Wanita 1 Triliun

Venny terkejut mendengar ucapan putranya ia merasa senang pasalnya dari dulu ia sudah menanti sosok cucu, namun putra pertamanya dulu meninggal bersama istrinya yang sedang mengandung.

"Apa kau benar Lorenzo itu anakmu?.." Tanya Venny kepada putranya.

"Aku lelaki pertama yang tidur dengan Claudia ma, kami awalnya melakukan itu semua hanya demi percobaan.."

Seketika di ruangan itu hening mereka bertiga menatap ke arah tuan Abraham.

"Putraku jangan kau pikir aku tidak mencari tahu tentang Claudia, jika publik mengetahui asal-usul wanitamu bagaimana nanti ke depannya ditambah dia juga pernah bersuami!." Tegas Abraham penuh penekanan.

"Ayahmu seorang pemimpin negara kau juga pemimpin perusahaan harus tetap menjaga nama baik, jika dia sedang mengandung anakmu tunggulah sampai melahirkan setelah itu lepaskan dia!!.." Timpal Abraham lagi.

Sakit sekali rasanya hati Claudia mendengar perkataan ayah dari Lorenzo. "Aku memang yatim piatu dan tidak memiliki kejayaan seperti kalian, tapi untuk meninggalkan anak yang ku kandung sepertinya itu tak bisa dia juga darah dagingku lebih baik aku dan Lorenzo tidak bersama." Ujar Claudia sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

Lorenzo sontak menatap tajam Claudia. "Apa-apaan kamu apa yang kau ucapkan!.."

"Jangan membantah ucapan kedua orang tuamu patuhi mereka selagi ada aku tahu rasanya tanpa siapa-siapa.." Lirih Claudia yang mencoba melepas genggaman Lorenzo.

"Tidak jangan bilang seperti itu bagaimana bisa kamu akan menyakiti hatiku Claudia!.."

Venny tak tega melihat mereka berdua, sontak saja ia menarik suaminya ke tempat lain untuk bicara.

"Kenapa kamu melakukan ini apa kamu mau kehilangan putramu lagi? tidak ada salahnya jika mereka bersama semua penduduk dunia juga tahu bahwa Claudia istri Lorenzo, jika publik mengetahui mereka tidak bersama justru itu akan menjadi masalah besar!.."

"Aku juga bukan lahir dari orang terpandang saat kamu melontarkan kata-kata itu hatiku ikut sakit Scottbryan!." Timpal Venny lagi.

"Sayang maksudku!!....."

"Kau benar-benar berubah!..." Ujar Venny penuh penekanan setelahnya ia berlalu pergi.

Abraham memijit pusing keningnya ia tidak mau jika para pemimpin dunia lainnya tahu asal-usul mantunya seperti apa, namun ia juga tidak mau kehilangan sosok cucu yang sedang dikandung Claudia ia sudah menanti lama kedatangannya sejak lama.

Abraham melangkah menghampiri mereka di ruang keluarga ia menatap wajah putranya dan Claudia bergantian.

"Bisakah papa bicara dengan wanitamu dulu?."

Lorenzo mengeratkan genggaman namun Claudia menganggukinya. "Baiklah tuan.."

Lorenzo dan Venny meninggalkan mereka berdua di sana.

"Aku tidak mau kehilangan cucuku yang sedang kau kandung, Lorenzo juga sangat tidak mau jika harus kehilangan dirimu. Ada satu syarat yang harus kau lakukan agar semuanya baik-baik saja..."

Claudia menggigit bibir bawahnya. "Apa itu?.."

"Demi menjaga nama baik kau sendiri harus menyamakan diri dengan Lorenzo agar orang-orang nanti tidak bisa menghinamu juga!.."

Claudia mengerti maksud ucapan Abraham. "Baiklah aku terima persyaratannya tuan, tapi harus apa?.."

"Melihat bentuk tubuh juga wajahmu kau bisa menjadi model internasional.." Timpal Abraham.

Tidak ada jawaban dari Claudia, Abraham sontak berdiri dari duduknya. "Kamu sepertinya sudah tahu sekarang harus apa.."

"Baiklah...."

Abraham menghampiri Lorenzo dan istrinya. "Aku sudah merestui hubungan kalian berdua, jaga cucuku dan jangan mempermalukan nama baik!.."

Sontak Lorenzo menatap wajah Venny yang tersenyum ke arahnya. "Apa papa tidak ada maksud lain?." Selidik Lorenzo.

"Tidak ada ini demi kebaikan kita bersama, bawa wanitamu pulang biarkan dia istirahat!."

Setelah berucap Abraham berlalu pergi.

"Selamat sayang.." Ujar Venny.

Lorenzo hanya tersenyum bahagia ia sontak menghampiri Claudia. Wajah ayu wanita itu tersenyum namun nampak kelelahan.

"Baiklah ma kami pulang Claudia butuh istirahat..."

"Iya hati-hati kalian..." Lirih Venny sambil memeluk Claudia yang juga membalas pelukannya.

Mereka berlalu pergi untuk pulang ke rumah Lorenzo...

...***...

Sesampainya...

Lorenzo mengerutkan kening saat melihat Claudia tergesa-gesa. "Ada apa kenapa buru-buru?..."

"Dimana kamar untukku? aku gerah tubuhku lengket sekali ingin mandi.." Jawab Claudia.

Sambil tersenyum Lorenzo menunjukkan kamar kepada Claudia, wanita itu tentunya bergegas dengan cepat.

Sesampainya di kamar atas Claudia sontak memasuki kamar mandi mewah di sana, ia menekan shower dan mengguyur tubuhnya tanpa melepas pakaian. "Ah ya ampun segarnya hari ini benar-benar melelahkan..."

Lorenzo tersenyum melihat Claudia dari luar kamar, karena guyuran air sehingga lekukan tubuh sexy Claudia terlihat jelas. Lorenzo tidak bisa mengalihkan pandangan sama sekali.

"Aakkh! kau mengagetkanku saja..." Ujar Claudia terkejut saat lelaki tampan itu sudah merangkul dirinya di atas guyuran.

"Kamar mandi sebelah masih ada bukan?.." Tanya Claudia sambil memberi jarak antara tubuh mereka yang begitu dekat.

"Aku hanya ingin bersamamu..." Lirih Lorenzo sambil mendekatkan bibirnya.

Bersambung...

Tinggalkan jejaknya di bawah kakak-kakak!..🤗

👇

👇

👇