NovelToon NovelToon
AFTER MARRIAGE

AFTER MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Selingkuh / Pengganti / Cerai
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Terkejut. Itulah yang dialami oleh gadis cantik nan jelita saat mengetahui jika dia bukan lagi berada di kamarnya. Bahkan sampai saat ini dia masih ingat, jika semalam dia tidur di kamarnya. Namun apa yang terjadi? Kedua matanya membulat sempurna saat dia terbangun di ruangan lain dengan gaun pengantin yang sudah melekat pada tubuh mungilnya.

Di culik?

Atau

Mimpi?


Yang dia cemaskan adalah dia merasakan sakit saat mencubit pipinya, memberitahukan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi. Ini nyata!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22_Ditolak Pengadilan

Zain menyandarkan kepalanya pada kursi kebesarannya. Kepalanya ingin pecah jika terus memikirkan Aya yang tak kunjung dia temukan. Dia sudah mengerahkan semua bawahannya untuk mencari wanita itu, tapi mereka tidak menemukan satu petunjuk pun dimana keberadaan  Aya.

Pintu terbuka dari luar membuat Zain menarik diri dari sandaran. Mian baru saja masuk kedalam ruangannya dengan raut wajah yang sama persis seperti dirinya. Frustasi, kedua pria itu tengah frustasi karena kehilangan wanita yang sudah mereka anggap seperti adik mereka sendiri.

" Mian, sepertinya Azka marah sama kita karena kita tidak bisa menjaga Aya dengan baik. Aku yakin dia sangat kecewa diatas sana." Mian terdiam, enggan untuk menimpali ucapan Zain. Konsentrasinya terpecah menjadi beberapa bagian tapi semuanya saling bersangkutan.

" Zain," Zain menoleh cepat saat Mian memanggilnya " Apa kau sudah menanyakan keberadaan Aya pada teman-temannya?"

" Sudah. Tapi mereka tidak ada yang tahu dimana Aya sekarang," jawab Zain. Keduanya kembali terdiam tidak bisa berpikir karena buntu.

Pintu kembali terbuka dari luar, ekspresi kedua pria itu berubah menjadi dingin saat melihat siapa yang baru saja ikut bergabung bersama mereka " Ada apa kau kemari?" Ketus Zain tak suka. Dia memalingkan wajahnya merasa muak untuk berhadapan dengan Ramon.

" Aku bertemu dengan Kanaya kemarin." Pernyataan Ramon membuat kedua pria itu tertarik dengan ucapannya. Mereka yang awalnya acuh kini terlihat serius saat Ramon menyebutkan nama Aya.

" Aku ingin mengakhirinya tapi sepertinya tidak akan bisa,"

" Kau berubah pikiran huh? Setelah kau membuangnya, menghinanya dan membuatnya menderita dan sekarang kau akan kembali menjeratnya? Kau benar-benar iblis Ramon!" Zain menahan amarahnya dengan kepalan kuat di tangannya. Matanya menatap tajam dengan mata yang memerah.

Bukan Zain saja, Mian pun merasakan hal yang sama. Dia tidak terima jika Aya dipermainkan seperti ini " Apa belum cukup kau membuatnya menderita? Apa lagi yang kau inginkan darinya huh?" Mian segera menerjang dan mencengkram kemeja Ramon sehingga pria itu mendongak karena ulahnya.

Zain diam di tempat. Dia enggan untuk memisahkan mereka, karena baginya Ramon pantas diberikan pelajaran " Aku tidak akan membiarkanmu kembali membuat Aya terluka. Jika kau tidak bisa maka Aku yang akan melakukannya."

" Permohonan perceraian kami akan ditolak oleh pihak pengadilan karena Aya sedang hamil. Jika kau masih tidak percaya, buktikan saja sendiri." Cengkraman itu semakin kuat membuat tubuh Ramon sedikit terangkat.

" Dasar bajingan. Arrrghhhhhh!" Mian berteriak meluapkan emosinya. Tangannya mengepal kuat dan kembali menatap pada Ramon " Ini semua gara-gara kau bajingan!" Umpat Mian langsung menghajar Ramon.

Krekkk

" Aaarrggghh!" Terdengar bunyi tulang yang patah membuat pria itu menjerit kesakitan " Apa yang kau lakukan lepaskan tanganku. Ini sangat menyakitkan!"

" Ini hukuman untukmu karena terus mengoceh tidak jelas padaku," Serunya melepaskan tangan yang baru saja dia pelintirkan. Pria itu menyentuh tangannya dan benar saja sepertinya pergelangan tangannya bergeser.

" Salahmu sendiri kenapa terus mengabaikan aku."

"  Karena Aku tidak mengenalmu!"

" Apa?" Kavin menatap pada Raya yang dia sangka Aya, wanita yang menjadi iparnya itu. Kavin menelisik setiap inci wajah yang ada di hadapannya setelah yakin dia kembali bersuara.

" Ayolah wanita Apel meskipun kau ingin melupakan masa lalu mu dengan Ramon tapi jangan lupakan Aku. Kita sama-sama korban disini," Raya tersenyum sinis. Korban? Ya Raya belum mengetahui apa yang terjadi pada Aya sehingga wanita itu memutuskan untuk berpisah dengan suaminya. Meskipun mereka dalam satu raga, ingatan mereka tidak akan terhubung.

" Kau tinggal disini?" Tanya Kavin melihat Raya yang berdiri di depan pintu Apartemen " Wah jangan-jangan kita jodoh. Apartemenku terhalang  dua pintu dengan apartemen mu. Tapi kenapa aku baru melihatmu?"

" Karena kau baru muncul di hadapanku!" Raya berjalan angkuh meninggalkan Kavin menuju Cafe yang berada di seberang apartemen mereka. Kavin mengikuti Raya dari belakang, dengan mulut yang tidak bisa diam.

" Aku merasakan perbedaan pada dirimu. Tapi apa ya?" Kavin melihat Raya dari ujung rambut sampai kaki. Saat ingin membuka suara Raya terlebih dulu memukul pria itu dengan tasnya.

" Apa kau itik? Kenapa terus mengikuti ku?" Kesal Raya yang merasa di buntuti. Kavin ikut duduk di meja yang sama dan duduk berhadapan dengan wanita itu. Kavin sadar apa yang membuat wanita itu berbeda dengan Aya yang dia kenal sebelumnya.

Penampilannya berubah drastis. Dari make up yang menonjol, tatapan matanya lebih dingin dan tajam tapi terlihat elegan. Cara bicaranya pun berbeda dan jangan lupakan smirk yang terukir di wajah cantiknya terlihat mematikan dan mempesona diwaktu yang sama.

" Kau ingin matamu ku congkel huh? Berhenti menatapku seperti itu!" Kavin segera memutuskan kontak mata antara Raya dengannya. Kavin tidak tahu jika saat ini wajah yang dia kenal sebagai Aya bukanlah Aya melainkan sisi lain dari Aya yaitu Raya.

" Kau sedang menunggu seseorang?" Raya menyimpan cangkir kopi pesanannya setelah mencicipinya. Dia melipat tangan didada lalu menatap pada Kavin.

" Jika kau sudah tahu, maka enyahlah dari hadapanku." Lagi Kavin semakin dibuat bingung dengan sosok yang ada di depannya. Apa dia benar-benar salah orang?

" Kau Kanaya bukan?"

Raya memajukan tubuhnya sedikit mencondongkannya agar lebih dekat dengan Kavin " Menurutmu?"

" Kau berbeda dengan Kanaya!"

" Jika sudah tau aku berbeda dengannya lalu kenapa kau tetap duduk disitu bodoh?!"

" Tapi aku yakin wajah ini milik Kanaya!"

BRAKKKK

" ais." Raya menggebrak meja kuat membuat Kavin terperanjat kaget dan para pengunjung lain menoleh kearah mereka. Raya menyisir rambutnya lalu menghembuskan nafas dengan kasar " Pergi dari hadapanku sekarang juga. Aku tidak mengenalmu!"

" Kanaya," Sebelum Kavin beranjak dari hadapannya. Terlebih dulu Mian, Zain dan Ramon tiba di cafe itu. Mian segera membawa Raya kedalam pelukannya dan merafalkan kata maaf penuh penyesalan. Raya melirik pada Kavin yang masih duduk di tempatnya. Dia yakin pria itu yang memberitahu mereka jika Raya ada disana.

" Kenapa kalian membawa dia juga?" Kavin terlihat tidak suka saat Ramon ikut bersama mereka. Amarah dan kebenciannya masih mendarah daging dalam tubuhnya. Zain dan Mian tidak menggubris, yang mereka pedulikan hanyalah Raya.

" Kamu kemana saja Aku mencemaskan mu!" Raya berusaha melepaskan pelukan itu, setelah berhasil dia merapikan rambutnya yang berantakan.

" Kamu baik - baik saja kan?" Kali ini Zain yang mendekatinya. Pria itu mengusap pipi Raya yang berisi lalu tersenyum penuh haru " Sepertinya kamu hidup dengan baik. Aku melihatnya, kamu baik - baik saja!"

Raya mengenal Zain dan Mian. Karena  mereka sempat bertemu dengannya saat dia menguasai raga Aya. Saat itu Azka membawa mereka untuk menjenguk Aya yang tengah sakit. Dan tanpa mereka sadari yang mereka temui saat itu bukanlah Aya tapi dirinya Naraya. Raya mengelabui mereka dengan berpura-pura menjadi sosok Aya.

Mereka baik. Raya yakin mereka baik. Mereka juga sangat sayang dan perhatian pada Aya waktu di New York dulu. Sedih, marah, kecewa dan cemburu sempat Raya rasakan saat Aya mendapatkan semua yang dia inginkan. Perhatian, kasih sayang, cinta dan kehidupan yang normal, wanita itu sempat ingin mengakhiri hidupnya juga karena merasakan ketidak adilan pada dirinya.

Jika dia bisa meminta kenapa dia harus terlahir seperti ini? Diapun ingin memiliki raga seutuhnya. Disayangi dan dicintai seperti yang dirasakan oleh Aya. Tapi itu tidak mungkin, dia hanyalah sisi lain yang Kanaya ciptakan atas rasa sakit, takut dan ke putus asaan wanita itu. Dia terlahir karena Aya tidak bisa mengendalikan  emosionalnya sehingga Raya terlahir dengan kepribadian yang keras, kasar dan dingin seperti saat ini.

" Aku baik - baik saja. Jadi jangan berlebihan," Raya berusaha mengabaikan perhatian yang diberikan oleh Zain dan Mian. Dia tidak ingin membuat hatinya kembali terluka karena cemburu akan perhatian yang Aya dapatkan.

" Terimakasih karena kamu sudah hidup dengan baik sampai saat ini!" Oh astaga Raya benar-benar tidak percaya melihat Mian yang meneteskan air matanya karena terharu bisa bertemu dengan Aya. Apa Mian sesayang itu pada Aya?

" Kau," Tunjuknya pada Ramon. Tangannya terulur meminta sesuatu " Berikan berkasnya. Aku akan menandatanganinya. Cepat!" Pinta Raya tidak sabaran.

Ramon yang sedari tadi menyaksikan kini mulai mendekat kearah Raya, pria itu duduk disamping Raya dengan posisi berhadapan " Kamu tidak bisa menandatanganinya."

" Huh? Kenapa? Apa kau belum mengurusnya?" Tanya Raya " Tidak apa-apa karena aku sudah mengurus berkasnya. Tunggu disini aku akan mengambilnya." Langkah Raya tertahan karena sebuah tangan yang mencekalnya. Raya kembali duduk saat Ramon menariknya.

" Kita tidak bisa bercerai."

" A-apa? Kenapa begitu?" Raya terlihat tidak suka saat kalimat itu keluar dari mulut Ramon. Dia ingin segera bebas dari ikatan pernikahan itu meskipun bukan dia yang menikah.

" Pengadilan akan menolaknya karena kau sedang Hamil."

" HAMIL?!" Raya segera berdiri dengan tangan yang kembali menggebrak meja. Dia benar-benar terkejut sekaligus tidak percaya jika saat ini dia tengah berbadan dua. Perlahan tangannya menyentuh perutnya yang masih datar itu lalu dengan ajaibnya dia bisa merasakan sebuah kehidupan di dalam sana.

" shit. Kenapa kau harus hamil kanaya? Dan lagi ada apa dengan rumah tanggamu yang baru seumur jagung ini? Kenapa kalian ingin bercerai?"

" Kau benar-benar keterlaluan Kanaya. Kenapa kau lari dan membuatku menghadapi kondisi seperti saat ini? Kenapa kau terus lari? Kenapa kau terus lari Kanaya?" Teriakan batin itu membuat dada Raya sakit. Mungkin ini karena emosionalnya yang tidak stabil.

" Tidak tidak tidak. Rasa sakit mu membuatku sakit juga bodoh. Meskipun aku tidak peduli denganmu tapi raga kita sama. Baiklah aku akan mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi padamu. Ais. Dasar lemah kau benar-benar wanita lemah! Aku membencimu Kanaya."

" Lalu kapan pengadilan akan menerima permohonan perceraian kita?" Tanya Raya akhirnya. Dia harus bersandiwara untuk sementara agar identitasnya tidak terbongkar untuk semua orang.

" Setelah anak kita lahir," Jawab Ramon.

" Baiklah aku akan menunggu sampai waktu itu tiba." Raya tidak menyangkalnya. Dia tahu perceraian disaat hamil memanglah sangat sulit. Maka dari itu dia harus bersabar sampai anak itu lahir.

" Kembalilah ke mansion. Kau masih berstatus istri saya!" Raya yang awalnya mulai tenang kini kembali terpancing. Apa maksud dari perkataan Ramon? Masih berstatus istri? Tunggu, jadi jika bukan menjadi istrinya lagi dia akan mengusir Aya dan anaknya? Pikir Raya.

Shit. Ini tidak bisa dibiarkan. Mungkin ini salah satu alasan kenapa Aya ingin berpisah dari Ramon " Kau tidak perlu cemas. Calon anakku tidak membutuhkan Ayah sepertimu."

" Tidak ada penolakan. Demi anak dalam perutmu kembali ke mansion bersama saya. Saya akan berusaha menjaga dan merawat dia dengan baik."

Kavin tertawa sumbang mendengarnya. Dia teringat dengan masa lalunya dimana Ramon mengambil Zahra dengan alasan yang sama " Aku tidak membutuhkanmu!" Ucap Raya dengan tegas.

Mood Raya sudah hancur dia pun sudah lelah menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Raya mengambil tasnya dan ingin meninggalkan mereka " Lepaskan tanganku!" Raya berusaha berontak tapi tangan Ramon mencekalnya dengan kuat.

" Dia memintamu untuk melepaskannya Ramon!" Zain dan Mian menghadang tubuh Aya dan melindunginya. Cekalan itu terlepas membuat Raya tersenyum sinis.

" Saya tahu dia masih bertahan disana. Jika kamu mendengarkan saya, kembalilah mari kita rawat anak kita bersama-sama, saya akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untukmu dan calon anak kita. Kanaya kembalilah saya menunggumu."

Raya mengepalkan tangannya. Berani sekali Ramon berbicara seperti itu apa dia ingin membongkar samarannya? " Berhenti berbicara manis padanya jika akhirnya kau akan meninggalkannya. Kau tidak perlu merawatnya, kau tidak perlu menjaganya karena dia tidak membutuhkan itu semua darimu."

Rai datang entah dari mana. Dia menarik tubuh Raya sehingga menubruk dadanya " Kau tidak perlu cemas. Perceraian itu akan tetap terjadi meskipun harus menunggu anak ini lahir. Dan kau tidak perlu harus tanggung jawab untuk merawatnya dan menyesali semua apa yang sudah kau lakukan padanya. Semuanya sudah terlambat, kau tidak bisa lagi menggapainya."

" Satu lagi," Rai terus bersuara membuat Ramon dan yang lainnya tidak diberikan kesempatan untuk membuka suara " Kau tidak perlu khawatir untuk calon anakmu yang tidak bisa merasakan kasih sayang dari Ayahnya. Karena aku yang akan memberikannya. Aku akan menjadi sosok ayah untuknya."  Setelah mengatakan kalimat terakhirnya Rai membawa Raya pergi menjauh dari mereka. Dia menggenggam tangan Raya kuat dan berjalan beriringan.

Dada Raya bergetar dengan rasa hangat yang dia rasakan. Setelan jas hitam itu membuat Rai seperti malaikat untuknya. Dan senyuman itu selalu membuat Raya merasa nyaman dan merasa hidup. Raya memang memiliki rasa untuk Rai sebelum Aya memiliki rasa untuknya juga.

" Kanaya, bolehkah aku egois? Aku ingin hidup normal seperti orang lain. Izinkan aku untuk mengambil raga ini untuk selamanya. Aku ingin hidup bersamanya. Aku mencintainya Kanaya!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!