Sebuah kisah tentang seorang wanita bernama Rumondang yang memilih menganut ilmu hitam untuk membalas dendam dan memiliki kekayaan.
Berawal dari sebuah kekecewaan dan penderitaan yang begitu berat, membuat ia harus terjerumus dalam lembah hitam untuk bersekutu dengan sesuatu yang sangat mengerikan.
Ia menempuh jalan sesat dengan memilih memelihara sesosok makhluk mengerikan yang berasal dari daerah suku Batak, Sumatera Utara, yang disebut dengan Begu Ganjang. dimana sosok makhluk ini semakin akan memanjang keatas jika semakin dilihat dan siapa yang bertemu dengannya, maka kematian yang akan ia dapatkan...
Apakah Begu Ganjang? dan apakah Rumondang dapat mencapai tujuannya?
Begu Ganjang, suara yang memanggil dalam kegelapan. Membawa kematian yang sangat mengerikan, teror yang tidak berkesudahan.
Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegemparan
Hari masih pagi, dan Rumondang bersiap akan pergi, tetapi ia dikejutkan oleh teriakan sang Abang (Ito) yang bernama Lumban. Ia datang dengan langkahnya yang tergesa-gesa dan nafasnya yang tersengal.
Sebuah monil truck bermuatan kosong karena ia baru tiba dari Riau mengantar hasil panen ke pasar dan kini membawa satu jasad yang terbujur kaku dengan luka membiru dibagian leher dan juga wajahnya.
Tubuhnya sudah mulai dingin yang disebabkan udara malam yang menusuk hingga ke tulang, dan juga oleh darah yang tak lagi mengalir ke tubuhnya.
Pri bertubuh kekar itu mengetuk pontu rumah adiknya yang terlihat mulai rapuh dimakan usia.
Tok tok tok
"Anggi, Anggi, bukalah pintu." ia mengetuk dengan tak sabar. Ditangannya terdapat satu jasad yang dibopongnya dengan wajah yang terlihat menankutkan karena kedua matanya membeliak dengan lebar. (Anggi-adik perempuan)
"Ya." sahut wanita cantik itu, sembri berjalan menuju pintu depan. Ia merasa penasaran mengapa sang abang mengetuk pintu rumahnya sepagi ini. Masih tampak remang-remang dan ini sungguh hal yang tak biasa.
Ia merasakan sebuah firasat yang tak nyaman, dan hatinya dipenuhi oleh debaran yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang, apakah ada kabar buruk yang akan tersampaikan?
Kreeeeek
Terdengar suara derit pintu terbuka, dan ketika ia berdiari diambang pintu, ia dikejutkan oleh penampakan yang sangat menakutkan.
Ia tahu jika Togar sangat nakal, bahkan tidak dapat dinasehati, tetapi melihat kondisinya seperti itu, membuat Rumondang sangat syok.
Nalurinya sebagai seorang ibu masih sangat kuat, dan ia merasakan bibirnya bergetar menatap jasad Togar yang berada dibopongan sang abang.
"Abang temukan dia dipinggir jalan dan sudah tergeletak tak bernyawa." pria itu nyelong masuk, lalu membaringkan tubuh Togar diatas sebuah tikar yang terbentang diatas lantai yang masih terbuat dari semen.
Rumondang diam terpaku. Tubuhnya seolah membeku, dan bulir bening disudut matanya jatuh tanpa ia sadari. Giginya bergemeretak karena menghadapi peristiwa yang tak pernah ia duga selama ini.
Ia memang selalu marah pada Togar, kesal, bahkan sering menyumpah serapah padanya karena prilakunya yang tak dapat ditolerir, namun melihat kenyataan yang ada, ia ternyata belum siap menerimanya.
Berawal dari balas dendam akan sakit hati yang ia alami selama ini terhadap Dorma dan Ambolas, kini sudah berubah menjadi sebuah tali menali yang terua memakan korban dan semakin lama semakin tidak terkendali.
Bahkan malam ini telah merenggut keluarga terdekatnya, yaitu puteranya sendiri.
Lumban membenahi posisi Togar dan melihat Rumondang yang terdiam dan mematung, ia mencoba menghampirinya.
"Anggi, sadarlah." pria itu menepuk pundak sang adik perempuannya, ia tahu apa yang saat ini sedang dirasakannya, dan kehilangan satu-satunya pewaris marga mereka merupakan pukulan berat baginya.
"Sabar ya, Anggi. Ini sudah takdir Tuhan, kau pasti kuat menjalaninya," pria itu mencoba menguatkan hati sang adik yang terlihat rapuh.
Kemudian Lumban menuntun Rumondang untuk duduk disisi jasad Togar yang kondisinya terlihat sangat miris.
Rumondang masih terdiam dalam kebisuan, tak ada yang dapat ia ungkapkan, namun perjanjiannya dengan sang iblis sudah terikat dengan jelas, dan itu adalah konsekuensi yang harus ia terima dari segala perbuatannya dan saat mencoba bermain-main dengan lingkaran kegelapan, maka bersiaplah menemukan kejutan menakutkan.
Lumban mulai menghubungi sanak keluarga, termasuk Norma sang istri, dan memintanya untuk datang ke rumah Rumondang dan mempersiapkan seauatunya, sebab sang adik perempuannya terlihat masih syok.
Hari terus beranjak, dan ia menghubungi Ture yang sudah sangat lama tidak terlihat beberapa hari ini, dan ia tidak tahu dimana keberadaan keponakannya itu.
Saat panggilan tersambung, Lumban menanyakan keberadaan Ture, tetapi gadis itu sudah berjanji untuk tidak memberitahukan keberadaannya atas perintah sang inang. Ia hanya mengatakan jika ia sedang ngekos dan bersekolah diluar desa.
"Bere, pulanglah, abangmu si Togar meninggal, cepat ya Bere, inangmu terlihat syok, tak bisa ia ngapa-ngapai, dan jangan lupa kau kabari si Imelda dan juga Ulina," pesan Lumban kepadanya.
A-apa? Ito Togar meninggal? Apa penyebabnya, Tulang?" tanya Ture dengan keterkejutan yang luar biasa.
"Tulang tifak tau apa penyebabnya, hanya menemukannya tergeletak dipinggir jalan dan orang-orang mengeruminya," sahut pria itu. "Sudah ya, pulang lah kau ya, Bere, kau bantu inangmu ini, nampak syok kali Tulang lihat--dia," Lumban menjelaskan kondisi psikologis Rumondang saat ini.
"I-iya, Tulang. Aku segera pulang," sahut Ture, dan panggilan terputus.
Opung Boru yang sedari tadi menguping terlihat menatap nanar. Ia sudah dapat memprediksi ini bakal terjadi. Ia sudah mengingatkan puterinya, untuk tidak bermain dengan perjanjian iblis, sebab tidak akan ada keuntungan yang disapat, justru merugikan dan semuanya hanya akan berbalik pada diri sendiri dan juga sebuah kesia- siaan.
"Opung, Ito Togar meninggal," Ture memberikan kabar duka itu pada sang nenek yang terlihat termangu dalam lamunan yang terlalu dalam.
"Opung." Ture mengguncang pundak sang Opung, berusaha menyadarkan wanita itu, yang mana tidak merespon ucapannya.
"Hah!" ia tersentak kaget, lalu menoleh kearah Ture dengan raut penuh kekhawatiran. "Perkuat imanmu, dan selalu berdoa meminta perlindungan pada Tuhan," ucapnya dengan nada lemah, lalu beranjak dari tempat tidurnya, dan bersiap untuk pergi melayat.
****
Para pelayat sudah berdatangan. Rumondang maaih menatap jasad Togar yang terbaring kaku. Ia masih mengingat pertengkaran mereka tempo hari, dimana ia dan puteranya saling adu kata, dan terlontarlah ucapan sumpah serapah.
Para tetangga dan juga kerabat mulai membantu acara pemakaman, sebab tidak ada acara adat, karena kematian Togar hanya seorang remaja yang belum berkeluarga, dan ia dimakamkan seperti biasa pada umumnya.
Para pelayat mulai berbisik-bisik saat melihat kondisi jasad Togar yang membiru dibagian leher dan juga wajahnya.
Mereka mengaitkannya dengan kematian Poltak beberapa hari yabg lalu dan memiliki ciri- ciri yang sama, dimana bekas membiru dibagian leher dan wajahnya.
Dugaan itu memperkuat dengan kematian Dorma waktu itu.
Ditengah rasa curiga yang mulai menyebar, terlihat Ture dan juga Opung Boru datang dari kota, dan mereka memasuki rumah sembari menangis, termasuk Ture yang paling bersedih, karena harus kehilangan dua orang saudaranya.
Belum reda rasa sedih yang dialami mereka, petugas kepolisian datang dengan membawa surat perintah atas penangkapan Togar karena terlibat dua aksi pembegalan yang meibatkan pembunuhan pada korbannya. Salah satunya Opung Tarigan, dan seorang wanita yang baru saja mereka begal pada malam sebelum ia ditemukan meninggal dunia.
Kedua Polisi itu hanya berdiri mematung didepan pintu melihat jasad Togar yang terbujur kaku. "Sedang mencari siapa, ya--Pak?" sambut Ture dengan suara yabg serak karena menangis.
"Kami datang membawa surat tugas untuk menangkap saudara Togar yang terlibat kasus pembegalan sekaligus pembunuhan pada dua orang diwaktu yang berbeda." petugas itu memperluhatkan surat penangkapannya.
berarti JK Harta Kekayaannya ikutan Musnah ,, Rumondang kembali jd Kismin lagi donk yaa ,, kembali ke Kehidupan Awal lg 🤔🤔😱😱
semoga jg Perkampungan yg td nya Mati kembali Hidup lagi dg banyak nya Masyarakat yg kembali ke Kampung Halaman nya lagi 🤗🤗🤗
Semangat Datu Silaban ,,, Kamu psti bisa Mengembalikan Tondi nya Ture lg ke Jasad nya ,, Aku menaruh Harapan Besar pada Mu , Datu 🥳🥳😘😘
Agam nya Selamat dr si Begu nya ,,, tapi Ture nya malah sdh tak berdaya ,, mna sdh di Cekik nya ,,, apakah Ture selamat , kak ❓❓🤔🤔
knp pula tu Tas yg berisi ramuan nya mlh jatuh dn hilang entaah kmna 😤🥺🥺
sumpah Loch aku deg degan bgt bacanya 😱😱
Takut jg si Agam mati di tangan si Begu 🙈🙈🙈
pdhal mereka baru menyatakan perasaan nya masing-masing Loch ,,, masa mo berpisah alam 😔🥺
ahahayyy tp kek mana dgn wrg desa yaaa kira2 akan ngamuk g ya
ogn nyebur aja dehh 🤣🤣🤣
kekasih hati yg blm terungkap secara lisan 🤣🤣🤣