NovelToon NovelToon
Return

Return

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:864
Nilai: 5
Nama Author: AiMila

Radella Hafsah dan Delan Pratama memutuskan mengakhiri pernikahan mereka tepat pada satu tahun pernikahan mereka. Pernikahan dari perjodohan kedua orangtua mereka yang tidak bisa ditolak, tapi saat dijalani tidak ada kecocokan sama sekali pada mereka berdua. Alasan yang lain adalah, karena mereka juga memiliki kekasih hati masing-masing.
Namun, saat berpisah keduanya seakan saling mencari kembali seakan mulai terbiasa dengan kehadiran masing-masing. Lantas, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah terus berjalan berbeda arah atau malah saling berjalan mendekat dan akhirnya kembali bersama lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AiMila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Hati

Hujan baru berhenti siang hari, tapi keadaan tetap mendung dan udara masih terasa dingin. Suasana yang cocok sekali untuk bermalas-malasan, berbaring di atas kasur dan di bawah selimut untuk mencari kehangatan. Untung saja hari minggu, jadi sekalian untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari lelahnya aktivitas harian rutin.

Sore ini, Radella ada janji dengan Reno untuk menikmati akhir pekan bersamanya. Niatnya, Reno akan mengajak Radella untuk keluar pagi tapi sayang hujan sudah menyambut harinya lebih dulu. Sekarang, Radella sudah bersiap dan tinggal berangkat saja menuju tempat tujuan.

Seperti biasa, Radella tidak akan mau dijemput dan memaksa untuk bertemu langsung di tempat tujuan. Padahal, Reno memiliki niat untuk mengenalkan diri pada orang tua Radella karena dia memang ingin serius dengan perempuan itu. Sayangnya, Radella masih bungkam dan melarang dirinya menemui orangtuanya.

"Mau ke mana, Kak?" Radella menoleh, ada adiknya yang tengah bersantai di ruang tamu.

"Keluar," balas Radella singkat. "Kalau ayah sama bunda pulang, kasih tahu Kakak main sama teman seperti biasa," pesan Radella yang hanya diangguki Rasyafa dengan malas.

Mendapatkan anggukan dari adiknya, Radella melanjutkan langkah keluar rumah menuju motornya. Matanya menatap sayang pada motor yang sudah beberapa bulan ini menemani perjalanannya, motor kejutan dari seseorang yang sebentar lagi akan menjadi mantan. Radella segera menggelengkan kepala, tidak ingin mengingat tentang seseorang yang memberikan motor tersebut atau moodnya akan turun seketika.

Memilih menjalankan motornya membelah jalanan, dia sudah menebak kalau Reno pasti lebih dulu sampai. Pria itu selalu menjadi orang yang menunggu kedatangannya setiap mereka keluar. Beberapa jalanan masih menggenang air sisa hujan pagi tadi hingga siang yang sangat deras. Untung saja, bukan hujan petir yang terkadang membuatnya takut.

Lima belas menit, motor Radella mulai memasuki area taman yang menjadi tempat tujuan. Suasana taman tidak terlalu ramai, kemungkinan orang-orang enggan kalau harus pergi ke taman mengingat jalannya pasti masih becek. Pedagang juga tidak terlalu banyak, taman dalam keadaan lumayan sepi.

Sebelum melangkah melewati pagar taman, Radella membuka ponselnya yang berbunyi dan pesan dari Reno menunjukkan di mana dirinya berada. Tanpa membalas, Radella melangkah menuju pintu taman setelah memarkirkan motornya dengan aman. Belum sampai masuk, kakinya berhenti saat melihat sosok yang familiar baginya.

Orang tersebut berjalan keluar, bersama beberapa orang lainnya. Radella bingung bagaimana bersikap, untung saja dirinya sekarang sendiri tidak lagi bersama Reno. Saat orang tersebut sampai di hadapannya, dia juga ikut menghentikan langkah untuk menyapa.

"Kak Della!" serunya menatap senang.

Dia Divina, adik Delan dan menjadi adik iparnya sampai saat ini juga teman dekat adiknya karena mereka seumuran. Gadis itu berjalan mendekat, senyumnya mengembang manis melihat Radella yang juga ikut tersenyum. Divina bersama beberapa teman gadisnya, mungkin teman kampusnya, Radella juga tidak ingin menebak.

"Kak Della, di sini juga? Apa sama bang Delan?" tanyanya dengan antusias.

Radella meringis, dia tidak mungkin jujur dengan siapa dia ke taman. "Tidak, Kakak sama teman," balas Radella singkat.

"Oh, kirain sama bang Delan. Aku tadi ke rumahnya gak ada, aku telepon katanya ke taman. Eh, sampai sini malah gak ketemu. Untung aku ketemu sama mereka, teman-temanku," ungkap Divina tanpa diminta.

Cerita mengalir begitu saja dari bibir manis Divina, cerita yang membuat Radella tersentak. "Bang Delan di sini juga?" tanyanya sedikit resah.

Divina menatap kakak iparnya sambil mengernyitkan dahi, merasa aneh dengan ekspresi Radella. "Katanya ke taman, tapi gak tahu taman mana," balasnya sambil mengedikkan bahu.

"Kak Della, kalau nanti ketemu sama bang Delan bilang ya, Divina mau ke rumah bang Delan nanti malam!" pintanya malah membuat Radella terdiam.

"Kak!" panggil Divina melihat kakak iparnya malah mematung saja.

"Eh, kenapa gak kirim pesan saja. Lagian, belum tentu juga Kakak ketemu sama bang Delan," balas Radella sambil tertawa garing. Tawa yang terdengar aneh, kaku dan sangat dipaksakan.

Divina tertawa kecil melihat tingkah kakak iparnya yang dianggap aneh dan lucu secara bersamaan. "Aku sudah kirim, takut bang Delan gak lihat ponselnya. Udah ya, Kak, aku duluan. Tolong kalau ketemu sama bang Delan sampaikan pesanku!" serunya sambil melambaikan tangan sembari melangkah bersama teman-temannya yang sedari tadi menunggu.

"Eh, Divina...." Radella hanya menghela napas, melihat punggung mereka yang semakin menjauh.

Dia merasa takdir tengah mempermainkannya, karena hampir setiap dia keluar dengan Reno selalu ada Delan dan kekasihnya di tempat yang sama. Meskipun tidak selalu, tapi lima puluh persennya pasti selalu ketemu. Dan dengan konyolnya, adik iparnya malah meminta menyampaikan pesan kepada pria itu.

"Semoga Delan tidak berada di taman ini. Terlalu banyak taman di kota ini, tidak mungkin kita ketemu satu tempat lagi," lirih Radella melangkah masuk dan menuju di mana Reno sudah menunggunya.

***

"Hai, maaf ya terlambat lagi!" Radella meringis, percuma meminta maaf kalau selalu sama hasilnya.

Reno tertawa kecil, bukan masalah besar baginya karena yang terpenting bisa bersama Radella. Mereka berada di kafe mini yang ada di taman, Reno sudah memesankan apa yang menjadi favorit Radella. Perempuan itu duduk dengan wajah cerah menatap makanan yang sudah tersaji.

"Gimana hari ini?" tanya Reno sembari menikmati makanan mereka, begitu juga Radella yang langsung menyantapnya.

"Hujan," balas Radella singkat tapi mampu menciptakan tawa dari bibir Reno.

"Kenapa?" Radella mendongak, menatap tidak mengerti Reno yang malah tertawa sambil menatapnya lucu.

"Kamu tahu, tadi aku keluar karena ada keperluan. Eh, di jalan lihat beberapa perempuan terlihat seumuran dengan kita tengah bermain hujan."

Radella memusatkan perhatian sepuhnya kepada Reno yang mulai bercerita. Meski sesekali tangannya masih menyendok makanannya sembari mendengarkan Reno Berbicara. Apalagi tentang bermain hujat, tiba-tiba dia antusias dengan cerita bermain hujan.

"Terus?" tanya Radella tersenyum. Tanpa sadar, ingatannya berputar saat dirinya bermain hujan bersama Delan.

Reno tertawa kecil sebelum lanjut berkata, "mereka terlihat kekanak-kanakan sekali. Padahal usianya sudah terlihat dewasa. Bukankah itu terlihat konyol, bermain dan bersenang-senang di bawah guyuran hujan. Kalau itu anak kecil, tentu saja bisa dimaklumi."

Senyuman bahagia Radella surut seketika, merasa tersinggung dan tidak suka dengan kalimat dari Reno barusan. Terlebih melihat ekspresi Reno saat bercerita, terlihat jelas kalau pria itu tidak menyukai apa yang para perempuan itu lakukan. Seketika, dia jadi membandingkan Reno dan Delan, dan dia merasa sesak kembali saat mulai sadar dirinya sudah terbiasa dengan Delan.

"Hey, kenapa? Bukankah itu kekanak-kanakan?" tanya Reno menatap lekat Radella.

Radella tersenyum tipis. "Entahlah, mungkin bagi mereka menyenangkan," balasnya tidak selera lagi.

Belum sempat ada yang bersuara lagi, dua orang berjalan ke arah mereka. Radella belum menyadari karena perempuan itu tengah menunduk mengaduk makanannya. Hingga suara yang tidak begitu familiar menyapa indera pendengaran mereka yang membuat keduanya mendongak.

"Kamu Radella, kan?" serunya dengan ceria.

Mata Radella melebar, harapannya tidak pernah dengar mulus terkabulkan. Di depannya, sepasang kekasih sambil saling menggandeng berhenti di depannya. Mata sang pria menatap terkejut sama seperti dirinya sedangkan sang perempuan menatap bahagia.

"Benar, kan? Aku sering stalking kamu soalnya kamu selalu menyukai setiap postinganku," imbuhnya sambil tertawa kecil.

"Aku gak nyangka bisa melihat Kamu. Eh, tapi setelah aku ingat-ingat kita ternyata sering loh papasan," cerocos perempuan itu menatap Radella dan Reno bergantian.

"Oh, Kamu benar, kita sering sekali papasan satu tempat!" seru Reno menyetujui ucapan perempuan itu setelah melihat jelas sepasang kekasih tersebut.

Tidak dengan Radella dan Delan yang malah membeku, keduanya mengumpat kesal lantaran jalan yang mereka lalui selalu terlihat satu sama lain. Saat matanya melirik ke arah Delan, Radella teringat pesan adik iparnya. Nyatanya, adik iparnya benar kalau dia akan bertemu dengan Delan di tempat ini.

Mengingat pesan Divina, Radella tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa membuka suara untuk Delan, mereka tengah berempat. Di mana, kedua orang lainnya tidak tahu kalau dirinya dan Delan sekarang masih suami istri. Dia memilih diam, membiarkan Tantri dan Reno berbicara bagaimana sempitnya bumi hingga mereka sering bertemu padahal tidak ada yang saling mengenal.

Untuk pertama kalinya, empat hati dalam satu lingkaran seperti ini. Ternyata, sangat menyakitkan untuk Radella dan Delan karena berpura-pura menjadi orang asing saat mereka terbiasa bersama dan mengenal lebih baik daripada dirinya sendiri. Mereka hanya diam, sesekali tersenyum tipis menanggapi celotehan Reno dan Tantri yang langsung akrab begitu saja.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Aduh, thor bikin jantungku berdetak kencang
AiMila: Tarik napas pelan-pelan, Kak🙏
total 1 replies
Graziela Lima
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
AiMila: Diusahakan Kak, terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!