Zayn J. Scott, seorang bos mafia yang berparas tampan dan berkharisma, namun memiliki temperamen yang tinggi. Trauma akan masa lalunya, kedua orang tuanya di bunuh tepat dihadapannya.
Dan kegagalan cinta pertamanya membuat dirinya menutup rapat pintu hatinya. Semakin dingin dan menjadi pria yang keji terhadap wanita. Meskipun ada seorang wanita cantik yang mendampingi dirinya.
"Kau hanya tawananku, jadi jangan berharap dengan pernikahan ini!" - Zayn -
"Menikah denganmu adalah kesialan untukku. Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakannya." - Angela -
Cerita ini merupakan kelanjutan dari Novel 'Elleana And The King Of Mafia'.. sangat disarankan membaca Novel tersebut terlebih dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranty Yoona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir acara (Pria misterius)
Acara yang di tunggu-tunggu sudah akan dimulai. Seorang MC pria memberitahukan bahwa kedua pasangan suami istri, Xavier dan Elleana sudah saatnya untuk memotong kue ulang tahun pernikahan mereka. Kue itu berukuran sangat besar, sehingga mengundang decak kagum para tamu undangan. Xavier dan Elleana berjalan beriringan dengan menautkan jemari mereka.
Semua yang hadir nampak antusias. Karena menikah sudah 7 tahun lamanya, kedua pasangan itu selalu tampil mesra dan semakin terlihat sangat bahagia. Tidak ada skandal apapun yang biasanya selalu menjadi topik hangat pria-pria hebat seperti Xavier Alexander Romanov.
Tepukan tangan meriah diberikan oleh seluruh tamu yang hadir saat Xavier dan Elleana memotong kue secara bersamaan, hingga tepukan itu menggema memenuhi ruangan megah dan luas tersebut.
Dari kejauhan Zayn dapat melihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah wanita yang selama ini singgah dihatinya.
Melihat mu bahagia, itu sudah cukup.
Cinta seorang mafia yang bertemperamental tinggi memiliki cinta yang begitu tulus hingga selama ini selalu ia jaga. Dan akhirnya ia benar-benar bisa melepaskan dan menyaksikan sendiri bahwa pilihannya melepaskan wanita itu adalah benar.
Seraya menyandarkan tubuhnya di dinding di sudut ruangan, tatapan Zayn tak melepaskan pandangannya pada pasangan suami istri itu cukup lama. Zayn memilih berdiam diri, ia tidak mudah berbaur karena baginya mereka seperti manusia-manusia penjilat. Beberapa tamu undangan berlomba-lomba mencari perhatian beberapa keluarga kaya lainnya, termasuk Keluarga Romanov, agar dapat bekerja sama dengan Perusahaan Romanov. Namun siapa dirinya? Ia bukan pengusaha ataupun seseorang yang memiliki perusahaan besar.
Zayn hanya senang berinvestasi di perusahaan besar untuk mendapatkan keuntungan, jika perusahaan yang ia investasikan mengalami kebangkrutan maka itu bukan menjadi urusannya dan ia akan menarik kembali investasi itu. Baginya hanya uang, jika ada uang semua orang akan tunduk padanya dan ia bisa mengalahkan segala musuh yang bermain belakang.
Pandangan Zayn beralih pada Angela. Wanita itu duduk diantara kedua orang tuanya, Rolando dan Marlin. Wajah cantiknya semakin cantik karena tersemat senyuman disana. Lengkungan tipis sedikit menghiasi sudut bibir Zayn. Entah kenapa ia sedikit menyukai senyuman wanita yang menjadi istrinya itu. Namun menepisnya seketika, sejak kapan dirinya mengakui pernikahan mereka, pikirnya.
Zayn meletakkan gelas yang berisi wine dengan asal. Ia berjalan menuju Edward yang tengah bersama Jack. Namun langkahnya tiba-tiba saja berhenti karena aura seorang pria yang baru saja melewati dirinya. Menoleh ke arah pria yang baru saja melewatinya namun tak menemukan pria itu.
Mengabaikan hal itu, Zyan kembali berjalan menuju Edward. Duduk di kursi tepat di samping Edward.
"Mau sampai kapan kau sendiri, Zayn? Kau sudah terlalu tua untuk menyendiri." Edward berucap tanpa menoleh ke arah Zayn. Pandangan mereka lurus ke depan yaitu tertuju pada Elleana dan Xavier.
"Kau tidak perlu khawatir, aku menikmati kesendirian ku," ucapnya santai, tidak menanggapi perkataan Edward dengan serius.
"Kau belum mencobanya. Coba kau lihatlah, disini banyak wanita cantik. Carilah yang menurutmu cocok." Edward hanya melirik ke arah Zayn. Bermaksud memberikan saran yang entah akan disambut baik oleh Zyan atau tidak.
"Tidak perlu!" tolaknya cepat. "Aku akan memikirkan itu nanti." Tanpa sadar pandangan Zayn berpusat pada Angela. Mencari wanita lain disana, sedangkan ia sendiri sudah mendapatkannya namun ia justru mengabaikan wanita itu.
"Terserah kau saja!" ucap Edward malas. Dia sudah berulang kali memberikan saran namun selalu di tolak mentah-mentah oleh Zayn.
Acara di kediaman Romanov semakin meriah. Xavier memberikan permainan melempar koin emas, siapapun yang mendapatkan koin tersebut, maka akan mendapatkan keberuntungan untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Edward dan Zayn yang melihatnya hanya memasang wajah datar, tidak seperti antusias para tamu undangan yang memang sebagian besar ingin bekerja sama dengan Perusahaan Romanov Group.
"Koin ini akan jatuh ke tangan kalian jika kalian beruntung." Xavier berucap dengan berteriak. Semua pun bersorak ria, mereka sudah tidak sabar untuk mendapatkan kerja sama tersebut.
Siapa yang tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Perusahaan Romanov dan hanya dua orang saja yang beruntung untuk mendapatkan proyek itu bersama dengan Perusahaan Romanov Group.
"Oke, aku akan mulai. One two three!"
Xavier melemparkan koin itu ke sembarang arah. Seorang pria dengan berjas hitam, dan penampilan yang masih terlihat muda meraih koin tersebut. Beberapa tamu memandang kecewa karena mereka tidak mendapatkannya.
Koin emas kedua dilemparkan kembali dan pada saat bersamaan pria dengan berjas hitam lainnya muncul dia antara kerumunan tamu lainnya, sehingga koin itu terlempar ke arahnya dan dengan reflek ia menangkapnya.
Xavier mengenali seorang pria yang menangkap koin emas itu menyunggingkan senyum. Dan di sambut lambaian tangan oleh pria tersebut, yang sudah lama tidak berjumpa dengannya.
"Baiklah, dua koin sudah di dapatkan. Kalian bisa membicarakan tentang kerja sama perusahaan kita selanjutnya pada sekretaris ku," ucap Xavier pada mereka yang mendapatkan koin. Sekretaris yang ia maksud adalah Amanda.
Xavier dan Elleana turun dari atas podium. Mereka berjalan menuju seorang tamu dengan sang istri di sampingnya.
"Selamat ulang tahun pernikahan kalian Bos Besar," ucap pria itu disertai tawa. Sebelum kemudian memeluk singkat Xavier.
"Terima kasih, kalian datang jauh-jauh dari Indonesia untuk menghadiri undangan ku!" Xavier menyambut dengan ramah.
Seorang pria itu tak lain ialah Briel. Terakhir kali mereka bertemu pada saat pesta perkenalkan Baby Twins. Karena kesibukan dan berbeda negara itu membuat mereka jarang bertatap muka dan hanya sesekali saling memberi kabar lewat pesan singkat.
"Tidak masalah, selama Tuan Xavier Alexander Romanov memberikan tumpangan gratis jet pribadinya." Perkataan Briel membuat mereka tertawa.
"Apa ini istrimu, Briel?" tanya Xavier melihat seorang wanita berdiri di samping Briel.
"Benar. Kau sudah pernah mengatakannya kalau aku akan membawa istriku ke hadapan mu. Dan ini istriku Gea!" Briel dengan bangga memamerkan istri cantiknya itu. Ia masih mengingat jelas percakapan mereka beberapa tahun silam, dan saat ini ia dapat membalas ejekan Xavier kala itu dengan membawa istrinya di hadapan Xavier.
Elleana memperkenalkan dirinya pada istri Briel, Gea. Pun sebaliknya Gea menatap takjub Elleana yang bertubuh langsing dan berwajah cantik meskipun sudah memiliki dua putra dan seorang putri.
"Haha ternyata kau masih mengingatnya, Briel!" sambung Xavier sesaat setelah mereka saling memperkenalkan diri.
"Aku tidak mungkin melupakan itu, Dude!" jawab Briel terkekeh.
"Baiklah, kita duduk dulu. Aku akan memperkenalkan mu dengan yang lain!" ujar Xavier.
Briel dan sang istri mengangguk. Mengikuti langkah Xavier menuju mereka yang sudah ada Edward dan Zayn disana. Briel sudah pernah bertemu dengan Edward dan Zayn, ia menyapa kedua pria itu.
"Ternyata kalian masih mengingatku?" tanya Briel. Ia tak percaya jika Zayn dan Edward masih mengingat dirinya. Ya, mereka pernah berkumpul di Club malam.
"Ya, aku ingat. Bukankah kau pria yang selalu pergi bersama dengan sekretaris mu?" Zyan mengingat jelas saat itu Briel selalu bersama dengan Adam.
"Haha benar, tapi tidak perlu kau ingat itu." Briel tertawa, namun raut wajahnya tampak kesal karena hanya itu yang Zayn ingat akan dirinya.
***
Angela begitu bahagia dapat bercengkrama dengan kedua orang tuanya. Ia memanfaatkan waktunya dengan baik selagi diizinkan pergi oleh Zayn. Karena entah kapan dirinya akan dapat bebas seperti sedia kala. Angela menghembuskan napas pelan, ia beranjak dari tempat duduknya dan bermaksud ingin menghampiri Elleana, namun tangannya lebih dulu di tarik oleh seseorang.
Karena terkejut ada seseorang yang tiba-tiba menarik tangannya, Angela langsung menepisnya dengan kasar. Namun ia semakin dibuat terkejut karena seseorang itu adalah Samuel. "Sam?" ucapnya tak percaya apa yang dilihatnya.
"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu kembali. Tapi kenapa kau berada disini? Apa kau mengenal keluarga Romanov?" Samuel pun terkejut saat mendapati wanita yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya berada di tempat yang sama dengannya.
"Ya, aku mengenal mereka. Vier adalah teman baik ku saat di universitas," jawab Angela. Ia sedikit gelisah karena Samuel berada di tempat yang sama. Apa yang akan Zayn lakukan jika melihatnya bersama dengan pria lain.
"Sepertinya aku harus menemui Elle, Sam. Dia sedang menungguku." Angela berusaha menghindari Samuel. Sejujurnya ia tidak ingin melakukan hal itu karena biar bagaimanapun Samuel adalah pria yang sangat baik.
"Tunggu Angel. Aku tau apa yang membuatmu menghindari ku belakang ini?!"
"Apa maksudmu, Sam?" Angela berpura-pura tidak mengerti ucapan Samuel. Ia melakukan itu pun demi kebaikan Samuel agar tidak terjadi sesuatu dengan pria yang ia sayangi sebagai teman.
Samuel mendesah kasar, ia sudah cukup muak dengan kepura-puraan Angela. "Kenapa kau menikah tanpa memberitahu ku, Angel?"
Mendengar perkataan Samuel, Angela terkejut. Dari mana Samuel mengetahuinya? Apa dia mencari tau tentangnya? "Dari mana kau tau, Sam?" Angela bertanya setenang mungkin.
"Tidak penting aku tau dari mana. Yang jelas aku sangat kecewa. Kau tau bahwa selama ini aku mencintaimu tapi kau menikah dengan pria lain." Terlihat jelas kekecewaan di wajah Samuel. Pria itu menatap dalam wanita di hadapannya yang sudah menjadi milik pria lain.
"Aku tidak bermaksud begitu, Sam. Maafkan aku." Suara Angela terdengar pilu penuh dengan rasa bersalah.
"Apa kau menikah dengannya demi perusahaan mu?"
Saat mendengar pertanyaan Samuel, bibir Angela terkatup rapat dan terasa keluh untuk menjawabnya.
"Katakan Angel, apa karena itu kau menikah dengannya?" Samuel mengulangi pertanyaannya dengan penuh penekanan. Ia ingin wanita itu dapat berkata jujur padanya.
"I-itu bukan urusanmu, Sam." Angela berusaha berkilah. Kedua matanya melirik ke arah Zayn. Dan benar saja Zayn tengah mengawasi dirinya dari kejauhan.
"Angel." Kedua tangan Samuel mengepal karena Angela tidak ingin menjawab pertanyaan.
"Sam, aku mohon. Disini bukan tempat untuk kita membicarakan ini. Aku menikah dengannya karena keinginan ku. Karena itu kau tidak perlu bertanya lagi!" Dengan terpaksa, Angela berkata seperti itu agar Samuel tidak lagi mengharapkan dirinya.
Angela berlalu meninggalkan Samuel dengan penuh kekecewaan yang menyergap dihatinya. "Aku tau kau hanya terpaksa. Jika kau tidak ingin memberitahukannya padaku, aku akan mencari tahu sendiri." Samuel menatap kepergian Angela yang berjalan menuju meja pemilik acara. Ia masih terpaku di tempatnya.
***
"Kau dari mana saja?" tanya Elleana setelah Angela berhasil mendaratkan tubuhnya di kursi.
"Aku bertemu dengan teman. Tidak ku sangka dia juga berada disini." Angela melirik ke arah Zayn yang menatapnya dengan tatapan dingin.
Angela menelan salivanya yang terasa kering karena tatapan dingin yang seolah-olah dapat melahapnya saat itu juga.
"Zayn, kenapa kau menatap Angel seperti itu? Kau tidak boleh menakuti teman ku!" Elleana menyadari tatapan Zayn pada Angela dengan tatapan tajam dan langsung menegurnya.
Mendengar ucapan Elleana. Wajah dan rahang yang sempat mengeras, mendadak menjadi lunak dan melengkungkan senyuman disana. "Apa aku terlihat menyeramkan. Lihatlah Elle, tatapan ku sangat lembut, bukan?" Sungguh Zayn terlihat sangat bodoh dengan memamerkan deretan gigi putihnya.
"Aku serius Zayn!" Elleana mendengkus kesal. "Jangan berani menatap temanku dengan tatapan mu yang menyeramkan itu lagi," katanya kemudian dengan membulatkan kedua matanya penuh peringatan, seakan manik mata berwarna cokelat pekat itu dapat keluar dari kelopak matanya.
Zayn menggaruk tengkuk lehernya. Kenapa justru Elleana mempermalukan dirinya di hadapan Angela. Hilanglah sudah kekejaman dirinya yang selalu ia tunjukkan di hadapan Angela. "Aku tidak akan melakukannya lagi."
Untuk menghindari kontak mata dengan Angela yang tengah menatap dirinya. Zayn meneguk minumannya dengan membuang pandangannya ke arah lain.
Kedua mata Angela menyipit penuh selidik. Dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa Zyan begitu lembut dengan Elleana dan Kenapa Elleana mampu mengendalikan dan mengatur Zayn? Apa sebelumnya mereka memliki hubungan? Terlebih lagi yang ia perhatikan sejak tadi, hubungan Zyan dengan Xavier tidak begitu baik.
Angela hanya dapat menerka masa lalu Zayn. Tidak mungkin Elleana memiliki perasaan terhadap Zayn. Kecuali Zayn yang memiliki perasaan kepada istri dari temannya itu. Rasanya sulit sekali, Angela mengakui fakta yang baru saja ia ketahui itu.
***
Xavier bercengkrama cukup lama dengan Briel dan istrinya Gea. Bagaimana pria itu pertama kali bertemu dengan Gea. Xavier tergelak saat Briel menceritakan pertemuan mereka. Pria itu bodohnya terlalu berlebihan, bagaimana bisa menikahi wanita yang salah. Namun hal itu patut di syukuri Briel karena pernikahannya bukan sebuah kesalahan. Xavier dapat melihat cinta di mata kedua pasangan itu.
Berjalan menuju ke empat anggota Black Lion, Xavier mendaratkan tubuhnya di kursi dan meraih minuman yang berada di atas meja.
"Kenapa kau membiarkan istri mu bersama dengannya bos? Tidak seperti kau yang biasanya," tanya Daniel sembari menyesap minumannya. Tak hanya Daniel yang melihat. Jack, Nico dan Keil pun melihat istri dari bos mereka tertawa dengan pria lain yang tak lain ialah Zayn.
"Pria bodoh itu harus menunggu seribu tahun untuk merebut istriku. Lagi pula kalian juga sudah tau kalau dia sudah menikah!" sahutnya datar.
"Pernikahan rahasia!" celetuk Nico mengejek Zayn yang duduk dengan tenang disana.
Semuanya terkekeh. Dari mana mereka mengetahuinya? Tentu saja itu hal yang sangat mudah karena beberapa anak buah Zayn ada yang bekerja untuknya. Tidak hanya anak buah Zayn, beberapa anak buah kelompok mafia yang lain juga bekerja untuknya. Sehingga ia bisa mengetahui siapa saja yang menusuknya dari belakang.
"Bagaimana reaksi Zayn saat tau anak buahnya ada yang bekerja untuk mu, bos!" sambung Keil. Percakapan mereka semakin mengundang rasa penasaran.
"Apa yang bisa dia lakukan? Lagi pula aku tidak melakukan apapun padanya!" Xavier berucap santai. Semuanya mengangguk, seolah paham dan tak mempedulikan hal itu.
Xavier beranjak berdiri meninggalkan ke empat anggota Black Lion dan berjalan menuju istrinya.
Sedangkan disisi lain. Seorang pria tengah berdiri di ujung ruangan. Tatapan matanya yang tajam itu mengarah pada Zayn.
"Kau akan sulit menghadapinya, karena dia bersekutu dengan Black Lion!" Seseorang itu berbicara melalui handsree bluetooth. Dan melaporkan apa yang sejak tadi ia perhatikan selama pesta itu berlangsung pada seseorang yang berbicara dengannya di sambungan telepon.
Setelah cukup puas berada disana. Pria misterius tersebut meninggalkan Kediaman Romanov.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Terima kasih banyak antusias kalian yang masih setia membaca Bang Zyan 🤗 Jangan lupa dukungannya ya 🤗❤️
terlalu menang sendiri.
/Sob//Sob/
Samuel ternyata kerennn ya... berkuasa tanpa harus lelah hahaha
keliatan dr visual nya jg.
tapi klo dr ceritanya hebat an Xavier dan Elle ya.....
lagian Elle trus ,, berasa paling cakep.
hehhe
masa kalah sih pesona Angel