Mendapati sang kekasih berselingkuh dengan kakaknya sendiri, Seruni patah hati. Pemuda yang telah melamarnya ternyata bukanlah pangeran berkuda putih yang hadir di dalam mimpi.
Kenanga, kakak yang terpaut usia lima tahun darinya ternyata begitu tega. Entah apa yang melatarbelakangi hingga gadis yang biasa disapa Anga itu jadi kehilangan hati nurani.
Seruni kecewa, hatinya patah. Impian yang dirangkainya selama ini hancur tak bersisa. Caraka yang dicinta menghempasnya bak seonggok sampah.
Nestapa itu terasa tak berjeda. Seruni yang putus cinta kembali harus menerima perjodohan yang tadinya ditujukan untuk Kenanga. Pria dewasa dari kota yang konon katanya putra pengusaha semen ternama.
Wisely Erkana Hutomo Putra, nama yang menawan. Rupa pun tergolong tampan. Akan tetapi, apakah duda tanpa anak itu adalah jodoh yang ditakdirkan Tuhan ... untuknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesan Berbeda
“Kenapa teriak-teriak?” Sandi mengamati istrinya yang tampil cantik dengan kebaya merah menyala. Serenceng kembang goyang dari rangkaian melati tampak menjuntai di bahu kirinya. Perhiasan sanggul itu berayun setiap empunya bicara.
“Anga ... tidak mau menikah, Pak.”
Sandi terbelalak. Tubuh rentanya membeku, wajah memucat tiba-tiba. Pelukannya pada Seruni belum terurai sempurna, tangan keriput itu masih berlabuh di pundak putrinya.
“Apa-apaan ini?” Sandi terpancing emosi. “Sudah hamil di luar nikah. Di detik-detik pernikahan malah bertingkah. Apa mau anak itu?” Suara pria tua itu meninggi. Memutar tubuhnya menghadap Lasmi, menatap tajam wanita yang berdiri di ambang pintu.
“Wise baru saja tiba di depan. Bahkan, orangnya belum turun dari mobil, Anga meminta pernikahan dibatalkan,” adu Lasmi, bercerita kejadian yang baru saja dialami.
Seruni tersentak. Ketika nama Wisely keluar dari bibir ibunya, tubuh gadis itu bergetar. Mereka pernah bertemu beberapa minggu yang lalu. Akan tetapi, saat itu keadaan berbeda. Perjumpaan pertama berakhir dengan kesepakatan dua keluarga, Kenangan yang akan dijodohkan dengan pria muda tersebut. Namun, kini situasi berbalik 180 derajat. Putra pemilik pabrik semen ternama di ibu kota itu adalah calon suaminya.
“Aa.”
Belum juga bertemu, Seruni sudah menyapa sesuai kebiasaannya. Bibir mungil itu tampak datar, tak menyunggingkan senyuman sama sekali. Detak jantung dua kali lebih cepat dari normal, telapak tangan mendadak dingin dan basah.
“Uni, temui Wise di luar. Menurut Kana, dia membawa mobil sendiri, tanpa sopir. Siapkan makanan atau minuman. Mungkin dia juga butuh istirahat sejenak sebelum bergabung dengan keluarga kita di acara pernikahan Anga.” Sandi menitah sembari berjalan keluar. Dia harus menyambut calon menantu sekaligus bertindak tegas pada Kenanga yang seenaknya.
‘Aa. Aduh bagaimana ini?” Menggigit bibir, Seruni salah tingkah. Berjalan mondar-mandir, dia bingung sendiri. Ingin segera keluar kamar dan menyambut Wisely sesuai titah bapaknya, tetapi dadanya berdebar.
Gugup menyerang, membantai pertahanan dirinya. Sejak gaung pertukaran jodoh dikumandangkan, hatinya mulai bersiap. Namun, di saat seperti ini, perasaannya tetap berantakan.
“Uni, kamu masih belum keluar? Tidak enak dengan Nak Wise.” Sandi yang sudah di luar kamar tiba-tiba mengingatkan.
Deg.
“Ya … em iya, Pak.” Seruni terbata-bata. Tubuh membeku, mendadak kaku dengan kedua tangan saling meremas.
“Cepat, tidak enak. Dia calon suamimu, manfaatkan kesempatan ini untuk saling mengenal.”
Seruni mengangguk. Tidak bisa mengelak, gadis itu memilih pasrah. Berjalan pelan, dia keluar kamar dengan semua canggung yang berusaha dihempas sejauh mungkin. Hidup memang pilihan, tetapi tidak semua hal memberinya kesempatan untuk memilih. Tak jarang semua sudah ditentukan tanpa bisa mengatakan tidak.
Mengendap-endap, Seruni terkejut saat melewati ruang tamu dan mendapati Kenanga yang sudah didandan cantik menangis sambil memohon.
“Pak, Bu, izinkan aku membatalkan pernikahan ini. Aku tidak mau menikah dengan Aa. Aku … aku … menyesal. Aku tidak mencintainya. Aku salah, aku menyesal sekarang. Harusnya, aku mendengar semua ucapan Bapak. Biarkan aku ….”
“Jangan bertingkah, Nga.” Sandi berdiri dengan tangan bertolak di pinggang, menatap putri sulungnya yang memasang tampang memelas. Ketegasan pria itu tak terbantah.
“Pak, aku serius. Aku tidak mau menikah.” Mengalihkan pandangan pada Lasmi, Kenanga kembali memohon pada ibunya. Andai Sandi tak tergerak, dia berharap wanita tua itu berpihak padanya. “Bu, aku mohon. Dari pada memaksa menikah sekarang dan bercerai nanti, sebaiknya batalkan. Aku ….”
Kenanga membisu seketika saat tak sengaja pandangannya terarah ke pintu. Sosok tampan mengenakan kemeja putih susu, menenteng jas hitam di tangan kirinya. Pria rupawan itu terlihat bingung, berdiri canggung.
“Aa.” Seruni menyapa spontan tatkala menatap ke titik yang sama. Wisely tampak gagah dengan penampilannya.
“Wise, masuk, Nak.” Sandi yang menyadari kehadiran calon menantunya segera berjalan menghampiri. Memangkas jarak, pria tua itu memerintah Seruni. “Uni, tolong.”
Langkah kaki Seruni terasa berat. Butuh perjuangan untuk bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Debar terasa kian nyata, apalagi saat jarak semakin dekat.
“A … aa.” Seruni terbata-bata dan tertunduk malu. Menggigit bibir, dia berusaha meredam jantung yang bertalu-talu.
“Ajak Wise masuk ke dalam.”
“Ya, Pak.”
Seruni menguatkan hati, menyambar tangan kanan Wisely dan mencium punggung tangan pria tersebut. “Ma … masuk ke dalam, Aa.” Gadis itu canggung, menyambar jas hitam dari tangan sang calon suami tanpa permisi.
Kebekuan tak hanya menyerang Seruni. Wisely terpaku saat diperlakukan tak biasa. Di keluarga dan pergaulannya, tak pernah mendapat sambutan seperti ini. Dipandanginya lekat-lekat gadis dengan kecantikan sederhana di hadapan, menyelami gejolak asing yang menyusup masuk di dalam jiwanya.
“Aa, silakan masuk.” Seruni menyapa kembali setelah berhasil menguasai keadaan.
“Ah.” Wisely tergagap.
Kenapa dia jadi berbeda? Perasaan saat pertemuan pertama, gadis berkepang dua persis jelmaan Siti Nurbaya. Kok sekarang jadi berubah. Apa dia ….
Xixixi nyaman banget ya Ci di si hijau 😁..
Tapi semoga di manapun semoga sukses ya karyanya Ci...