NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:302
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Aron menatap tangan kirinya yang terdapat simbol iblis yang sedikit memudar dari gambar aslinya, melihat hal itu Aron menghela nafas panjang, lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur hendak istirahat berharap bisa menghilangkan stresnya.

"Sepertinya anda cukup bersenang-senang ya"

Aron terkejut dan bangkit dari kasurnya saat mendengar suara seseorang yang ia kenali mengganggu pendengarannya, ia pun bangkit berdiri dan mendapati seorang laki-laki tinggi dengan jubah hitam panjang menyelimuti sosoknya, wajahnya yang tegas dengan bola mata merah sepertinya dan rambut putih panjang sampai dada.

Aron bersiap siaga membuat pertahanan diri kalau-kalau orang itu, atau mungkin bisa dikatakan iblis itu menyerang "bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Aron menyelidik, lalu mengambil pisau buah yang ada keranjang buah disampingnya bersiap jika orang yang ada di depannya itu menyerang.

"Kabur meninggalkan dunia iblis dan berpura-pura sebagai iblis yang dikirim untuk menghancurkan dunia ini. Alasan yang cukup bagus" ujar laki-laki dengan jubah hitam itu seraya membuka tudung yang menutupi wajahnya.

Aron tidak mengindahkan perkataannya dan hanya fokus dengan jarak diantara keduanya saja, sambil menatap orang di depannya itu penuh kebencian.

"Saya mungkin bisa saja membunuh anda saat ini juga, tapi tidak saya lakukan karena raja iblis terlanjur sayang pada anda" ucapnya tanpa bergeming di tempatnya karena ancaman Aron yang masih setia dengan pisau buahnya.

"Ha? sayang? apa kau tidak bisa membedakan kata dengan benar?" ujar Aron terkekeh geli mendengarnya.

"Ouh benar juga bukankah selama ini raja iblis selalu mengabaikan anda? kasihan sekali. Tapi anda masih beruntung dan seharusnya bersyukur mendapatkan apa yang selama ini anda inginkan bukan? Raja mulai melihat anda dan anda juga diangkat jadi pewaris tahta, bukankah itu yang anda inginkan selama ini?" pria dengan jubah hitam itu mulai berjalan mendekat saat Aron tiba-tiba berteriak

"JANGAN BERGERAK!! Jika kau bergerak lebih dari satu langkah lagi aku tidak akan segan-segan membunuhmu!" sambil menodongkan pisau buah di tangannya.

"Oke oke saya akan tetap ditempat. Tapi anda tidak bisa terus berada di sini lebih lama lagi, kedatangan saya pun bukan tanpa alasan"

"Raja iblis menyuruh anda kembali untuk mengisi singgasana, raja benar-benar mengharapkan banyak pada anda"

Aron kembali terkekeh kecil "kau bilang raja berharap padaku, berharap aku mempersembahkan jiwaku untuk keabadiannya! hanya karena aku mendapatkan kekuatan ini dia tetap tidak akan pernah peduli padaku, dia tidak lebih dari iblis keji yang haus kekuatan!!

"Untuk apa aku bersyukur atas penderitaan yang kudapat karenanya, jiwa ini tetap lemah dan tidak bisa menampung kekuatan sebesar itu, pada akhirnya aku tetap jadi anak tidak berguna yang pantas disingkirkan!"

Terlalu terbakar oleh emosinya pisau buah yang ia pegang pun hancur berkeping keping bersamaan dengan meluapnya sihir didalam dirinya.

***

Sementara itu Ria yang masih di meja makan masih memikirkan apa yang ia katakan, melihat Aron yang sangat marah seperti itu benar-benar membuatnya takut, walaupun yang seharusnya marah itu dirinya, Ria masih tidak terima dengan perlakuan Aron yang seenaknya seperti itu.

"Aaakh! dasar iblis sialan!"

sejenak pikiran Ria melayang pada raut wajah Aron sebelum pergi tadi, walaupun ia sudah melihat banyak raut wajah Kevin, tapi yang ia hadapi sekarang bukanlah Kevin, melainkan seorang iblis keji dan tak berperasaan.

"Kau bahkan tidak lebih berhak mengatakan hal itu padaku!"

Rasanya Ria terlalu berlebihan saat mengatakan semua itu ia benar-benar terbawa emosi karenanya.

"Gue seharusnya nggak bilang gitu ke dia. Cih! emang apa yang salah kalo yang gue omongin itu bener kenyataannya" sekilas Ria kembali kesal karena tidak terima dengan Aron yang tiba marah seperti itu.

"Tapi… tatapan itu…"

Sejenak Ria mengingat tatapan Aron yang seperti…

Orang yang tengah terluka.

"Mungkin gue emang salah udah bilang yang nggak-nggak deh, oke… kayaknya gue emang harus minta maaf, ya… bersalah atau nggak lo harus tetep minta maaf kan"

Ria pun bangkit dari duduknya, ia benar-benar harus minta maaf pada Aron "masalah ini nggak bakal selesai kalo gue nggak minta maaf duluan, ya lagipula iblis kayak dia nggak mungkin minta maaf duluan"

Ria pun mulai membereskan meja makan dan mencucinya di wastafel sebelum pergi ke kamarnya.

"Kira-kira dia lagi ngapain ya di kamar?" tanya Ria pada diri sendiri sambil memperhatikan pintu kamarnya yang dipakai Aron.

***

Sementara itu Aron yang ada di dalam kamar Ria masih berurusan dengan Loran, laki-laki berjubah hitam yang juga iblis sepertinya, masih diam ditempat.

"Apa anda tahu kenapa anda bisa mendapatkan kekuatan itu secara tiba-tiba?, kekuatan yang tak seharusnya ada pada iblis lemah seperti anda"

Aron pun kembali menatap laki-laki di depannya itu yang kali ini memasang wajah aneh_baginya seperti tengah memberi belas kasih yang tak pernah Aron harapkan.

"Ada banyak sejarah yang menceritakan tentang kekuatan legendaris yang mampu menaklukan semesta, membuat mereka bersujud pada kaum iblis, Tapi harga yang harus dibayar pun tidaklah murah, karena kekuatan itu terus menggerogoti jiwa pemiliknya perlahan hingga akhirnya meledak berkeping-keping bersamaan dengan kembalinya penantian panjang selama seratus tahun lagi”

“Dan kenapa kekuatan itu memilihmu? karena seperti itulah cara kekuatan itu memilih, iblis dengan tubuh dan jiwa yang lemah, yang juga hanya muncul seribu tahun sekali seperti kekuatan itu, dan kau tahu kenapa? karena memang kaulah pemilik aslinya"

Demi mendengar hal itu Aron membelalakkan mata terkejut dengan apa ia dengar tadi, seakan tidak percaya dengan satu fakta lainnya yang tidak ia ketahui. Aron pun akhirnya tidak tahan untuk tidak maju dan mencengkram kerah jubah Loran membuatnya menabrak dinding di belakangnya.

“Apa maksudmu pemilik asli?!” tanya Aron memaksa.

Bukannya menjawab Loran justru tertawa kecil seakan puas melihat Aron bertindak padanya dan penasaran dengan apa yang diucapkannya.

"Jika anda benar-benar ingin mengetahuinya maka anda harus tanyakan hal itu pada orang yang telah membuat anda seperti ini"

Semakin lama Aron semakin tersulit emosi setiap mendengar ucapan iblis di depannya yang terus bertele-tele, Aron pun tidak segan-segan lagi menyerang Loran dengan sihirnya yang perlahan mulai bocor, seketika tubuh Loran terbakar hebat oleh api biru yang Aron ciptakan, namun belum sempat Aron menghindar Loran sudah lebih dulu menangkap dan menariknya bersamanya ke dalam kobaran api yang mulai menyusut dengan cepat hingga memperlihatkan sosok Loran yang sama sekali tanpa luka setelah ia menyerap api di sekelilingnya dalam satu kepalan tangan.

"Dengan senang hati saya akan mengembalikan milik anda"

Tepat Loran menekan dada Aron dengan telapak tangan yang tadi ia gunakan untuk menyerap sihir api, mengembalikannya ke pemiliknya lagi, sekejap Aron merasakan api berkobar di dalam tubuhnya terus menjalar hebat seperti membakar habis seisi organ dalamnya. Dalam rasa sakit yang tidak ada habisnya itu Aron terus berteriak dan mengerang kesakitan.

"Seharusnya itu bukan masalah bagi anda, asalkan anda mau ikut dengan suka rela saya tidak akan melakukan kekerasan tapi anda sendiri yang menginginkannya"

"Waktunya anda untuk pulang"

Cklek!

"ARON!!"

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!