Hidupnya tak mudah, bahagia seperti enggan menghampirinya. Sejak kecil hidup dalam kemiskinan dan keluarga yang hancur berantakan.
Ayahnya seorang pemabuk berat dan penjudi.
Ibunya berselingkuh dan wanita simpanan seorang pengusaha. Bahkan kakaknya pun kurang lebih sama seperti orang tuanya.
Gita tetap bertahan dalam keluarga itu demi dua adiknya yang masih kecil.
Hingga malam itu menghancurkan semuanya. Keluarganya tercerai berai, Gita terpaksa berpisah dengan dua adik kesayangannya.
Usianya baru lima belas tahun, tapi harus menanggung akibat dari kesalahan yang tak dilakukannya.
Gita diusir dari kota itu dengan cacian dan hinaan dari warga. Arga, putra selingkuhan ibunya bahkan membakar rumah gubuknya.
Hingga dua belas tahun kemudian dia kembali dengan tujuan mencari kebenaran tentang kematian ibu dan selingkuhannya.
Apa benar ayahnya itu benar seorang pembunuh ataukah dia difitnah oleh seseorang yang berkuasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kucing Nakal
"Iya mas, nanti rencananya saya bakalan ke sini lagi bawa tim saya buat video-in tempat ini. Benar-benar enak masakannya, tempatnya saya juga suka, suasananya enak intimte banget buat yang pengen bulan madu di sini."
Mata Gita seolah-olah terlihat antusias saat menatap sekeliling restoran tak beratap ini.
Trik marketing yang sudah sering dia pakai. Memuji, membujuk rayu lalu tarik dan tangkap.
"Ya... Kalau itu saya nggak bisa memutuskan, mbak. Harus bisa saya, yang punya tempat ini. Saya cuma pekerja, mengawasi tempat ini saj., mbak." ucap lelaki bernama Bagas yang ditemui Gita untuk mencari info tentang Doni.
Tadinya Gita menanyakan perihal Doni pada salah satu pelayan restoran.
Sayangnya pegawai di sini tak mau memberikan informasi tentang si pemilik restoran. Dan malah muncul lelaki muda bernama Bagas, yang menangani restoran.
Ya... si Bagas ini bisa dibilang seperti manajer restoran. Mengawasi dan melaporkan segala hal tentang restoran ini pada 'si bos'.
"Duh, gak bisa apa mas Bagas bantuin saya buat langsung ketemu atau minimal kasih kontaknya si bos gitu. Soalnya minggu depan, jadwal saya juga padat." ucap Gita yang terpaksa berbohong, mengaku dirinya sebagai selebgram yang suka meliput konten-konten tempat liburan dan makan.
Untung saja dia memang memiliki banyak followers dan rajin mengunggah kegiatan liburan dan wisata kulinernya. Dan menjadi rekomendasi untuk para followersnya.
Jadi, setidaknya tidak bohong-bohong amat.
"Saya harus tanya dulu, mbak. Saya nggak berani, takutnya bos saya bakal marah kalau sembarangan ngasih kontaknya dia." jawab Bagas yang masih kekeh tak ingin memberi tahu no kontak Doni.
"Ya udah, kalau gitu mas sampaikan saja rencana saya. Kalau bisa jangan lama-lama. Jatah libur saya cuma tiga hari lagi. Kalau oke saya bakalan datang lagi sama tim saya." kata Gita yang terlihat meyakinkan
'Haduh Gita tim apa? Timnas? Makin ke sini makin kuat aja boong nya.' batin Gita yang sebenarnya merutuki dirinya sendiri. Bisa dibayangkan seperti apa reportnya Gita nanti jika si pemilik restoran ini mengatakan oke.
Dia harus mencari tim dan merancang konsep untuk diunggah di media sosialnya. Memikirkannya saja membuat Gita sakit kepala duluan. Dasar Gita, selebgram abal-abal.
Tapi jika ini cara satu-satunya, maka Gita akan membuat hal itu berhasil. Membayar orang untuk menjadi timnya. Selagi ada uang, itu pasti tak akan jadi masalah.
"Lalu mbak Gita sendiri kenapa bisa terdampar di tempat ini?" tanya Bagas tiba-tiba.
"Terdampar? Mas Bagas kira saya ini ikan paus pake kata terdampar." Gita pura-pura cemberut, ya lelaki biasa akan luluh jika perempuan bersikap sok manja seperti ini.
Dan lihat, Bagas malah mengambil kursi dan ikut duduk bersamanya. Sudah kena... Terlihat sekali jika Bagas tertarik padanya dan tak mengalihkan pandangannya sedetik pun dari Gita.
Oke, Gita... Gas kan... Buat dia tertarik dan luluh. Gita untuk membalas tatapan Bagas dengan senyuman andalannya.
Dan jika dilihat dari jauh, saat ini mereka mirip sepasang kekasih yang saling tatap-tatapan.
"Saya... Merindukan seseorang, suasana di pulau ini mengingatkan saya pada dia." ucap Gita berubah sendu.
Good Gita, lebih baik kamu jadi artis saja. Aktingmu benar-benar bagus sekali.
"Siapa? Mantan pacar?" tanya Bagas yang terlihat tertarik.
Gita menggelengkan kepalanya.
"Suami saya."
Mendengar jawaban Gita sontak saja tubuh Bagas menjadi kaku.
"Dia meninggal empat tahun lalu. Dan pantai adalah tempat terakhir yang kami kunjungi saat berdua." lanjut Gita berpura-pura menghapus air matanya di sudut matanya.
"Oh... Maaf. Saya mengerti kesedihan mbak Gita. Kehilangan orang yang dicintai itu pasti sangat berat. Saya harap mbak Gita selalu bersabar." kata Bagas sambil mengusap punggung tangan Gita yang berada di atas meja.
Nah lo.. sekali tau Gita seorang janda, malah naik jadi physical touch kayak gini.
"Saya sangat sabar kok, mas Bagas. Bayangin aja empat tahun, saya bisa hidup dalam kesendirian dengan kenangan yang suami saya tinggalkan." ucap Gita dengan dramatis.
"Mbak Gita belum bisa move-on?" tanya lelaki yang mungkin seusia Gita.
"Masih belum nemu yang cocok, mas. Yang deketin banyak... Tapi yah gitu, mereka cuma mau manfaatin kesendirian saya aja." kata Gita.
"Makanya saya lebih milih traveling, keliling-keliling gitu. Biar gak sedih ingat-ingat almarhum suami saya, sekalian bisa dapat cuan juga." Gita tersenyum pada Bagas yang masih menatapnya.
"Apa kamu punya tipe spesifik?" tanya Bagas tiba-tiba
"Maksudnya?"
"Untuk lelaki, apa ada kriteria tertentu buat bisa dekat sama kamu? Apa kamu mau menerima lelaki biasa untuk mendekati kamu?"
Ciee... Udah pake kamu..kamu aja
Melihat gelagat Bagas yang mulai tertarik ke arah pendekatan, Gita mulai panik. Dia pun menarik tangan yang tadinya berada dalam genggaman Bagas.
"Saya belum bisa memikirkan itu, mas. Tapi jika nanti saya bisa membuka hati, saya hanya menginginkan lelaki baik dan pengertian untuk mendampingi saya. Saya tak memandang harta, yang penting kesetiaan."
Hueek... rasanya Gita mau muntah mendengar kalimat menjijikan itu keluar dari mulutnya sendiri.
Setelah merasakan penderitaan saat kecil, mana mungkin hanya dua kriteria itu saja kamu langsung luluh.
Tanpa saldo yang banyak di rekening atau pekerjaan mapan, kamu bisa makan apa.
Gita pastinya tak akan mengulangi kisah orang tuanya yang 'sukses' mempertahankan rumah tangganya sampai akhir hayat itu.
"Aah... Mas Bagas ini sudah malam, saya harus balik." Gita merasa harus menarik diri sebelum semakin ruwet.
"Mau aku antar? Nginep di Panorama Villa kan?" tanya Bagas
"Eeh... Nggak usah, mas. Saya bisa pulang sendiri kok, deket juga. Lagian mas masih sibuk kan. Kasian karyawannya kalau ditinggal, lagi ramai pengunjung ini." tolak Gita sambil menunjuk sekeliling yang memang cukup ramai.
Ya kali dia akan membiarkan lelaki yang belum tau asal usulnya mengantarnya ke vila.
"Kalau mas Bagas udah bisa ngasih jawaban, hubungi kontak saya aja mas." kata Gita sambil menyerahkan nomor kontak bisnisnya.
"Baiklah kalau begitu, nanti aku hubungi kalau sudah ada jawaban dari bos." kata Bagas akhirnya.
Akhirnya Gita bisa kabur dari laki-laki itu. Agak merinding rasanya, resiko yang akan dia hadapi jika menggunakan Bagas sebagai perantara pasti sangat besar.
Gita adalah wanita yang sudah berpengalaman. Gita pun sering melihat bagaimana pertemuan laki-laki dan perempuan yang akhirnya berujung one night stand. Di dalam circle suaminya, itu adalah hal yang biasa.
Makanya dia sudah mengerti dan memilih menghindari Bagas.
Perjalanan ke vila tak membutuhkan waktu lama, hanya sepuluh menit. Sepanjang perjalanan itu Gita berpikir cara lain untuk bertemu dengan Doni tanpa melibatkan Bagas.
Sesampainya di vila, Gita pun bersih-bersih lalu berganti pakaian.
Sebelum tidur dia mengecek kembali ponselnya, lagi-lagi dia mendapatkan pesan yang membuatnya syok.
Ponselnya bahkan terlepas dari tangan karena saking kagetnya.
'Kucing nakal... Kamu berani kabur dariku. Tunggu saja aku akan menangkap dan mengurung mu agar tak bisa kabur lagi.'
Arga atau Bara?
😘😙😙❤❤❤
siapa sih yg bakar ibu gita sebenarnya..
😘😍😙😗❤❤❤
❤❤❤😍😍😙😙
bisakah Gita benaekan Gilang..
❤❤❤❤😍😙😙
bunuh Arga jga fosa besar...
❤❤❤😘😍😙😙
😀😀😀
❤❤❤❤❤
❤❤❤😍😙😙😙
❤❤❤😘😙😗
Arga penolongnyaaa...
❤❤❤❤😘😍😙
lanjuttt torrr, sehatt, semangatttt, suksessss🙏🙏💪💪💪💪💪👍👍😍😍
❤❤❤😍😙😙
gilang tetap hidup..
❤❤❤😍😙😙
masih hidup..
kok gak hubungi tante lia..
bikin kuatir aja.
❤❤❤❤
bapaknya garong tau aja kw amna Gita pergi..
😀😀😀❤❤😘😙😗
jga takut ancaman Arga ya nurut2 aja ..
❤❤❤😘😍😙
❤❤❤❤😍😙😗
❤❤❤😍😙😙
❤❤❤😘😍😙🤦♂️
❤❤❤😘😍😙😙