Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 AKTI
Tujuh tahun telah berlalu, perlahan desa pesisir pantai sudah berubah. Bahkan beberapa penduduknya sudah merantau ke kota metropolitan, meninggalkan desa pesisir yang kaya akan hasil lautnya. Termasuk Keysa dan Mbah Sukarni yang pergi merantau ke kota demi perbaikan nasib dan pengobatan sang nenek.
🍁🍁🍁🍁
Langit malam tampak mendung, hingga gerimis turun ke permukaan bumi dengan leluasanya, membuat sosok gadis yang sedang mengendarai motor matic nya terus menaikkan kecepatan laju kendaraan roda duanya berharap segera sampai di kontrakannya.
Namun sayangnya, dipertengahan jalan menuju gang kontrakannya, hujan malah turun dengan derasnya membuat tubuh gadis mungil itu basah kuyup yang tak memakai mantel ataupun jas hujan.
Tidak hanya itu saat membelokkan motornya memasuki gang sempit kontrakannya, tiba-tiba saja terdengar suara petir menggelegar disertai kilat membuat sosok gadis bertubuh mungil yang disapa Keysa terperanjat di atas motornya.
Namun buru-buru gadis itu melajukan motornya hingga sampai di sebuah kontrakan sederhana di gang sempit tersebut. Beberapa pemuda yang biasanya nongkrong bareng sambil bermain gitar di sekitar gang sempit tersebut tak terlihat malam ini dan dia sangat bersyukur akan hal itu.
Keysa segera memarkirkan motornya di teras kontrakannya dengan tubuh menggigil. Suara petir terdengar menggelegar kembali membuat Keysa terperanjat dan hampir loncat dari posisinya berdiri. Dikutuknya dirinya sendiri yang kembali melamun di depan pintu kontrakannya. Mengingat hari ini begitu sangat melelahkan.
Tangannya yang sudah memegang kunci langsung bergerak membuka pintu dan bergegas masuk sebelum menutup dan mengunci kembali pintu kontrakannya.
Keysa melempar tas kerjanya ke kursi reyot di ruang tamu kecil yang langsung terpampang pintu kamarnya saat memasuki rumah kontrakan yang sangat sederhana itu. Bagaimana tidak, rumah kontrakan yang ditempatinya sangat sederhana, hanya terdiri dari dua kamar, ditambah dapur yang sangat sempit bersebelahan dengan kamar mandi yang jauh sempit pula. Mengingat Keysa hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan di rumah kontrakan ini.
Keysa menggigil kedinginan, dia pun melirik kamar neneknya yang hanya tertutup gorden, sepertinya neneknya sudah tidur sejak tadi. Dia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, mengingat tubuhnya terkena air hujan, takutnya dia masuk angin.
"Aku harus segera mandi terus beristirahat." gumam Keysa di dalam kamar mandi.
Sambil menghela nafas, dia membuka satu persatu pakaiannya lalu memasukkannya cepat di ember plastik di dalam kamar mandi. Dia sungguh lelah bekerja seharian sebagai cleaning service di hotel EQueen.
Hari ini pekerjaannya sangat luar biasa, kedatangan para pejabat dan tamu penting di hotel tempatnya bekerja membuat jam kerjanya berkali lipat tidak seperti biasanya.
Padahal sebelumnya jam kerjanya terdapat dua shift, pagi dan malam. Namun kedatangan tamu penting itu, membuat semua cleaning service dituntut untuk selalu stand by membersihkan setiap sudut hotel sesuai perintah dari manager hotel dan penanggung jawab bagian resepsionis.
Keysa keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuh mungilnya. Dia bergegas membuka lemari plastik dekat ranjangnya lalu mengambil pakaiannya dan segera berpakaian.
Tubuhnya merasa lebih baik sekarang, dia meraih ponselnya di atas nakas, jam sudah menunjukkan pukul Sembilan malam di layar ponselnya. Dia pun memeriksa grup chatnya, yang mana dalam grup tersebut adalah rekan-rekan cleaning service.
Saat asyik membaca chat masuk di ponselnya, tiba-tiba saja panggilan masuk dari bu Marwah, penanggung jawab Cleaning Service di hotel tempatnya bekerja. Tanpa basa basi Keysa langsung menggeser ikon berwarna hijau untuk mengangkat panggilan masuk tersebut.
“Halo”
“Halo Keysa, apa kau sudah sampai di rumah?” tanya Bu Marwah dengan cemas di ujung telpon.
“Iya bu, saya baru saja sampai di rumah” jawab Keysa dengan kening berkerut.
“Keysa, bisa tidak kau kembali ke hotel, soalnya Linda juga baru pulang karena anaknya sedang sakit. Teman-teman lain tidak ada yang bisa menghandle pekerjaan Linda. Semua orang sibuk menyambut kedatangan tamu penting beserta anak pemilik hotel yang mendadak akan datang berkunjung ini malam.” Ucap Bu Marwah menjelaskan dengan nafas terengah-engah.
“Baik Bu” ucap Keysa tanpa pikir panjang. Dia langsung mengiyakan ucapan Bu Marwah, sosok wanita setengah baya yang cukup berjasa dalam hidupnya karena merekomendasikannya bekerja menjadi cleaning Service di hotel tersebut yang hanya bermodalkan ijazah SMA.
Sudah hampir setahun dia bekerja di hotel Equeen, dulunya dia bekerja di toko buah dengan bayaran kecil dan hampir setiap hari mendapatkan cacian dan hinaan dari bosnya karena buah yang busuk tidak laku terjual, namun dia tetap bertahan dan sabar menghadapi bos galaknya, mengingat pekerjaan begitu sulit dicari saat ini, bahkan dia sangat mensyukuri gaji yang diterimanya.
Hingga sebuah keajaiban datang menghampirinya lewat salah satu pembelinya. Karena dari situlah dia bertemu sosok Bu Marwah yang menjadi pembeli tetap nya, hingga akhirnya wanita setengah baya itu menawarkannya sebuah pekerjaan, tanpa pikir panjang Keysa menerima tawaran Bu Marwah.
Hanya tiga puluh menit, Keysa tiba di hotel EQueen, dia pun memarkirkan motor bututnya di parkiran khusus pegawai hotel. Dia berlari-lari menuju ruang khusus cleaning Service, untuk mengganti pakaiannya dengan seragam cleaning service berwarna biru tua.
Setelah sempat berbincang dengan Bu Marwah, Keysa segera melangkah ke lorong hotel sambil membawa peralatan pel beserta cairan pembersih. Dia sampai memutar di area air mancur buatan dalam hotel tersebut sebelum langkahnya berhenti pada lorong hotel menuju kolom renang. Karena disitulah sangat rawan kotor, mengingat saat ini sedang turun hujan sehingga air merembes masuk dan tergenang di sudut lantai.
Keysa begitu cekatan mengerjakan pekerjaannya, mengepal lantai lorong hotel sampai bersih, setelah itu, dia kembali membersihkan toilet di area kolam renang. Selepas itu, dia kembali diminta untuk membersihkan kamar hotel VVIP.
Selama bekerja Keysa belum pernah memasuki kamar itu yang katanya kamar khusus ditempati oleh pemilik hotel tersebut. Biasanya yang membersihkan kamar tersebut Mbak Linda.
Sampai detik ini, Keysa belum pernah melihat rupa dari pemilih hotel tersebut, yang dia tau hanya namanya saja. Lagian dia hanya perlu bekerja tanpa harus mengenal bos nya.
“Kerja Bagus, Keysa. Terima kasih sudah datang malam ini”ucap Bu Marwah memuji pekerjaannya, setelah memeriksa kamar hotel khusus itu.
“Sama-sama bu, saya akan selesaikan ini” ucap Keysa sambil melap keringat di keningnya dan masih akan mengepel bagian lorong kamar VVIP tersebut.
“Ya sudah, setelah ini kau boleh pulang. Sudah larut malam” ucap Bu Marwah mengingatkannya.
“Baik Bu” ucap Keysa dengan anggukan kepala.
Dalam hati Keysa merutuki kedatangan bosnya, seharusnya bosnya datang di waktu siang ataupun sore hari, bukan di larut malam begini. Sampai-sampai menghebohkan semua pegawai hotel.
Saat berbalik badan, tiba-tiba saja Keysa menabrak tubuh keras seseorang hingga cairan pembersih ditangannya jatuh ke lantai. Bersamaan pula tubuh orang itu limbung dan hampir saja terjatuh kalau Keysa tidak bergerak cepat menangkapnya.
"Astaga berat sekali." gumamnya menahan tubuh pria itu.