Janda Satu Miliar

Mira masih bingung harus menjawab ya tau tidak, Hal ini membuat mira tidak bisa berkata apapun. Jack menyodorkan segelas air putih untuk di minum oleh mira. Setelah meneguk air yang di kasih jack, Baru lah mira bisa menetralkan perasaan nya. Mira mulai mengatur napas dan mulai bicara.

"Gini ya pak, Ma'af sebelumnya bukan saya tidak mau menikah dengan bapak atau siapapun. Saya sadar sangat-sangat sadar bahwa saya sudah memiliki anak, Apakah ada orang yang mau menerima paket komplit. Ketika ingin menikahi ibunya berarti sudah siap juga menerima anak ya. Dan pernikahan juga bukan hanya Saya dan bapak, Tetapi ada keluarga juga. Apakah keluarga bapak menerima kehadiran Saya Dan Zay untuk menjadi bagian dari keluarga itu.

Menikah itu bukan hanya menyatukan dua orang tetapi, Mempersatukan dua keluarga yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Saya tidak mau gagal membina rumah tangga untuk yang ke dua kalinya. " Mira pun berbicara dengan nada lembut namun penuh dengan penekanan.

"Saya meminta mu menjadi istriku, Berarti sudah siap menerima kalian berdua. Entah mengapa setiap Saya berada dekat dengan kalian rasa nyaman itu selalu datang. Sayang berharap kamu bisa menerima ku dengan segala kekurangan yang ada pada diriku, Karena aku tidak seperti lelaki lain yang romantis.Melamar saja dengan seperti ini, Sungguh aneh bukan. Jac pun berbicara sambil tersenyum tetapi senyum itu menyembunyikan rasa takut, Takut Mira menolak untuk menjadi istrinya.

" Apakah yang bapak ucapkan betul akan menerima Saya dengan Zay, Dari latar belakang keluarga saja kita sudah beda jauh. Saya hanya seorang janda miskin yang mempunyai seorang anak penyakitan, Apakah ada yang ikhlas mencintai kami atau hanya kasihan melihat nasib kami yang seperti ini. Sedangkan bapak itu orang kaya perusahan banyak di mana-mana, Menikah dengan seorang janda anak satu sungguh membuat dunia ingin menertawakan.

Seorang Jack maholtra pria kaya raya menikah dengan janda miskin, Pasti itu jadi trending topik di media elektronik mau pun cetak. Mira berbicara dengan nada yang mulai bergetar pertanda Ia menahan rasa sedih yang Ia rasa.

Tidak menyangka Ia akan di lamar oleh seseorang yang pernah membeli tubuhnya. Rasa tidak percaya pun masih menguasai diri Mira.

Melihat Mira seperti itu, Jack tahu bahwa Mira dari tadi berusaha menahan tangis.Jack pun mendekat dan duduk di lantai dengan menghadap Mira, Jack menggenggam tangan Mira sambil berkata.

"Lihat mata ku, Apakah ada kebohongan di sini. Dari perma bertemu dengan mu rasa itu sudah ada hanya aku yang telat menyadarinya. Saya tidak memaksakanmu untuk menjawab saat ini juga, Karena ku tahu kamu butuh waktu untuk berfikir.

Jack pun berdiri sambil mengecup punggung tangan Mira, Namun Mira tidak merespon apapun.

Jack kembali duduk ke tempat semula, Masih terus mengawasi wajah cantik itu namun penuh dengan kebingungan.

" Saya akan menikah dengan bapak jika Ayah dan Ibu mu merestui kita menikah. Dan satu lagi bilang sama Zay jika kamu ingin menikahi ku, Kalau bisa ibu mu yang memintaku menjadi istri mu. Karena Saya tidak mau kejadian yang lalu terulang kembali ,Saya tidak mau hanya kamu yang menginginkan ku tetapi tidak dengan keluarga mu.Karena menikah tidak semudah yang di bayangkan.Menikah juga awal mempersatukan dua karakter yang berbeda"

Sekarang sudah malam silahkan pulang, Bukan Saya mengusir tetapi tidak enak di lihat tetangga. Sudah mah citra janda itu selalu jelek di mata orang-orang.

Jack pun pamit untuk pulang, Jack jadi lupa waktu ketika berada di dekat mira. Andai saja dia bisa Menghentikan waktu maka akan Ia lakukan.

"Saya permisi pulang dulu ya, Terimakasih atas waktu dan kopi ya. Besok pagi Saya akan mampir ke sini untuk minta sarapan sama kopi, Jack pun berjalan perlahan meninggalkan rumah mira dengan menuju Mobil ya. Mobil yang di kendarai Jack sudah tidak terlihat.

Mira pun masuk kembali setelah Mobil Jack tidak terlihat lagi. Membereskan gelas kopi sisa tadi Ia bawa ke dapur.