NovelToon NovelToon
Takdir Kedua

Takdir Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Murid Genius / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Putri asli/palsu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: INeeTha

Shinta Bagaskara terbangun kembali di masa lalu. Kali ini, ia tak lagi takut. Ia kembali untuk menuntut keadilan dan merebut semua yang pernah dirampas darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INeeTha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saham Keberuntungan

Di ruang bursa yang penuh layar berkedip dan suara transaksi, seorang gadis muda berdiri di antara para pemain saham yang lebih tua dan berpengalaman.

Penampilannya sederhana—blus putih, celana jeans, rambut panjang yang diikat rendah. Tapi sorot matanya tajam, penuh keyakinan.

“Gadis kecil, kamu berani banget ngomong begitu? Kamu pikir semua orang punya uang kayak kamu? Kami orang biasa, kalau rugi bisa nggak makan,” sahut seorang wanita paruh baya dengan nada sinis.

Beberapa orang di sekitarnya ikut tertawa kecil, setuju. Mereka tidak mau repot-repot mendengarkan nasihat dari gadis muda yang terlihat seperti mahasiswa baru lulus kuliah. Di tempat seperti ini, hanya mereka yang nekat atau kaya raya yang berani beli saham berisiko tinggi seperti itu.

Namun di antara tawa itu, hanya satu orang pria yang tidak ikut-ikutan. Ia berdiri di belakang Shinta Bagaskara, memandangi layar komputer dengan pandangan gelisah. Ia mengusap kedua tangannya, lalu menunduk pelan dan bertanya, suaranya nyaris seperti bisikan.

“Gadis kecil… bagaimana kamu tahu saham ini bakal naik?”

Shinta tidak menoleh, matanya tetap pada layar. “Insting,” jawabnya datar.

Pria itu mendesah kecewa. “Insting aja…,” gumamnya murung, lalu kembali duduk. Rautnya putus asa—ia sudah rugi besar hari ini.

Tapi Shinta justru menoleh sedikit, melirik pria itu dengan senyum samar yang nyaris tak terlihat.

“Sekarang harga sahamnya udah turun sampai dua koma sekian per lembar. Kalau kamu udah rugi sejauh itu, kenapa nggak coba ambil risiko terakhir sekali aja?”

Nada suaranya tenang, tapi tegas—ada sesuatu yang membuat kata-katanya terdengar masuk akal.

Setelah itu, ia tidak bicara lagi.

Keputusan ada di tangan pria itu.

Namun, kalimat sederhana tadi seperti menyulut nyala baru di mata si pria. Ia menatap layar komputer, menimbang, lalu menelan ludah.

Tiga puluh ribu lembar sudah hilang. Kalau salah langkah lagi, habis sudah tabungannya. Tapi… bagaimana kalau gadis itu benar?

Tangannya gemetar saat mengetik angka 75.000 lembar di kolom pembelian.

“Cuma tujuh puluh lima ribu… kalau gagal, aku bisa kerja lembur lima tahun buat nutupinya. Tapi kalau benar, aku bisa beli rumah, mobil… bahkan nikah,” pikirnya.

Ia menarik napas panjang, lalu menekan tombol Konfirmasi Transaksi dan memasukkan kata sandi.

Layar menampilkan tulisan: Transaksi Berhasil.

Ia terpaku. Membaca ulang tulisan itu beberapa kali, baru sadar—tidak ada jalan mundur lagi.

Jantungnya berdetak cepat. Ini keputusan paling berani sepanjang hidupnya.

Sementara itu, Shinta berdiri, menutup tas kecilnya.

Tatapannya sempat kembali ke layar, melihat grafik saham mulai bergerak naik perlahan. Senyum tipis muncul di wajahnya.

Tanpa bicara sepatah kata pun, ia melangkah keluar dari bursa.

Cahaya matahari siang menembus kaca gedung, menyinari langkahnya yang ringan.

---

Beberapa menit kemudian, pria tadi masih duduk di kursinya, pandangan tertuju pada layar. Ia menatap angka-angka yang mulai naik dengan mata membesar.

“Naik?!” bisiknya tak percaya.

Tak butuh waktu lama sebelum seluruh ruangan mulai riuh.

Layar di depan mereka menunjukkan pergerakan harga yang aneh—naik cepat, padahal sebelumnya anjlok tajam.

“Eh, ada investor besar yang masuk!” seru seseorang.

“Gila, nilainya satu miliar!” tambah yang lain.

Bursa mendadak gaduh. Semua orang menatap layar lebar di tengah ruangan, terkejut melihat pembelian besar itu.

“Perusahaan itu hampir bangkrut, kenapa ada yang beli segitu banyak?” bisik beberapa orang. Tapi beberapa trader yang lebih tajam mulai curiga—kalau investor besar berani masuk, pasti ada sesuatu di baliknya.

Sebagian panik menjual, sebagian justru buru-buru beli lagi. Dalam hitungan jam, harga saham itu naik jadi tiga rupiah per lembar.

---

Di sisi lain kota, di sebuah vila mewah di kawasan elit Jakarta Selatan, Fajar Pramudya menandatangani beberapa dokumen di ruang kerja modernnya.

Laptop, berkas, dan secangkir kopi hitam tersusun rapi di meja.

Asistennya masuk, membawa map biru. “Pak Fajar, semua sudah sesuai instruksi. Kami berhasil membeli lebih dari empat puluh juta saham.”

Fajar menatapnya sekilas. “Bagus. Ada kendala?”

“Asisten keuangan sempat ragu, Pak,” jawabnya hati-hati. “Celvion Group hampir bangkrut. Kenapa kita masih beli?”

Fajar berhenti menulis, lalu menyerahkan satu berkas baru.

“Karena kita akan bantu mereka bangkit. Siapkan kerjasama strategis. Kita suntik dana dan teknologi, tapi syaratnya—kita pegang tiga puluh lima persen saham mereka.”

Asisten itu tercengang.

Tiga puluh lima persen berarti kendali penuh. Tapi ia tidak berani membantah. Fajar Pramudya terkenal dengan naluri bisnisnya yang tajam dan tak pernah salah langkah.

Setelah asistennya keluar, Fajar bersandar santai di kursinya, bibirnya melengkung tipis.

“Sekali langkah, puluhan miliar masuk,” gumamnya pelan.

Tak heran, ia dijuluki investor muda jenius di dunia keuangan.

---

Dalam dua hari berikutnya, saham Celvion Group terus naik pelan tapi pasti.

Sementara itu, Shinta terus membeli saham dengan hati-hati, menambah dua ratus ribu lembar lagi, sampai akunnya hampir penuh.

Di hari ketiga, Celvion Group mengadakan konferensi pers besar-besaran. Ruangan hotel dipenuhi wartawan dari berbagai media bisnis. Semua mata tertuju ke panggung utama ketika perwakilan FP Group—divisi investasi ternama milik Fajar—muncul.

“Kami percaya potensi Celvion Group sangat besar,” ujar sang manajer FP Group di depan kamera.

“Kami tidak hanya menanamkan modal, tapi juga tenaga ahli dan teknologi terbaru.”

Wartawan langsung heboh. Blitz kamera menyala tanpa henti.

“FP Group bantu teknologi? Ini pertama kalinya!”

“Apa hubungan kedua perusahaan ini sebenarnya?”

Tapi mungkin cuma Fajar yang tahu kalau alasannya sebenarnya sederhana: Celvion punya produk kuat, hanya kekurangan dukungan.

Dan ia tahu bagaimana mengubahnya menjadi tambang emas.

Senyum puas menghiasi wajah CEO Celvion saat berjabat tangan dengan perwakilan FP Group.

Dalam sekejap, reputasi perusahaan itu melonjak.

---

Harga saham Celvion Group meroket—naik terus selama tiga hari berturut-turut.

Dari tiga rupiah menjadi empat puluh lima rupiah per lembar.

Shinta menatap angka itu di layar komputernya.

Saldo di akun investasinya kini hampir dua ratus miliar.

Ia berkali-kali menghitung nolnya, masih tak percaya.

Dari modal awal tiga ratus juta, kini hasilnya melonjak dua ratus miliar.

Hanya dalam waktu seminggu.

Ia menatap angka-angka itu dengan tenang, lalu klik “Jual Semua Saham.”

Transaksi selesai.

Dengan hasil bersih lebih dari seratus delapan puluh miliar, Shinta tersenyum tipis.

Tanpa ragu, ia membuka aplikasi bank dan mentransfer lima puluh miliar ke rekening Harry Subrata—rekan bisnis yang pernah menolongnya.

---

Di tempat lain, Harry baru saja menutup rapat ketika ponselnya berbunyi.

Ia melirik notifikasi dari bank, lalu membeku.

Saldo rekeningnya mendadak bertambah—lima puluh miliar rupiah!

Ia mengucek mata, menghitung nolnya lagi.

“sembilan, sepuluh... sepuluh nol?!”

Tak lama kemudian, notifikasi pesan masuk dari Shinta.

“Kalau dana perusahaan belum cukup, bilang aja ke aku.”

Harry terdiam lama.

Gadis itu… yang ia kira hanya bisa menanam tiga miliar untuk bantu perusahaan, ternyata baru saja menyuntik lima puluh miliar tanpa berkedip.

Ia menarik napas dalam.

Saat perusahaannya berada di puncak, total asetnya saja hanya tiga puluh miliar.

Dan kini, seorang gadis muda seperti Shinta—dengan ketenangan luar biasa—baru saja menyalip semua pencapaiannya dalam waktu seminggu.

1
Narina Chan
ayo lanjutkan kaka
Robiirta
ayo lanjut update yg banyak kaka
Robiirta
lanjutkan kaka
Na_dhyra
2 bab gak cukup beb...hihihi
Awkarina
update yang banyak kaka
Awkarina
mam to the pus🤣🤣🤣
Awkarina
jurusnya teh hijau nih👍👍👍
Awkarina
dia jijik woy😄😄😄
Awkarina
bisa gitu🤭
Awkarina
antagonis pro nih👍
Awkarina
ini dia yang marah🤣🤣🤣
Awkarina
mati aja lo😄😄😄
Awkarina
lah dia mupeng😄😄😄
Awkarina
ko saya pengen nabok y🤣🤣🤣
Awkarina
lanjutkan 👍👍👍👍
Awkarina
lanjutkan 😍😍😍😍
Awkarina
Mantap ceritanya lanjutkan sampai tamat ya thor, aku menunggu
Robiirta
👍👍👍👍👍 LAnjutkan💪💪💪💪
Robiirta
lanjutkan💪💪💪💪
Robiirta
😍😍😍😍😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!