NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:864
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Anna berjalan melewati lorong Apartemennya, di tangannya terdapat beberapa bungkus plastik yang berisikan bahan makanan. Hari ini tepat Anna dan Aldi menjalani satu tahun Rumah tangga yang penuh liku. Dia ingin memberikan kejutan buat Aldi, Anna yakin jika Aldi melupakan hal ini. Walau sampai sekarang Anna masih belum juga ada tanda-tanda jika dia sedang mengandung, tapi Aldi tak pernah mempermasalahkannya.

Walau Aldi dan Anna selalu melakukan kewajibannya tapi Aldi sama sekali tak menyinggung Anak. Karena dia tak mau, Anna terbebani fikirannya karena satu pertanyaan. "Kapan kita punya Anak?"

Dia sadar jika dia menginginkan sosok Anak kecil di tengah keluarganya. Tapi, dia tak ingin memaksa Anna agar cepat hamil. Karena dia tahu jika Anna sekarang labil, dia selalu menangis jika melihat bayi yang masih berada di gendongan ibunya.

Setelah dia tiba di Apartemennya, dia menaruh beberapa kantong plastik yang tadi dia beli di supermarket yang ada di depan Apartemennya. Jemari Anna yang lentik sedang menekan beberapa angka di layar ponselnya, dia merindukan Aldi, Suaminya.

"Hallo, Sayang!!" hanya butuh sepuluh detik buat Anna menunggu Aldi untuk menjawab panggilan darinya.

"Hm.. Kau sedang apa?" tanyanya dengan senyuman yang masih dia kembangkan di bibirnya.

"Aku baru saja selesai Meeting. Kau sendiri sedang apa?"

"Aku? Aku mau memasak." Anna menjeda ucapannya. "Kau mau aku buatkan apa?"

"Terserah apa yang kau masak akan aku makan. Kau sudah tahu apa masakan kesukaanku. Jadi, kenapa kau masih bertanya??"

Pipi Anna bersemu merah, dia merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia bertanya? Dasar bodoh..

"Aku hanya ingin kau memilih dari beberapa masakan yang kamu sukai kau ingin makan apa untuk nanti malam?" Alibi yang Anna berikan tak ayal membuat Aldi tersenyum di ruangan kantornya.

"Apapun masakan yang akan kau hidangkan nanti malam. Aku akan memakannya." ucap Aldi dengan senyuman yang masih terbit di bibir merahnya. "Baiklah, Nyonya Prayoga, Abang Aldi sedang banyak pekerjaan. Jadi bagaimana kalau kita lanjutkan nanti malam saja pembicaraan kita?" Aldi semakin ketagihan untuk menggoda Anna. Andaikan dia sedang berada di rumah, dia pasti sudah mencubit gemas pipi Anna yang sedang merona karena godaan yang dia berikan.

"Hmm.. Baiklah, jangan lupa makan siangmu. Sayang!"

"Siapp Nyonya Prayoga!!". Setelah Aldi mengatakan itu panggilan pun terputus. Tapi senyuman masih Anna perlihatkan di sudut bibirnya.

Butuh waktu kurang dari dua jam Anna memasak makanan yang Aldi sukai. Dia memang selalu mencoba membuat Aldi terkesan. Dia memasak semua makanan yang Aldi sukai, dari Gurame pedas, Ayam bakar, Cap cay, Sop Buntut, Nasi merah, dan beberapa buah segar lengkap dengan Salad buah yang Anna buat membuat Meja makan yang bisa berisikan delapan orang itu tampak penuh.

Anna menata dengan senyuman yang masih dia kembangkan di bibirnya. Anna suka memasak, jadi jangan heran jika Anna dan Aldi jarang atau bahkan tak suka ke restoran. Karena bagi Aldi dia suka akan masakan Anna, jadi buat apa membuang uang hanya demi makan.

Jam sudah menunjukkan jam setengah delapan. Kurang setengah jam lagi Aldi akan datang. Anna masuk ke dalam kamarnya, membersihkan dirinya yang lengket karena keringat dan mengoleskan beberapa aroma bunga mawar ke seluruh tubuhnya hingga memberikan bau mawar yang dia sukai.

Tak butuh waktu lama bagi Anna untuk memanjakan dirinya di kamar mandi, 25 menit cukup untuk membuat tubuhnya segar dan wangi mawar. Setelah dia memilah beberapa gaun yang ada di Walk in closednya dia memutuskan gaun selutut yang berwarna hijau tosca yang tanpa lengan dan dia menambahkan kalung yang Aldi berikan kepadanya bebrapa waktu lalu.

Tokk.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuat Anna menghentikan aktivitasnya, dia berjalan ke arah pintu dengan senyuman yang tak pernah dia hapus di bibirnya.

"Kau sudah pulang!" ucap Anna sekenanya tanpa melihat siapa yang datang di apartemen milik Aldi.

"Kau cantik sekali? Mau kemana!" tanya seorang pria yang telah Anna kenal sejak lama. Bagaimana bisa dia lupa sosok Putra yang tak lain adalah mantan kekasihnya.

"Bagaimana, bagaimana bisa kau tahu jika aku ada disini?" tanya Anna tenang tanpa menunjukkan kegelisahan di dalam hatinya.

"Bagaimana bisa? Jelas aku bisa menemukanmu, walau kau sedang berada di lubang tikus sekalipun!" ucapnya dengan tatapan tajam dan menusuk.

Saat Anna hendak membuka mulutnya untuk membalas ucapan Putra suara Aldi membuat bibirnya kembali bungkam. "Anna, ada apa ini?" tanya Aldi saat dia telah sampai di ujung Lorong apartemen miliknya.

"Aldi..." ucap Anna yang terkejut dengan kedatangan Aldi. Sedangkan Putra hanya tersenyum sinis saat melihat reaksi Anna.

Aldi Pov

Aku tak tahu jika Anna akan menelfonku dan mengatakan jika dia akan memasak makanan kesukaanku. Aku tak butuh itu, aku bisa membawa Anna pergi dan makan di restoran bintang lima. Aku bisa melakukan hal itu, tapi aku tak bisa mengecewakan Anna.

Aku keluar dari ruang kerjaku dengan senyuman yang tak pernah pudar dari bibirku. Mungkin saat aku bertemu dengan para pegawaiku, dia akan merasa heran jika aku tersenyum seperti ini, tapi bagaimana bisa aku tak tersenyum? Saat istri kesayanganku akan memanjakanku dengan masakan yang dia buat dengan special.

Aku sudah tak sabar ingin memakan makanan yang dia buat, Ah.. Rasanya aku akan tidur kekenyangan malam ini.

Ku parkirkan mobil yang ku kendarai di basement apartemen. Ku langkahkan kakiku menuju lift setelah aku yakin mengunci mobilku. Ku tekan tombol Lift dimana tempat aku dan Anna tinggal. Lagi lagi senyuman di bibirku tak pudar saat aku melihat pantulan diriku di cermin yang ada di pintu Lift. Ah,, aku sudah seperti orang gila.

Pintu Lift terbuka dan aku melangkahkan kakiku menyusuri lorong lorong apartemen ini. Di ujung Lorong aku melihat Anna dengan gaun hijau tosca terlihat sangat cantik. Aku hampir saja memeluknya jika tak ku perhatikan sosok pria yang mengajaknya berbicara itu. "Sepertinya serius." gumamku dan dengan pelan ku langkahkan kakiku mendekat ke arah mereka.

"Bagaimana, Bagaimana bisa kau tahu jika aku ada disini?" ucapan Anna dengan nada bergetar. Kenapa dengannya? Kenapa dia bergetar saat bertemu dengan pria itu?

"Bagaimana bisa? Ya jelas Aku bisa menemukanmu walau kau berada di lubang tikus sekalipun."

Ucapan pria itu mengusikku, kenapa dia mengejar Anna? Istriku! Apa ada kesalahan yang Anna buat hingga dia merasa menang karena telah menemukan Anna?.

Tak tahan lagi dengan percakapan mereka, aku pun keluar dan bertanya kepada Anna atas apa yang aku lihat.. "Anna, ada apa ini?" ucapku dengan tenang.

Anna terkejut melihatku berada di ujung lorong apartemen kami. "Aldi.." gumamnya Anna sambil menatapku sendu.

Aku berjalan mendekat, menatap dari bawah hingga ke atas pria yang tadi berbicara dengan Istri ku. "Anna, siapa dia?" tanyaku dan mendekat ke arah Anna dan pria itu.

Anna terdiam, dia tak menjawab ucapanku. "Dia.. Dia.." ucapnya dengan gugup. Ntahlah, aku tak tahu kenapa dia gugup.

Dia siapa Anna?" tanyaku lagi pada Anna yang kini telah menundukkan kepalanya tak mau melihatku dengan lelaki yang berada di hadapanku. "Aku Aldi, suami Anna. Kau siapa?" tanyaku memperkenalkan diri.

"Cih..." dia berdecih, tak sopan. "Jadi dia suamimu? Alasan kenapa kau meninggalkan ku?" ucap lelaki dengan nada mengejek. Ada apa ini? Anna berkata jika dia tak pernah mencintai lelaki lain selain aku, tapi dia? Aku menoleh ke arah Anna. Dia masih tak mau mengangkat wajahnya barang sedetikpun.. "Aku Putra, aku mantan kekasih Anna." ucapnya dengan lantang sambil menyambut jabatan tanganku.

"Oh, jadi kau Putra yang pernah Anna ceritakan dulu? Bagaimana kabarmu? Kau baik baik saja kan?" ucapku menyembunyikan rasa terkejutku dari pengakuan Putra.

"Oh, jadi Anna sudah bercerita tentang ku kepadamu? Baguslah. Jadi, kau tahu apa yang Anna janjikan kepadaku."

Apalagi ini? Janji apa? Aku tak habis fikir, aku kira aku tahu semua tentang Anna, tapi ternyata tidak. Kecewa? Iya, tapi aku tak dapat membencinya. Karena cinta yang sudah tumbuh di hatiku cukup kuat untuknya.

"Aku tidak pernah menjanjikan apapun kepadamu." desisan Anna membuatku semakin merasakan hatiku yang terasa di remas.

"Baiklah, bagaimana kalau kita membahas janji itu di dalam saja? Tak baik nanti jika tetangga apartemenku tahu jika ada tamu tapi tak ku bawa masuk kedalam." ucapku masih tergolong tenang. Walau hatiku ingin sekali menarik Anna dan membentaknya di dalam. Tapi sekali lagi egoku dan hatiku bertolak belakang.

"Ah, tidak. Terimakasih! Aku disini hanya untuk menyapa Anna dan mengingatkan Anna tentang janji yang sudah dia buat 3tahun yang lalu. Aku harap dia tak melupakan Janji itu." persetan dengan omongan yang dia ucapkan. Yang dapat ku rasakan hanyalah senyuman kekecewaan.

"Ah, sayang sekali. Tapi baiklah, nanti jika kau datang lagi aku pasti akan membawamu masuk ke dalam." ucapku dengan senyuman yang masih membekas di bibirku.

Dia menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah Lift. Dan aku tanpa ucapan masuk kedalam kamar. Senyuman yang aku tampilkan di saat ada Putra sirna sudah. Yang ada hanya raut kekecewaan.

"Al, aku bisa menjelaskan semuanya." ucapan Anna menghentikan langkahku.

"Tidak perlu. Aku lelah, dan aku tak mau kita nanti bertengkar." sahutku lalu masuk ke dalam kamar tidur. Mungkin dengan mandi dan tidur aku bisa melupakan semuanya.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!