Janda Satu Miliar
POV Mira
Jika anakku tahu, bila malam itu aku tidak pulang bukan karena lembur di kantor, mungkin dia akan sangat kecewa. Sebab aku memang tidak berada di sana, melainkan berada di hotel mewah hanya untuk menemani seorang lelaki yang sudah membayar ku dengan harga satu miliar.
Menangis, Itu sudah pasti tapi, tidak ada pilihan lain selain melakukannya.
Anakku mengidap penyakit jantung, jika tidak segera melakukan operasi maka, nyawanya tidak bisa di selamatkan.
Niat hati ingin meminjam uang pada perusahaan dengan sitem kas bon, Tapi aku tidak mendapatkannya. Sang CEO sebagai pemilik perusahaan di mana aku bekerja, justru melontarkan kata-kata yang membuatku tercengang. "Temani aku malam ini maka, Aku akan memberimu uang satu miliar”
Bicaranya terdengar lantang dan tanpa tahu yang di ajak bicara merasakan sesak di dada.
Pada saat itu, Aku langsung keluar dari ruangan, tanpa permisi.
Aku terus berusaha mencari pinjaman terhadap orang-orang terdekat tapi, tidak ada hasil.
Sampai pada akhirnya niat hatiku ingin menjual cincin pernikahan, Tapi dari hasil penjualan itu, uang yang ada belum juga cukup.
Dokter dari rumah sakit yang merawat anakku, Menelepon berulang kali untuk Menanyakan kapan bisa di lakukan operasi tersebut.
Sudah tidak ada waktu untuk menundanya lagi.
Dengan langkah gontai aku pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan putraku.
Setelah sampai di sana, terlihat wajahnya yang semakin hari semakin tirus, Saat melihat pemandangan yang memilukan itu, hatiku merasa lebih sakit dari apa pun.
Anakku adalah hidupku, Selama ini hanya dia yang ku punya, tidak ada keluarga selain dia.
Aku duduk di tepi ranjang anakku, sambil kutatap lekat wajahnya yang tampak tenang.
"maafkan Mama Nak, Yang belum bisa menjadi yang terbaik untuk mu.Bahkan untuk membayar biaya pengobatan mu Mama tidak sanggup. " Batin Mira menangis.
Hari ini terlalu berat bagi ku, Aku Ter tidur sambil memeluk erat tubuh mungil putra kecil ku.
Waktu sudah menunjukan pukul lima pagi, saat aku bergegas pergi meninggalkan ruang rawat inap anakku.
Tujuanku saat ini adalah, untuk menemui sahabatku. Dia sudah memberi kabar bahwa dia bisa meminjamkan uang.
Meskipun tidak banyak, Setidaknya bisa menambah biaya operasi yang aku butuhkan.
Perjalanan yang panjang, membuatku sangat lelah hingga tiba di tempat sahabatku itu.
Dia hanya bisa memberi pinjaman sebesar dua puluh juta, sedangkan kebutuhan untuk biaya operasi dan rawat inap sekitar 100 juta.
Temanku memberi saran agar aku menemui mantan mertua, Secara mereka itu keluarga yang sangat kaya raya, dikarenakan mempunyai perusahaan pertambangan.
Tetapi hatiku tidak mengijinkan untuk pergi ke rumah itu, mengingat hari di mana suamiku meninggal pun kami tidak diijinkan untuk melihatnya.
“Cobalah kau turun kan ego mu sedikit saja demi putra mu,” kata temanku itu terlintas jelas dalam ingatan saat dia bicara dengan tulus menasehati ku.
Pada akhirnya aku pun pergi ke rumah mantan mertuaku, dengan tujuan memberi tahu bahwa cucu mereka sedang sakit dan membutuhkan uang untuk melakukan pengobatan serta operasi.
Setelah sampai di depan rumah mewah itu, aku menunggu di sana sekitar satu jam tanpa ada seorang pun yang mempersilahkan aku untuk masuk dan duduk di dalamnya.
Langit mulai gelap pertanda akan hujan, namun mereka belum juga ada yang datang menemui ku.
Putus asa sudah memenuhi benakku saat itu.
Dengan langkah gontai kulangkah kan kakiku perlahan untuk meninggalkan rumah itu. Disaat yang bersamaan, sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah dan aku berhenti sejenak untuk melihat siapa yang ada di mobil tersebut.
Ternyata itu adalah ibu mertuaku, Dia turun dari mobil dan langsung menghampiri ku, Terdengar suara menyakitkan dengan jelas di telingaku.
"Masuk !! Dan tinggal kan wanita gila itu, " Sentak ayah mertua ku dengan sorot nata tajam.
Bagaikan petir menyambar di siang hari, seketika rasa sesak mulai menjalar di setiap aliran darahku.
"Ma--maaf mengganggu waktunya, Ada satu hal yang ingin saya bicarakan ...
Soal cucu Mama, sekarang dia lagi dirawat di Rumah sakit dan harus segera dioperasi, Ma. Jika tida maka ... aku mohon Ma, pinjamkan aku uang untuk membayar biaya pengobatan cucu Mama ...!” Aku berkata dengan suara parau sambil menahan rasa sesak di dada.
"Itu anakmu, Bukan cucuku dan sampai kapan pun aku tidak sudi mengakui anak itu! Karena kau dan anakmu itu , Anakku meninggal!” Ayah mertua ku berbicara dengan nada penuh penekanan tapi, ibu mertuaku hanya diam.
Sudah tidak kuasa lagi aku untuk menahan air mata yang sudah ingin tumpah sejak aku mulai bicara.
Tanpa diduga, hujan mulai turun airnya yang deras membasahi seluruh tubuhku.
Suara tangis pun tidak terdengar oleh derasnya air hujan, pertanda bahwa alam pun ikut merasakan kesedihanku pada saat itu.
Dengan tubuh yang sudah basah kuyup dan hawa dingin yang kurasakan mulai menguasai diri.
Berusaha untuk tetap kuat dan tegar menghadapi kenyataan.
Harapan pun sudah hilang, Entah harus ke mana lagi mencari uang.Semua barang berharga sudah ku jual tinggal dan yang tersisa hanya satu lagi yaitu rumah, Akan tetapi, Jika rumah itu ku jual nanti akan tinggal di mana aku dan anakku nanti?
Aku pun kembali pulang ke Rumah dan sesampainya di sana aku langsung membersihkan diri, Lalau berganti pakaian, Saat itulah aku teringat dengan ucapan CEO tempat aku bekerja.
Tanpa berpikir panjang aku menghubungi nomornya dan langsung di jawab. Aku pun menyetujui permintaannya melalui panggilan telepon tadi.
Dia memintaku ke hotel, dan tidak butuh waktu lama untuk sampai di tempat yang sudah disepakati.
Mencari keberadaan kamar nomor 2222.
Sampailah aku di kamar tersebut dan sudah ada yang menunggu ku di kamar ternyata.
"Cepat sekali kau sampai, sudah tidak sabar yah, untuk menikmati keindahan surga dunia bersamaku?" Dia berbicara sambil tersenyum.
Namun hati ku sakit saat dia mengatakan hal seperti itu. Terlalu riskan bagiku.
"Jika bukan karena anakku yang butuh pengobatan maka, Aku tidak sudi untuk datang ke tempat ini untuk tidur denganmu!" Aku pun bicara dengan nada yang sedikit meninggi.
"Owhh begitu yah, jika kau tidak sudi datang ke sini maka silahkan pergi. Kamu itu sudah janda ... jadi, berlaku baiklah padaku!”
“Silahkan lakukan, Tuan Jack yang terhormat, anda sudah membayar Mahal tubuhku maka nikmatilah sesukamu!”Ketus ku dengan tersenyum getir, Hatiku Merasa teriris sa'at ber kata seperti itu.
“Nah, begitu dong! Jadi Aku tidak sia-sia membayar janda satu miliar!” setelah berkata seperti itu, Jack pun mulai menelusuri setiap inci tubuhku, dan perlahan membuka setiap lembar Kain yang menutupinya.
Sebenarnya, sentuhannya mungkin terasa sangat memabukkan bagi Jack, tapi, bagiku sentuhan itu serasa goresan silet yang menyayat disetiap inci kulitku.
Dalam batinku terus menangis. ‘Jika bukan karena dirimu, anakku, Mama tidak akan pernah mau melakukan hal memalukan ini.
Maaf kan aku yang sudah menghianati cinta kita, Ini semua kulakukan demi anak kita.
Demi mewujudkan janjiku padamu, agar bisa menjaganya sampai tumbuh dewasa, sampai dia bisa menjadi orang yang di banggakan.
Lalu, orang mengenal dia bukan karena dari latar belakang keluarga, melainkan atas apa yang dia capai'
Setelah puas melakukan itu, Jack mengambil uang yang sudah ada di dalam koper. Berjalan mendekat ke arahku yang masih sibuk mengenakan pakaian kembali.
Kemudian dia berkata, "Itu uang jumlahnya satu miliar, jika kamu tidak percaya kamu bisa menghitung ulang.”
Dia berhenti sejenak untuk menghela napas, lalu kembali berkata.
"Dan silahkan kamu tinggalkan saya sebelum jam lima pagi. Sebelumnya saya tidak pernah melakukan hal ini pada wanita mana pun. Jadi kunci rapat-rapat mulutmu dan ketika di kantor bersikaplah seperti biasa. Apa kau mengerti?” ucap Jack lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-02-06
0
natal Natal
mulai baca siapa tau menarik😊
2022-11-25
1
@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬
laah klw pertma kali knpa mau sama janda bang Jack🙈 perawan kan bnyak🤭
2022-11-01
1