NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Gangster Hyper

Gadis Incaran Gangster Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Mafia / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:53.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.

Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.

Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.

Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Lillian duduk di ruangan interogasi dengan wajah tegang. Lampu putih di atas kepalanya terasa terlalu terang, membuat bayangan di bawah matanya tampak dalam. Polisi di hadapannya terus menanyai dengan nada serius—tentang rekaman, tentang Cole, dan tentang kejadian yang beredar di media.

Setiap pertanyaan terasa seperti pisau kecil yang menusuk pelan-pelan ke dalam pikirannya. Ia berusaha menjawab dengan jujur, meski sebagian besar ia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka. Seorang pria berpenampilan rapi dengan jas abu-abu dan dasi hitam melangkah masuk. Gerakannya tenang namun penuh wibawa.

“Saya adalah pengacara, Antonio Wang,” ucapnya sambil menunjukkan kartu identitasnya. “Saya datang untuk membawa klien saya pulang.”

Polisi yang duduk di hadapan Lillian menatap sejenak, lalu mengangguk. “Kebetulan saya juga sudah selesai mengambil keterangan. Nona Mei, kalau nanti Anda teringat sesuatu atau mengetahui informasi tambahan, jangan ragu untuk menghubungi saya,” katanya dengan nada lebih lembut sambil mengulurkan tangan.

“Baiklah,” jawab Lillian pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Ia menjabat tangan polisi itu dengan sopan, lalu bangkit dari kursinya.

Beberapa menit kemudian, Lillian dan Pengacara Wang keluar dari kantor polisi. Udara malam terasa dingin menembus kulit, namun Lillian tidak memedulikannya. Ia menatap jalan yang gelap dengan pikiran yang kacau.

“Pengacara Wang,” katanya akhirnya, “Anda dikirim oleh Cole, bukan? Di mana dia sekarang?”

Wang menatapnya sekilas lewat kacamata hitam tipisnya, lalu mengangguk. “Betul, Nona. Begitu mendengar kabar bahwa Anda dibawa ke kantor polisi, Tuan Han langsung menghubungi saya. Beliau saat ini bekerja sama dengan pihak kepolisian—agar bisa membersihkan namanya.”

“Jadi… dia tidak ditahan?” tanya Lillian dengan nada ragu, namun matanya tampak lega.

“Tidak, polisi tidak memiliki bukti yang cukup kuat,” jawab Wang sambil menuntunnya menuju mobil hitam yang sudah menunggu di depan. “Hanya rekaman yang kabur dan tidak bisa dijadikan dasar penahanan. Tenanglah, Tuan Han akan baik-baik saja.”

Lillian berhenti sejenak sebelum masuk ke mobil. Ia menatap langit malam yang kelam, bibirnya bergetar pelan. “Aku ingin menunggunya…," ujar Lillian

"Tuan Han menyampaikan pesan, bahwa saya harus pastikan anda pulang dengan selamat. Saya akan mengurus masalah ini. Jadi jangan khawatir!" jawab Pengacara Wang

Pengacara Wang membuka pintu mobil dan mempersilakan Lillian masuk. Mesin menyala perlahan, meninggalkan gedung kepolisian yang kini tampak semakin jauh di belakang mereka.

Dua jam kemudian.

Pintu besar kantor polisi terbuka, dan dari sana tampak Cole melangkah keluar bersama Pengacara Wang. Udara malam terasa lembap setelah hujan gerimis yang baru saja reda. Cole menyalakan rokoknya dengan pemantik api peraknya, gerakannya tenang dan elegan—seolah tidak baru saja melalui interogasi panjang yang mengguncang nama besarnya.

Asap rokok mengepul di udara ketika Pengacara Wang berjalan di sisinya dengan berkas di tangan. “Tuan Han,” ucapnya pelan namun tegas, “rekaman itu sudah berhasil dihapus dari jaringan utama. Tapi masalah ini belum benar-benar berakhir. Walau polisi tidak bisa membuktikan bahwa pria di rekaman itu adalah Anda, mereka tetap mengawasi. Saya sarankan Anda lebih berhati-hati untuk sementara waktu.”

Cole tersenyum tipis, matanya memandangi langit yang kelam. “Ingin mendapatkan bukti? Jangan berharap terlalu banyak," ujarnya dengan nada santai namun dingin.

Ia membuang puntung rokok ke tanah, lalu menatap Pengacara Wang. “Bagaimana dengan Lillian? Apakah dia baik-baik saja?”

Pengacara Wang mengangguk sopan. “Nona Mei sudah aman.Supir pribadi Anda mengantarnya pulang. Ia tampak lelah, tapi tidak mengalami tekanan berarti.”

Cole menarik napas pelan, lalu menghela asap terakhir dari rokoknya sebelum mematikannya. “Masalah ini sudah meluas. Aku yakin keluarga Lillian juga pasti syok melihat berita itu.”

“Benar, Tuan Han,” jawab Pengacara Wang. “Media masih mencoba mencari celah untuk memperpanjang isu. Saya sarankan Anda menghindari publikasi dulu, sampai semuanya benar-benar tenang.”

Tak lama kemudian, ponsel Cole bergetar di saku jasnya. Ia mengambilnya dengan gerakan santai, menatap layar yang menampilkan pesan baru.

[Bos, sudah ditemukan siapa pelakunya.]

Tatapan mata Cole seketika berubah dingin. lalu perlahan ia menutup ponselnya.

“Terima kasih karena sudah datang malam ini, Wang,” ucap Cole sambil menepuk bahu pengacaranya dengan ringan. Suaranya tenang, tapi nada di dalamnya menyimpan ancaman yang samar. “Aku harus pergi sekarang. Ada urusan yang tidak bisa ditunda.”

Pengacara Wang hanya mengangguk sopan, sudah terbiasa dengan cara bicara bosnya yang tak pernah menjelaskan apa pun secara langsung.

Cole melangkah keluar dari bawah kanopi gedung, menembus cahaya lampu jalan yang redup. Dari kejauhan, sebuah mobil hitam berhenti di tepi jalan—pintu belakangnya langsung dibuka oleh seorang pria berpakaian serba hitam.

Begitu Cole masuk, pintu tertutup rapat. Suara mesin mobil terdengar halus namun bertenaga, meluncur meninggalkan area kantor polisi.

Di dalam mobil, Cole menatap ke depan dengan wajah datar. “Kita ke mana?” tanya sopirnya dengan suara pelan.

Cole menyalakan kembali pemantik apinya dan menatap nyala kecil di ujungnya.

“Ke tempat di mana mereka menemukan pelaku,” jawabnya dingin. “Malam ini… aku ingin mendengar sendiri siapa yang berani menyentuh nama Han.”

1
Lydia
knp cole gk kasih tau yaa soal will ke lilian ? kasih tau dong spy lilian bisa menghadapi will bgmn
💝F&N💝
lilian jangan percaya begitu saja sama will.
sekarang ini will itu dendam sama cole karena telah di usir dari rumahnya bersama ibunya.
lilian, jangan terpancing oleh foto maupun video itu. lebih baik kau tanyakan langsung sama cole. aku yakin cole itu benar benar cinta kamu bukan cuma mempermainkan kamu saja.
ayo lilian, kamu harus kuat
merry
nikmati dana dr kluarga han bukn trmksih tp nusuk dr blkng derajat ank babu dan babu di angkt jdi nyonya dan tuan muda ke dua bukn y bersyukur
Maria Mariati
lanjuttt thorrr😍
merry
dasar babu godain laki org emmg pelakor trs naik ssts jdi istri sah ud jdi istri hdp enk enk skrg mau ngerebut posisi cole lg mimpi ajj aj kmu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tiara Bella
lanjut ..😍💪
Rainn Dirgantara
Usir aja sekalian si luwis berisik banget
Rainn Dirgantara
Anak cengeng🗿
Tiara Bella
usir aja bener pelakor....
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tiara Bella
bagus ceritanya aku suka...
Maria Mariati
💪💪💪😍
Mineaa
mak jleeb ga tuh.....
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tiara Bella
aku mampir thor
Harni
kq gk berlanjut
Rainn Dirgantara
Bodoh banget, ya tinggal ngmong lah pinjem duit, cole gak pelit bambang!
Rainn Dirgantara
Ilfil banget sih ke si becca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!