagus, pasti banyak yang naksir.”

“Apa sih kalian, ngomongin dia terus,” suara itu datang dari Aksa Nada bicaranya terdengar kesal.

Leon menoleh sambil menaikkan sebelah alis. “Lho, kok gue liat liat Lo kaya nggak suka sih sama tuh cewek?”

Aksa membuang pandangan. “Ya nggak suka aja.”

Lian memperhatikan ekspresi Aksa dengan mata menyipit. “Jangan-jangan… lo udah kenal duluan?”

Aksa langsung tertawa kering. “Gue kenal? Sama gadis miskin itu? Idih, nggak ya.”

Mereka semua terdiam sejenak, tapi hanya Lian yang menangkap perubahan kecil di mata Aksa.

“Yuk ke kelas, bentar lagi bel,” ucap Edgar sambil berjalan lebih dulu.

Aksa berjalan paling belakang, matanya sekali lagi melirik ke arah lapangan, tempat Zia tadi berdiri. Dalam hatinya, ia berjanji—siapapun yang macam-macam sama Zia, bakal berurusan dengannya langsung.

langkah Zia terasa berat ketika ia berdiri di depan kelas barunya, XII IPA 1. Ia ditemani oleh seorang siswa yang tadi membantunya menuju ruang guru. Setelah berbincang sebentar dengan wali kelas, Bu Henny, kini gadis itu harus menghadapi kenyataan: masuk ke kelas yang sama sekali asing.

"Ayo masuk, Nak," ucap Bu Henny lembut sambil mendorong pintu kelas.

"Baik, Bu," sahut Zia pelan, suaranya terdengar ragu.

Begitu pintu terbuka, suara tawa dan obrolan yang semula memenuhi ruangan seketika terhenti. Semua mata langsung tertuju ke arah pintu, membuat suasana mendadak sunyi. Zia merasa seluruh kelas mengamatinya, menilai setiap inci dirinya dari ujung kepala hingga kaki.

"Selamat pagi semuanya," sapa Bu Henny sambil masuk ke kelas.

"Pagi, Bu," jawab mereka serempak.

"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru," lanjut Bu Henny, lalu mengangguk ke arah Zia. "Silakan perkenalkan diri."

Zia menatap ke depan kelas, menarik napas pelan lalu mengucapkan dengan suara sedikit gemetar, “Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Letizia Izora Emilia. Saya pindahan dari SMA Sky.”

“Hallo, Zia!” ucap beberapa siswa bersamaan. Sebagian tersenyum ramah, namun sebagian lain hanya melirik tanpa ekspresi, bahkan ada yang terang-terangan menatap sinis.

“Cantik banget...” gumam salah satu siswa laki-laki di barisan tengah.

“Iya, dia kayaknya gak pakai make-up deh, tapi cantiknya natural,” sahut siswa perempuan dengan nada kagum.

“Cantikan gue juga kali,” celetuk siswi lain ketus, dengan nada menyindir.

“Lo mah kayak ondel-ondel, tau gak?” balas temannya sambil tertawa.

Tawa kecil mulai terdengar dari beberapa arah.

“SEMUA DIAM,” tegur Bu Henny dengan nada tegas.

Kelas langsung kembali tenang.

“Zia, silakan duduk di sebelah Stella,” ucap Bu Henny sambil menunjuk ke bangku kosong di pojok dekat jendela.

“Baik, Bu,” jawab Zia, lalu melangkah menuju tempat yang ditunjuk.

Di sana duduk seorang gadis berkepang dua, berkacamata bulat, menunduk dengan canggung. Ia tampak gugup, bahkan sempat melirik Zia sekilas sebelum menunduk lagi.

“Hai,” sapa Zia dengan senyum tipis saat mendekat.

“H-hai juga…” jawab gadis itu, pelan dan kikuk. Ia tampak terkejut—ini pertama kalinya seseorang menyapanya lebih dulu dan ingin duduk di sebelahnya. Selama ini, Stella selalu dianggap tak selevel oleh teman-teman sekelas karena statusnya sebagai siswa beasiswa.

“Aku boleh duduk di sini?” tanya Zia dengan sopan.

“Boleh,” ucap Stella pelan, tapi senyumnya sedikit mengembang.

Zia pun duduk di kursi kosong itu. Meski suasana masih terasa asing dan dingin, setidaknya ada satu orang yang membuatnya sedikit tenang.

...hajimemasithe watashi wa Mutia desu, Indonesia kara kimashita....

...tolong kasih komentar positif, aku akan berusaha  membuat cerita ini lebih menarik agar kalian suka dan membacanya sampai tamat...

...kalian dukung...

...Aksa & Zia...

...or...

...Azka & Zia...

...I really love rain, sea, trees swaying and gentle breeze, but how can I get all of it, family, friends, economy and visuals are all impossible for me when I am trying to change it but the world seems to not agree with everything, I'm quite disappointed with everything but I realize that no one can fight destiny...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!