Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Orangtua Rizal pulang
Pagi hari Alina sudah berkutat di dapur membuat sarapan untuk suami serta mertuanya.
Mama Rizal tidak membantu sama sekali dengan alasan tamu harus di layani dengan baik.
“Mau kopi mas?” Tawar Alina saat melihat Rizal yang baru saja bangun tidur dan turun ke dapur.
“Iya sayang, mama belum pulang ya?” Tanya Rizal.
“Belum mas, paling nanti datangnya. Emang kenapa?” Tanya Alina.
“Gak apa-apa, mas tunggu di teras ya kopinya. Sekalian ada yang mau di bahas sama mama dan ayah” Jawab Rizal.
“Iya mas” Jawab Alina dan mulai memanaskan air untuk kopi Rizal.
Dia pagi ini memasak sop ayam, bakwan jagung dan juga sambal cumi.
Beberapa saat kemudian Alina sudah membawa kopinya ke teras, disana Rizal tengah menikmati pisang goreng yang sudah di masak oleh Alina tadi sebelum dia belanja ke tukang sayur.
“Kopinya mas” Ucap Alina dan meletakkan di depan sang suami.
“Ya makasih, kamu lanjutkan masaknya kami mau berbicara enam mata” Jawab Rizal.
Alina hanya mengangguk dan berjalan masuk ke dalam rumah, lagi pula sambalnya juga belum matang.
“Kamu jujur sama mama, kemana semua uang kamu Rizal?” Tanya Liana.
“Kan Rizal sudah bilang sama mama kalau uangnya di minta semua sama Alina” Jawab Rizal.
“Jangan bohong kamu Zal, kemarin mama sudah menanyakan hal ini sama Alina. Bahkan katanya dia hanya kamu beri tujuh juta saja, apa benar itu Rizal?” Tanya Liana.
“Hmm ya sisa uangnya buat kebutuhan Rizal lah ma” Ucap Rizal.
“Kenapa beberapa bulan ini kamu jadi sangat pelit Zal?” Tanya mama.
“Gak apa-apa ma, udahlah yang penting kan Rizal masih ngasih sama mama” Jawab Rizal.
“Sudah ma gak apa-apa jangan paksa Rizal, mungkin kebutuhan dia memang lagi banyak” Ucap ayah Rizal.
Mama Rizal hanya mencebikkan bibirnya, karena memang semenjak Rizal selingkuh dengan Nurma uang yang di kirimkan pada orangtuanya di pangkas setengah.
“Rizal mandi dulu, mau ke kantor” Ucap Rizal dan berlalu meninggalkan kedua orangtuanya.
“Yah, ayah sadar gak sih kalau enam bulanan ini Rizal berbeda. Bahkan dia jarang menghubungi kita, uang jatah juga di pangkas hingga setengah” Gerutu Liana pada sang suami.
“Mungkin Rizal punya kebutuhan lain ma, udah jangan di perpanjang lagi. Toh ayah juga kerja kan, masalah kuliahnya Sania kamu gak usah bingung. Ayah akan mengusahakan yang terbaik untuk dia” Jawab Rudi.
Sebenarya kedatangan orangtua Rizal kemari selain ingin membahas uang bulanan yang di potong juga ingin meminta bantuan pada Rizal, karena adiknya yang bernama Sania akan masuk kuliah sebentar lagi.
Tapi melihat respon yang di berikan oleh Rizal membuat Rudi enggan mengatakan niatnya tersebut.
“Ayah, mama ayo sarapan dulu. Makanannya sudah siap” Ucap Alina yang sudah berganti dengan pakaian kantor.
“Iya Lin, kamu masuk kerja jam berapa?” Tanya Rudi.
“Jam delapan yah, oh ya ayah izin gak masuk kerja berati hari ini?” Tanya Alina.
“Ayah ambil cuti satu hari, nanti kita keluar sama-sama. Barang-barang kami juga sudah ada di dalam mobil” Jawab Rudi.
“Kok buru-buru sekali yah?” Tanya Alina.
“Ayahmu kan harus bekerja Lin, kasihan juga Sania di rumah sendirian” Sahut Liana.
“Iya ma, mama sama ayah silahkan ambil makanan dulu. Alina sebentar lagi kembali” Ucap Alina dan pergi dari meja makan.
Lantas dia mengambil beberapa kue yang ada di dalam kulkas untuk di berikan kepada sang mertua.
Tak lupa Alina menyiapkan uang satu juta rupiah untuk tambahan beli bensin dan makan mereka di jalan nanti, mau di buatin bekal nanti takutnya basi.
“Alina mana ma?” Tanya Rizal yang baru duduk di meja makan.
“Masih di dapur” Jawab mama Rizal.
Tak berapa lama Alina sudah kembali dengan membawa beberapa kardus kue yang di bawakan oleh Rizal tadi malam, sedangkan uangnya sudah dia siapkan di dalam tas yang sedari tadi Alina taruh di sofa yang ada di ruang tv.
“Mau di bawa kemana kue itu Lin?” Tanya Rizal.
“Buat ayah sama mama mas, biar di berikan sama Sania. Kan ayah sama mama akan pulang habis ini” Jawab Alina.
“Apa benar itu yah?” Tanya Rizal.
“Iya Zal, kasihan adikmu sendirian di rumah” Jawab Rudi.
“Oh iya kapan Sania masuk kuliah yah?” Tanya Rizal sambil menunggu Alina mengambilkan makanan untuknya.
“Tahun ini, sekarang dia udah keterima di salah satu perguruan disana. Tinggal membayar biaya tambahan saja” Jawab Rudi.
“Memangnya kurang berapa yah biayanya?” Tanya Rizal.
“Lima jutaan Zal” Jawab Liana.
“Rizal transfer sekarang” Ucap Rizal dan membuka ponselnya dia langsung mentransfer uang kuliah buat sang adik.
“Terimakasih banyak Zal” Ucap Rudi.
“Iya yah, kalau ada apa-apa ayah sama mama langsung aja ngomong sama Rizal” Jawab Rizal.
“Iya Zal, ayo kita sarapan dulu” Ucap Rudi.
Rizal mengangguk dan mulai menyuapkan nasi pada mulutnya.
“Enak juga masakan kamu sayang” Ucap Rizal keceplosan.
“Emangnya biasanya siapa yang masak?” Tanya Liana.
“Emhh ibu ma, Alina hanya bagian motong-motong sayuran atau menyiapkan bahan saja. Kalau yang menyiapkan bumbu dan mengolah selalu ibu” Jawab Alina jujur.
“Oh gitu, padahal masakan kamu enak loh Lin. Sesekali kamu masaklah buat suami kamu” Ucap Liana.
“Iya ma, Alina akan lebih sering memasak buat mas Rizal" Jawab Alina.
Mereka mulai menghabiskan makanan yang berada di depannya.
Setelah menunggu beberapa saat kini orangtua Rizal berdiri dari duduknya dan pamitan mau pulang karena anak dan menantunya juga akan berangkat bekerja.
“Kami pulang dulu ya nak. Kalian baik-baik disini jangan bertengkar apapun masalahnya harus di selesaikan dengan kepala dingin” Ucap Rudi.
“Iya yah” Jawab Rizal dan menyalami sang ayah.
Alina juga melakukan hal yang sama, begitupun dengan Liana.
“Ma, ini ada sedikit tambahan uang jajan dari Alina. Buat beli makan di jalan” Ucap Alina dan memberikan uang yang sudah dia siapkan tadi.
“Repot saja kamu ini Lin” Sahut Rudi.
“Enggak yah, ini juga nitip kue buat Sania ya yah ma” Jawab Alina dan membawa kue tersebut ke arah mobil.
“Terimakasih ya Lin, semoga Allah segera menitipkan janin di rahim kamu” Ucap Liana.
“Amiin terimakasih doanya ma, ayah sama mama hati-hati di jalan” Jawab Alina dan memeluk Liana layaknya ibunya sendiri.
Meskipun mertuanya ini kadang omongannya menyakitkan tapi Alina sayang pada Liana seperti ibu kandungnya sendiri.
“Kamu kasih berapa mama tadi sayang?” Tanya Rizal saat mobil sang ayah sudah meninggalkan halaman rumahnya.
“Satu juta mas, aku sekalian berangkat ya udah jam segini” Jawab Alina dan melihat ke arah jam yang ada di tangannya.
Saat ini sudah jam setengah delapan pagi, dia harus segera sampai kantor apalagi nanti dia izin lagi di jam makan siang karena harus ke pengadilan mendaftarkan perceraiannya dengan Rizal.
“Iya sayang kamu hati-hati ya, mas juga mau berangkat ke kantor” Ucap Rizal
Alina segera mencium tangan Rizal dan masuk ke dalam mobilnya, tas kantor miliknya sedari tadi dia sudah tenteng sambil mengantar mertuanya ke teras tadi.
“Iya mas, kuncinya nanti kamu taruh di pot saja ya. Biar ibu gak bingung nyarinya nanti” Ucap Alina.
“Iya sayangku” Jawab Rizal.
“Aku berangkat, assalamualaikum” Ucap Alina dan menginjak pedal gas mobilnya.
Kini Alina sudah berada di jalan raya menuju ke kantornya yang cukup macet karena hari senin dan tepat jam kantor.
“Aduh bisa telat kalau macet kayak gini” Gumam Alina.
Mobil berjalan dengan sangat lambat karena macetnya cukup panjang.
Alina segera mengirimkan pesan pada HRD di tempatnya bekerja jika kemungkinan dia akan telat karena terjebak macet, tak lupa Alina juga memfoto pemandangan di depannya.
Di kantor tempat dia bekerja boleh telat masuk kantor tapi harus ada alasan yang tepat dan tak boleh lebih dari tiga puluh menit.
Bahkan satu bulan hanya boleh izin telat sebanyak dua kali saja, selama bekerja disana baru kali ini Alina izin terlambat.
🙏🙏👍👍👍