NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:378k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reaksi alergi

"Pak Samuel! Dipanggil Pak CEO ke ruangannya!" lapor seorang pegawai wanita kepada Samuel.

Samuel sontak mengerutkan alisnya. Jarang sekali, sang CEO mencarinya.

"Baik, saya segera ke sana," sahut Samuel meski dengan perasaan bertanya-tanya.

Sahabat karib Edward tersebut langsung menyimpan HP ke balik saku jasnya. Kemudian, dia berdiri lalu melangkah santai menuju ke ruangan sang CEO.

"Maaf, ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Samuel begitu dia sampai di dalam ruangan pemimpin tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja.

Wajah sang CEO terlihat tak bersahabat. Tak ada kesan ramah sedikit pun yang ia perlihatkan kepada Samuel.

"Mulai hari ini, kamu dipecat!"

Degh!

Samuel yang semula tertunduk kebingungan kini mengangkat kepalanya dengan ekspresi terkejut.

"A-apa, Pak? Sa-saya dipecat?" tanyanya dengan suara terbata-bata.

"Ya, kamu dipecat," angguk pria didepan Samuel.

"Ta-tapi, salah saya apa, Pak?"

Sang CEO tampak tersenyum sinis. "Kamu masih berani bertanya apa salah kamu, Samuel?"

"Saya memang tidak tahu apa kesalahan saya, Pak. Jadi, tolong beritahu saya dengan jelas! Saya menolak dipecat tanpa kesalahan apapun!" ujar Samuel dengan tegas.

"Kamu sering datang terlambat, sering bolos, bahkan sering sekali mengoper pekerjaan yang seharusnya kau tangani kepada pegawai yang jabatannya jauh lebih rendah dibanding kamu. Dan, ini...."

Buk!

Pria yang duduk di kursi kebesarannya tersebut, melemparkan setumpuk kertas berisi bukti penggelapan dana proyek yang selama ini telah dilakukan oleh Samuel.

"Baca!"

"I-ini..."

Tenggorokan Samuel mendadak tercekat. Dia meraih kertas-kertas itu dengan tangan gemetar.

"Jangan pikir kalau saya tidak tahu dengan segala bentuk kecurangan yang sudah kamu lakukan, Samuel! Selama ini saya diam, bukan karena saya bodoh. Tapi, karena saya masih menghargai kamu sebagai salah satu teman baik Nana."

"Nana?" Samuel tersenyum miring. "Apa hubungannya Nana dengan semua ini?" tanyanya tak mengerti.

"Ah, saya lupa memberi tahu sesuatu. Sebenarnya, kamu bisa diterima di perusahaan saya berkat Nana. Dia yang memohon-mohon kepada adik saya supaya kamu bisa bekerja di sini. Padahal, jika dinilai dari nilai akademik, pengalaman kerja, dan skill kamu, sebenarnya kamu sangat tidak pantas bekerja di perusahaan saya."

Kedua telapak tangan Samuel tampak mengepal erat. Napasnya mulai memburu.

"Jadi, semua ini gara-gara Nana? Dia yang membuat saya dipecat?"

"Hei, jangan jadi tidak tahu diri, ya!" celetuk Rossa yang baru saja memasuki ruangan sang kakak.

"Kamu?" pekik Samuel tertahan.

"Kenapa? Kaget ya, karena aku bisa ada di sini?" tanya Rossa. "Sebelumnya, perkenalkan! Namaku Rossa Waltz. Aku..." Ia berjalan mendekati sang kakak kemudian memeluk lehernya dengan erat.

"... Adik kandung dari pria jelek ini," lanjutnya.

"Ka-kamu... Adik kandungnya Pak Robin?" pekik Samuel tak percaya.

"Ya," angguk Rossa. "Dan, kamu bisa bekerja di sini tentu saja berkat aku. Aku yang membujuk Bapak Robin yang terhormat untuk menerimamu atas permohonan dari Nana, sahabat baikku."

"Kalau begitu, tolong kamu bujuk Pak Robin untuk tidak memecat aku, Ros!! Aku janji, aku pasti akan mengembalikan semua dana perusahaan yang sudah aku gelapkan. Tapi, tolong, jangan pecat aku! Aku masih sangat butuh pekerjaan ini," pinta Samuel yang benar-benar sudah sangat terpojok.

"Untuk apa aku melakukan itu?" tanya Rossa.

"Setidaknya, lakukan ini demi Nana. Nana pasti akan kecewa kalau tahu aku dipecat dari sini."

Pfft!

Rossa langsung tertawa terbahak-bahak.

"Nana bahkan sudah nggak peduli meski kamu hidup atau mati, Sam! Jadi, untuk apa dia harus merasa kecewa kalau kamu dipecat dari sini?"

"Apa Nana tahu kalau aku akan dipecat?" tanya Samuel menebak.

"Ya," angguk Rossa. "Dia sudah tahu dan dia bilang, semua terserah Kak Robin dan aku. Kami kan yang punya perusahaan."

"Nana sialan!" geram Samuel marah.

"Kamu yang sialan!" sergah Rossa. "Dasar benalu tak tahu terimakasih. Sudah dibantu malah ngelunjak."

"Kamu!!!" Samuel menunjuk wajah Rossa.

"Jangan coba-coba untuk menggertak adikku, Samuel! Kalau tidak, kau akan terima akibatnya," peringat Robin.

Samuel langsung terdiam. Dia memalingkan wajah ke arah lain. Sementara, Rossa tersenyum mengejek dengan ekspresi tengilnya.

"Dan, jangan lupa! Uang lima ratus juta yang sudah kau gelapkan, harus kau kembalikan dalam waktu dua minggu. Jika tidak, maka siap-siap saja berurusan dengan polisi," lanjut Robin memberi peringatan.

"Du-dua Minggu?" Samuel tampak begitu kaget.

Waktu dua minggu sangatlah singkat. Darimana Samuel bisa mengumpulkan uang sebanyak itu? Haruskah dia jual ginjal saja?

Sementara, meminta kepada Edward dan Andro, dia juga tidak berani. Kedua sahabatnya pasti akan marah besar jika tahu bahwa Samuel sudah menggelapkan dana perusahaan tempatnya bekerja.

*

*

*

Nana kini sudah tinggal di apartemen milik Rossa. Meski awalnya Nana menolak, namun akhirnya dia mengiyakan juga.

Katanya, Rossa kesepian tinggal sendiri. Dan, dengan adanya Nana, akan membuat apartemennya menjadi sedikit ramai.

Tengah asyik bersantai sambil menonton TV di ruang tamu, Nana mendengar suara bel yang berbunyi. Dia pun segera keluar untuk membuka pintu.

"Tuan Edward?"

Kening Nana tampak berkerut. Wajahnya yang semula tersenyum kini langsung tertekuk.

"Tunggu, Na!" cegah Edward saat Nana hendak menutup pintu.

"Mau apa lagi Tuan Edward kemari?" tanya Nana sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Aku ke sini cuma mau bawakan makanan untuk kamu," jawab Edward. Sebuah paper bag berisi makanan yang dia beli dari restoran seafood kini ia angsurkan ke tangan Nana.

"Nggak perlu," tolak Nana.

"Terima saja, Na! Ayo!" Namun, Edward malah memaksa supaya Nana menerimanya.

"Nggak!" Nana bersikeras pada pendiriannya. Aroma dari makanan itu membuat dirinya tiba-tiba merasa tak nyaman.

Dan, Bruk!

Nana reflek menepis paper bag itu dengan tangan kirinya. Seketika, isi dari dalam paper bag tersebut langsung tumpah dan membasahi lantai.

"Na!" tegur Edward. Menurutnya, Nana sudah keterlaluan. Jika memang dia membenci Edward, tidak seharusnya perempuan itu melampiaskannya kepada makanan yang dia bawa.

"Aku alergi makanan laut," kata Nana yang membuat Edward seketika mematung.

"Kamu alergi makanan laut?" tanya Edward. "Tapi, sejak kapan? Bukannya, dulu kita selalu suka ke restoran ini untuk makan hidangan laut? Kamu selalu bilang kalau selera kita sama dalam hal makanan, Na!"

Nana pun tampak tersenyum miris. Ah, betapa bodohnya dia di masa lalu.

"Aku sudah alergi makanan laut semenjak aku dilahirkan. Bahkan, sampai sekarang pun masih belum sembuh."

"Tapi, dulu kamu..."

"Mungkin, dulu aku terlalu bodoh," potong Nana cepat. "Barangkali, aku terlalu jatuh cinta sehingga rela membahayakan nyawa hanya demi membuat kamu senang."

"Nggak mungkin, Na! Kamu pasti bohong, kan? Selama ini, setiap kali kita selesai makan, kondisi kamu selalu baik-baik saja."

"Oh, ya?" Nana kembali tersenyum sinis. "Kalau aku baik-baik saja, terus kenapa tangan aku sekarang jadi memerah seperti ini, Tuan Edward?" tanya Nana sambil mengangkat lengannya yang mulai kemerahan.

Ya, gejala alerginya memang terbilang parah. Bahkan, dengan menghirup bau dari makanan laut saja, tubuhnya sudah bisa bereaksi seperti itu.

"Na, kamu benar-benar alergi?" tanya Edward khawatir. Dia memegang lengan Nana kemudian memeriksanya dengan teliti.

"Lepas!" kata Nana dengan napas yang mulai terasa sesak.

"Diam dulu, Na! Biar aku periksa!"

Napas Nana semakin terasa sulit. Mulutnya sudah megap-megap dengan mata yang tampak memerah.

"Nana!!!" pekik Rossa yang datang tepat waktu.

"Rossa!" lirih Nana sambil meraih tangan sang sahabat.

Rossa pun langsung mendorong kasar tubuh Edward supaya menjauh dari sahabatnya.

"Apa yang Anda lakukan Tuan Edward? Anda sengaja ingin membunuh Nana?" tanya Rossa saat melihat tumpahan makanan yang berceceran di lantai.

"A-aku..."

Rossa nampak kesal sekali. Namun, dia berusaha untuk mengesampingkan amarahnya dan fokus pada kondisi Nana saja.

"Kamu punya obat alergi kan, Na?" tanya Rossa.

Nana pun menggeleng. Dan, hal itu membuat Rossa semakin bertambah panik.

"Tuan Edward! Tolong gendong Nana! Kita harus bawa dia ke rumah sakit. Sekarang!" titah Rossa.

"Ba-baik," angguk Edward yang langsung menggendong tubuh Nana yang sudah mulai lemas.

1
Amriati Plg
Ending yang memuaskan puas baca nya
Amriati Plg
Cinta masa lalu yang tak sampai
Amriati Plg
Awas aja klo nanti nana luluh sama edward lagi n ngk jadi cerai
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!