NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#22.

Setelah kepergian Mereka aku dan Ibu kembali masuk, " istirahat lah. Besok bangun cepat ya?" kata ibu menyuruh ku istirahat, dapat ku lihat wajahnya berseri-seri.

Aku yang memang lelah dengan semua nya hanya mengangguk menuruti, aku masuk kedalam kamar tampa mengganti pakaian aku melempar tubuhku keatas ranjang.

" ya Allah capeknya" keluhku mencari posisi nyaman.

" tok...tok...Tiara" suara pintu di ketuk dan panggilan dari ibu.

" Iya Bu masuk aja " jawab ku yang malas bangun.

" cekrek..." pintu terbuka dan ibu masuk ke dalam, aku yang masih dalam posisi nyaman hanya menyambut nya dengan senyuman.

Ku lihat wajahnya yang full senyum, " Ibu belum ngantuk" tanyaku.

" belum mungkin karena terlalu bahagia " jawab ibu.

" iya Bu bahagia buat ibu tapi kehancuran untuk anak mu " batin ku.

" tadi di samping kalian ngapain aja?" tanya ibu, Deg... jantung ku berdetak cepat aku langsung bangun dan duduk.

bagaimana pun saat ini untuk bernafas saja aku susah, aku di landa panik dan takut.

" beneran kalian ciuman?" tanya ibu lagi bikin aku mau pingsan di tempat, masa iya ciuman itu harus di bahas ya Allah.

Aku menunduk jari jari jadi sasaran remasan untuk mengurangi rasa gugup dan takut, Aku menunduk tidak berani mengangkat kepala.

" Ibu ngerti kok, kalian sudah sama-sama dewasa, yang begituan rasa ibu sah sah saja apalagi di jaman sekarang. Tapi ibu minta sama kamu tetap jaga diri ya nak, jangan kebablasan kalau besok sudah sah ibu nggak akan ngomong gini lagi karena kalian sudah halal " ucap ibu bikin dadaku sesak pengen menjerit memaki Adi Putra.

Semua gara-gara dia walaupun aku juga salah, tapi tetap awalnya dia.

Ya mungkin ibu memaklumi, tapi aku tetap ngerasa bersalah karena sudah menyimpang dari ajaran dan nasehat nya.

" Maaf bu Tiara nggak bisa jaga diri " ucap ku yang hanya berani ku ucap di dalam hati.

" ya sudah kamu tidur, besok pagi kamu di jemput sama mama mertua " ucap ibu seperti sengaja lalu pergi, aku menatap punggung ibu sampai hilang di balik pintu yang tertutup.

Aku ambil bantal, " ya Allahhhh...." teriakku sekencangnya.

" seandainya ini mimpi buruk tolong cepat sadarkan aku yang Allah " rintih ku dalam hati masih menutup muka dengan bantal.

Malam yang harus nya ku lalui dengan tidur nyenyak kini harus aku lewati dengan derai air mata, nikah bukan impianku sugesti positif yang kutanam dalam hati harus pupus sebelum sempat aku wujudkan.

Mungkin di luaran sana banyak gadis yang memimpikan pernikahan, tapi aku tidak karena aku punya mimpi dan cita-cita untuk membahagiakan ibu. Derita nya yang dulu seperti terpatri di dalam kepala ku, ayah yang nggak bertanggung jawab menjadikan aku nggak punya niatan untuk mengenal sosok laki-laki apalagi mimpi bersuami.

Tapi sekarang cita-cita ku harus aku kubur, Pendidikan yang ku timba hanya sebatas pelajaran semata, impian untuk membahagiakan ibu nampak nya harus di tukar dengan cara lain.

Mengingat senyum nya tadi hatiku hangat, jarang jarang ibuku tersenyum bahagia. Dalam keseharian nya sering ku dapati senyum ibu selalu terpaksa ya mungkin karena laluan hidup yang berat.

Ku usap air mata, tidak ada lain tempat ku mengadu selain pemilik alam semesta. Aku harus minta perlindungan dan petunjuk untuk ini semua, seandainya ini memang garisan atau takdir hidup aku minta Allah memberiku yang terbaik.

Aku melakukan shalat malam dan benar setelah melakukan nya perasaan dan emosi ku lebih tenang, aku kembali naik tempat tidur.

Tidak memakan waktu lama sambil berbaring aku melafalkan zikir dan akhirnya aku tertidur.

Dalam tidur herannya aku tetap bertemu Adi Putra, lelaki itu seperti sengaja mengikuti kemana mana.

Aku sedang lari pagi, ya seperti biasa duduk terus tampa olahraga pasti banyak penyumbatan pada pembuluh darah. Masih banyak yang harus aku lakukan jadi aku harus tetap menjaga kebugaran tubuh, apalagi kalau nanti pas kerja penampilan tuh paling penting.

" Hay sayang kok sendirian aja?" sapa Adi Putra udah kayak jelangkung datang nggak di jemput pulang jalan sendiri.

" entah ya" jawab ku ngasal.

" Widih bini gue galak amat" ocehnya tetap berlari mengimbangi langkah ku.

" Bini bini sembarangan" jawab ku kesal aku langsung lari sekencang-kencangnya sengaja menghindari Adi Putra.

Tapi memang dasar Adi Putra Selalu ada di mana-mana, dengan gampang dia menyusul dan menarik aku sampai aku hampir jatuh di aspal.

Untung Adi Putra menarik pinggang ku, kalau nggak mungkin bagian tubuh ku ada lecet karena menindih aspal keras.

Dengan seenaknya Adi Putra langsung menggendong tubuh ku kayak karung beras, " turuninnn..." teriak ku berulangkali namun Adi Putra budek nggak perduli dengan teriakkan ku padahal aku udah malu banget karena jadi tontonan banyak orang.

Dasar Adi Putra si muka badak dia nggak perduli, Dia bawa aku ke bangku taman. Perlahan dia nurunin aku, sementara aku yang pusing gara-gara di gendong dengan kepala posisi nungging ke bawah terpaksa diam menikmati pusing.

" Uh...pusing" keluh ku.

" Pusing sayang" ucap Adi Putra memegang kedua pipi ku, tatapan mata kami bertemu. " kamu cantik sayang" katanya wajahnya mulai mendekat, aku yang terhipnotis memejamkan mata seolah menanti sentuhan lembut itu.

" Tiara.... Tiara he...bangun udah jam lima lewat kamu nggak subuh" tiba-tiba ibu membangunkan aku dan ternyata aku mimpi.

" itu ngapain bibirnya monyong monyong gitu, kamu mimpi makan apa" tanya ibu, aku yang nyawanya belum kumpul semua langsung nyeletuk " makan bibir" kataku dengan mata yang masih kabur.

" apa...bibir kamu mau jadi kanibal..?" tanya ibu suaranya lumayan nyaring melengking mungkin kaget karena syok mendengar jawaban sengklek aku.

Akibat teriakkan ibu mataku langsung terbuka lebar, tadinya baru kumpul setengah ee dengan teriakkan ibu jadi utuh deh.

Demi apapun aku tidak bisa lagi mengelak, Ibu menatap wajah ku dan aku merasa seperti di kuliti hidup hidup.

" matamu kok bengkak?, semalem kamu nangis!?" tanya ibu, aku reflek menggeleng.

" Deg ..ketahuan deh " batinku lalu menunduk diam. Beberapa detik aku dan ibu sama-sama diam entah apa yang di pikir ibu .

" Tiara ibu nggak maksa kamu nikah, kalau kamu keberatan biar tolak saja ibu bisa bilang ke mereka kalau anak ibu belum siap untuk menikah" ucap ibu dengan suaranya yang lembut.

Aku mengangkat kepala, " Deg..." jantung ku rasanya mau berhenti saat ku lihat wajahnya berubah muram aku jadi serba salah aku nggak tega melihat wajah yang sendu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!