Bima Satriya mati konyol, tapi terbangun di tubuh Dante Romano, bos mafia paling kejam di Sisilia. Saat semua orang menunggu perintah pembantaian darinya, sebuah suara asing bergema:
“Misi pertamamu: Jadilah orang baik, atau mati selamanya.”
Bisakah jiwa polos Bima mengubah dunia penuh darah menjadi jalan penebusan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mata Hukum dan Bayangan Media
Matahari pagi menyinari dermaga Romano yang kini penuh dengan puing, bau mesiu, dan sisa kapal yang terbakar. Para pekerja, anak buah, dan warga sekitar masih bergotong royong membersihkan reruntuhan. Meski berhasil dipertahankan, wajah-wajah letih tampak di mana-mana.
Bima berdiri di atas dermaga yang sebagian hangus, memandang laut biru yang kembali tenang. Alex mendekat dengan lengan diperban.
“Boss… kemenangan ini gila. Kita benar-benar menahan dua gelombang serangan. Tapi kabar buruknya… pihak luar sudah tahu.”
“Pihak luar?” Bima menoleh.
Alex menyodorkan koran pagi. Di halaman utama: “Perang Mafia di Pelabuhan—Ledakan Misterius Menguncang Kota.” Foto-foto puing dermaga terpampang jelas, bahkan ada gambar samar Dante sedang memimpin.
Bima mendesah berat. “Sial. Mereka sudah mengendus.”
Tak lama, iring-iringan mobil polisi memasuki pelabuhan. Sirene meraung, puluhan aparat bersenjata lengkap turun, dipimpin seorang inspektur berjas abu-abu dengan tatapan tajam.
Giovanni berbisik, “Itu Inspektur Rinaldi. Polisi paling bersih di kota ini. Tidak bisa disuap, tidak bisa ditakut-takuti. Kalau dia sudah datang, masalah besar.”
Rinaldi berjalan tegap, menatap lurus pada Bima.
“Dante Romano. Aku sudah dengar banyak tentangmu. Semalam pelabuhan ini seperti zona perang. Mau jelaskan, atau aku langsung tangkap semua orangmu?”
Para anak buah menegang, siap angkat senjata, tapi Bima mengangkat tangan, memberi isyarat agar tenang. Ia melangkah maju, berhadapan langsung dengan Rinaldi.
“Inspektur, kami hanya mempertahankan pelabuhan dari kelompok bersenjata yang ingin menghancurkan tempat ini. Lihat sendiri puing kapal di laut itu.”
Rinaldi menyipitkan mata. “Kau pikir aku bodoh? Semua tahu Romano bukan malaikat. Ledakan sebesar ini, baku tembak semalaman—kau harap aku percaya hanya ‘pertahanan diri’?”
Bima menahan diri untuk tidak terpancing. Inilah ujiannya: bagaimana seorang mafia bisa bicara seperti orang baik.
Strategi “Orang Baik”
“Aku tidak minta kau percaya, Inspektur. Tapi tanyakan pada nelayan, pada warga sekitar. Kalau kami tidak melawan, pelabuhan ini sudah jadi lautan api. Mereka semua saksi,” ujar Bima tenang.
Seorang pria tua, nelayan yang ikut dibantu evakuasi semalam, tiba-tiba maju. “Inspektur! Aku lihat sendiri anak-anak Dante melindungi keluarga kami. Kalau bukan mereka, rumah kami sudah terbakar!”
Seorang wanita paruh baya ikut menimpali, “Anakku sempat diselamatkan dari reruntuhan gudang! Polisi datang telat, Pak. Justru mereka yang ada lebih dulu.”
Rinaldi tampak terkejut. Ia menoleh pada rombongannya, beberapa polisi pun jadi ragu.
Bima menatap lurus. “Kami tidak sempurna, Inspektur. Tapi kali ini, yang kami lakukan benar. Kalau ingin menahan, silakan. Tapi biarlah kota tahu siapa yang benar-benar berdiri melawan kehancuran.”
Sistem berbunyi di kepalanya.
> [Sub-Misi Sosial: Meyakinkan Penegak Hukum]
[Kemajuan: 70%]
Belum sempat Rinaldi menjawab, rombongan jurnalis datang dengan kamera dan mikrofon. Mereka langsung mengerubungi, memotret, dan merekam.
“Dante Romano! Benarkah keluarga Anda terlibat baku tembak semalam?”
“Apakah benar Anda pemimpin baru Romano?”
“Apa komentar Anda soal tuduhan mafia membahayakan kota?”
Bima sempat ingin pergi, tapi sistem bergetar keras.
> [Peringatan: Kesempatan Emas – Publikasi Positif]
[Tantangan: Ubah Citra Keluarga Romano di Media]
[Hadiah: Skill Karisma Lv.2, +2000 Poin Kebaikan]
Bima menarik napas panjang, lalu melangkah maju ke depan kamera.
“Ya, semalam ada serangan bersenjata. Dan ya, keluarga Romano ada di sana. Tapi bukan untuk merusak—melainkan melindungi. Kalian lihat sendiri warga sekitar yang masih hidup berkat pertahanan ini.”
Ia menatap kamera dengan mata mantap.
“Selama aku memimpin, pelabuhan ini tidak akan jadi sarang kriminal. Kami akan menjaga, bukan menghancurkan. Aku tidak bisa janji sempurna, tapi aku bisa janji satu hal: keluarga Romano tidak lagi jadi ancaman bagi orang biasa.”
Kata-kata itu mengejutkan semua orang—bahkan Alex dan Giovanni yang berdiri di belakangnya. Para jurnalis langsung menulis cepat, kamera menyorot wajahnya lama-lama.
Rinaldi mendekat, suaranya rendah. “Kau licik, Dante. Kau pakai media untuk cuci nama. Tapi aku akan terus mengawasi mu. Sekali saja kau salah langkah, aku sendiri yang akan menjatuhkan mu.”
Bima menatapnya tenang. “Aku tidak takut, Inspektur. Karena aku memang akan berubah.”
Sistem berbunyi lagi.
> [Sub-Misi Sosial: Selesai]
[Hadiah Diterima: Skill Karisma Lv.2, +2000 Poin Kebaikan]
Malam itu, di markas Romano, anak buah bersorak gembira saat berita TV menayangkan liputan: “Dante Romano: Mafia atau Penyelamat?”. Sebagian warga yang diwawancara memberi testimoni positif.
Alex mengangkat gelas. “Boss, kau gila. Bicara ke media seperti itu? Aku kira kita akan ditangkap habis-habisan!”
Giovanni terkekeh. “Aku harus akui, kau benar-benar bukan Dante lama. Kau seperti politisi. Tapi hati-hati, politik lebih berbahaya dari peluru.”
Bima hanya tersenyum kecil. Ia tahu ini baru permulaan. Vittorio masih ada, tapi kini musuh bertambah: sorotan hukum dan opini publik.
Ia menatap keluar jendela, ke langit malam yang redup.
“Baiklah. Kalau ini jalan yang kupilih… aku harus melangkah sampai akhir.”
Sistem mengeluarkan pesan tambahan:
> [Babak Baru Dibuka: Perang Bukan Hanya dengan Senjata, Tapi Juga Citra]
[Target Selanjutnya: Membongkar jaringan korupsi Vittorio sekaligus menjaga kepercayaan publik]
