NovelToon NovelToon
Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sindiran Dari Ipar

*****

" Tunggu sebentar Mas. Aku perbaiki make up ku dulu agar tidak terlihat pucat." Ucap Alya.

Devan pun mengangguk dan menatap lekat pada Alya yang kembali memoles bibir nya dan memoles wajah nya agar terlihat lebih fresh.

" Oke, done. Ayo Mas."

Devan mengganggu. Keduanya lalu keluar dan Devan langsung meraih tangan Alya dalam genggamannya.

" Malam, ma. Devan rindu mama." Ucap Devan yang memeluk sang mama dan otomatis genggaman tangan nya dengan Alya terlepas.

Jenny sudah menunggunya di depan pintu. Seolah memang sangat menunggu kedatangan Devan.

" Kamu ini. Masih ingat mama? Semenjak menikah tidak pernah pulang. Jahat kamu Devan." Jenny memukul - mukul bahu Devan, membuat pria itu terkait dan kembali membawa Jenny dalam dekapan nya.

" Kan biasanya Devan juga jarang pulang, ma. Sebelum menikah sibuk dengan kantor. Sekarang sibuk dengan istri Devan." Ucap Devan terkekeh dan kembali meraih tangan Alya dalam genggamannya.

Jenny yang mendengar itu mendesis kesal dan menatap tajam pada Alya. Alya tidak menduga jawaban Devan yang membuat hati nya menghangat.

" Apa kabar ma." Safa Alya berusaha menyalami Jenny.

Namun Jenny langsung melongos dan meninggalkan Alya juga Devan. Membuat Alya menggigit bibir nya.

Devan langsung memeluk bahu Alya dan berbisik.

" Maafkan mama ya. Dia sebenarnya baik kok. Hanya butuh waktu saja untuk bisa menerima kamu. Kita usahakan sama - sama ya." Ucap Devan dengan nada yang begitu menenangkan hingga membuat Alya merasa lebih baik.

" Iya, mas." Jawab Alya.

Semakin mereka masuk ke dalam, Alya melihat keluarga Devan memang sangat banyak dan besar. Alya semakin gugup dengan jantung yang berdetak keras.

Di mana - mana seharusnya seorang wanita mengenal keluarga laki - lakinya dulu baru melanjutkan ke jenjang yang serius. Namun ini terbalik.

Ada satu wanita yang menatap Alya dengan tajam dan benci. Satu lagi menatap dengan tatapan merendahkan dan jijik.

Mereka duduk di ruang tamu yang begitu besar. Membentuk beberapa kelompok seperti perkumpulan dengan yang muda - muda dan yang tua - tua.

Ada juga satu wanita yang menatapnya dengan tatapan cemburu dan benci juga.

Alya menelan ludahnya susah payah. Dia menghitung, ada sekitar 7 orang yang usianya sepataran dan sedikit lebih tua di atas nya. Itu semua wanita. Sedangkan disisa yang lain nya ada sekitar 5 orang dan itu semua laki - laki.

Mungkinkah itu sepupu - sepupu Devan? Karena dia juga melihat ada Naomi di sana. Satu - satu nya yang tersenyum dan melambaikan tangan pada nya. Memanggilnya dengan nada pertemanan.

" Mbak Alya... Sini..." Panggil Naomi membuat Alya hanya tersenyum sungkan.

Genggaman tangan Devan menguat. Dia melihat ketidaknyamanan di wajah Alya berada di tengah - tengah keluarganya.

" Ayo ke sana. Itu sepupu - sepupu ku. Aku kenalkan juga dengan mbak Tania dan Mbak Safira." Ajak Devan.

Alya hanya mengangguk mengikuti langkah suaminya itu.

" Mbak Alya jago masak loh. Enak banget. Aku jadi pengen belajar masak. Soalnya di rumah kan nggak ada yang bisa masak kecuali Mbok Siti." Ucap Naomi yang langsung menarik tangan Alya untuk duduk di samping nya.

"Kapan mau ajari aku masak mbak? Weekend ini bagaimana?" Tanya Naomi dengan wajah berbinar.

" Boleh Naomi." Jawab Alya dengan senyum yang tulus.

" Devan... Eyang mau berbicara dengan kamu." Panggil eyang membuat Devan menoleh.

Devan mengangguk lalu menatap Alya.

Alya sudah ketar - ketir jika di tinggalkan sendirian. Dia melihat tatapan - tatapan tidak bersahabat itu dan membuatnya sangat tidak nyaman.

" Mas... Ih... Sana pergi sendiri lah. Mbak Alya di sini saja. Aku mau mengenalkannya pada yang lain." Cegah Naomi dan kini memeluk lengan Alya.

Alya meringis dan menarik nafas nya panjang. Memang mau tidak mau dia harus menghadapi ini dan mengenal mereka semua.

" Tidak apa - apa Mas. Aku akan di sini saja." Ucap Alya.

" You sure?" Tanya Devan khawatir.

" Devan. Kamu meninggalkan istri mu di tengah - tengah keluarga kamu. Jangan banyak drama." Ucap Tania dengan ketus.

" Iya, mas. Tidak apa - apa." Jawab Alya tidak ingin menyulut kekacauan.

" Aku tidak akan lama." Balas Devan dengan senyum menenangkan seolah mengatakan pada Alya jika semua baik - baik saja.

" Kamu sekretaris kan? Bisa-bisanya Devan menikah dengan wanita seperti kamu. Wanita malam yang berkedok sekretaris. Padahal pekerjaannya tidak ada beda nya dengan wanita malam sungguhan." Ucap Tania.

Tatapan Tania begitu tajam dan penuh kebencian pada Alya. Ucapannya begitu menyakitkan dan menyentil Alya.

Alya berusaha mengontrol diri nya dan menyungging senyum tipis.

" Lagian kenapa sih, si Devan tidak langsung menceraikan kamu? Kamu pasti menggodanya sebagaimana kamu menggoda eksekutif eksekutif di luar sana kan?" Tanya Tania lagi.

" Mbak... Kalian ini belum mengenal mbak Alya sudah langsung menghakiminya seperti itu. Seperti tidak berpendidikan saja." Bantah Naomi yang nyolot.

Tapi bantahan Naomi tersebut langsung mendapatkan tatapan tajam dari Tania untuk menyuruhnya diam. Dia yang paling mudah di sana sehingga dia tidak bisa berbuat banyak.

" Seharusnya Devan memang dari awal menjalin hubungan dengan Tika saja. Coba kamu tidak memilih mengejar karir dan memutuskan Devan. Kalian pasti sudah menikah. Kamu sepupuan dan sudah mengenal Devan dari kecil. Seharusnya kamu tahu bagaimana Devan yang sangat husband material, tapi kamu justru meninggalkannya." Ucap Tania menatap Tika yang duduk di sebelahnya.

Alya masih diam mendengarkan perseteruan antar sepupu itu.

" Aku juga menyesal Mbak. Bukannya Mbak tahu tujuanku kembali untuk bisa bersama Mas Devan. Namun nyatanya kesempatan itu pupus saat aku tahu dia akan menikah dengan Putri." Ucap Tika dengan wajah yang sedih namun saat menatap Alya tatapannya berubah kesal.

" Tidak... Tidak... Kamu masih bisa mendapatkan Devan. Mudah bagi kami mendepak wanita ini. Dia tidak berharga. Tidak ada yang merestuinya. Mama pasti akan mencari cara bagaimana membuat Devan dan wanita ini bercerai." Ucap Tania lagi dengan berapi - api.

Alya kehilangan kata - kata nya. Mau membela diri juga untuk apa karena memang mereka tidak akan mendengarkan ucapannya dan tidak peduli dengan semua pembelaan dari nya.

" Mbak ... Ayo ke dapur. Kita lihat menu yang sedang di siapkan." Ajak Naomi menarik Alya keluar dari sana dan langsung di teriaki oleh beberapa dari mereka.

" Mau kamu bawa ke mana dia Naomi?"

" Kenapa main pergi aja sih?"

" Beraninya dia meninggalkan kita."

*

*

*

Namun, Naomi bukannya membawa ke dapur tapi menuju ke taman belakang yang sangat luas dan indah.

Naomi tiba - tiba mengeluarkan sebatang rokok, dan menyulutnya dan menghisapnya dengan santai.

" Naomi... Ya Allah... Kamu merokok? Kamu calon dokter. Kamu tahu dengan baik bahaya nya rokok itu." Ucap Alya jadi panik sendiri dan khawatir.

" Mereka memang seperti itu Mbak. Sangat sulit menerima orang luar di keluarga ini. Mereka sangat melihat status sosial dan akan menyingkirkan siapa saja yang masuk ke keluarga ini jika status nya tidak setara dengan kita. Aku harap mbak Alya mengerti." Naomi menatap teduh pada Alya.

" Aku tidak masalah. Biarkan saja mereka berpikiran apa. Pikiran mereka tentang ku bukan tanggung jawab ku. Aku tidak akan mengambil beban, Naomi. Matikan dulu rokok kamu." Sahut Alya dengan tenang walau pun hati nya mengalami yang sebaliknya.

Gemuruh riuh yang penuh kesesakan kembali menyapa hati Alya.

" Aku merokok jarang - jarang kok Mbak. Kalau sedang emosi saja." Jawab Naomi lalu menginjak rokok nya dan duduk di samping Alya.

Naomi menatap lekat pada Alya. Seolah sedang mencari sesuatu.

" Mbak... Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Naomi.

" Bertanya apa?"

" Mas Devan pernah membahas perceraian pada kamu?" Tanya Naomi.

" Tidak." Jawab Alya singkat.

" Oke. Itu sudah cukup. Ayo Mbak, nanti mas Devan mencari kamu." Ucap Naomi lalu menarik tangan Alya dan menggenggamnya.

Naomi sebelas dua belas dengan Devan, suka menggenggam tangannya dan bertindak tiba - tiba.

1
Neng Nosita
menarik,aku suka ceritanya
Neng Nosita
seru juga ya,pertama x bertemu dpernikahan tapi langsung nyambung obrolannya ga jaim² an apalagi judes/jutek secara mereka baru kenal
Neng Nosita
yg bacanya mh bagian mesem mesemnya Thor😁
Neng Nosita
karakter Alya kayaknya orangnya humble,apa adanya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏
Neng Nosita
cukup menarik utk terus lanjut baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!