NovelToon NovelToon
Boss Idaman Hati

Boss Idaman Hati

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:25.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: RizkiTa

Squel Cinta Setelah Pernikahan

21+

“Gimana mau move on kalau sering berhadapan dengan dia?”

Cinta lama terpendam bertahun-tahun, tak pernah Dira bayangkan akan bertemu lagi dengan Rafkha. Laki-laki yang membuatnya tergila-gila kini menjadi boss di perusahaan tempat ia bekerja.

“Tolong aku Ra, nikah sama aku bisa?” ucap lelaki itu. Dira bingung, ini lamaran kah? Tak ada kata romantis, tak ada cincin, tiba-tiba lelaki itu memintanya menikah dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Calon Istri

“Bang, kenapa kamu milih aku? Alasannya?” adalah pertanyaan Dira, di sela-sela mereka menikmati pesanan. Lelaki itu tampak lahap menikmati makan siangnya, begitu juga Dira. Jelas saja, pagi tadi ia hanya memakan sepotong roti tawar isi. Jatah sarapannya ia berikan ke Faiz.

Belum ada jawaban dari Rafkha, Dira menunggu. Menunggu alasan, mengapa lelaki itu memilihnya. Pasti di luaran sana lebih banyak perempuan yang bersedia untuk ia jadikan pacar, apalagi istri.

“Abang Rafkha,” nadanya memanggil Rafkha yang terdengar manja. Rafkha tak kuasa, langsung ia menoleh, namun masih tanpa jawaban.

Dira mendesah kasar, merasa di abaikan, meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. Kemudian meneguk air putih.

“Ehm, nggak semua tindakan harus punya alasan, Ra.” jawabnya santai, sungguh di luar ekspektasi Dira. “Ya, karena aku maunya kamu,” lanjut Rafkha.

Barusan itu apa? gombalkah?

Batin Dira.

“Perjodohan kamu, gimana? terus, waktu itu kamu bilang udah punya pilihan sendiri, dan itu gimana?”

Rafkha menaikkan alisnya, tangan kanannya mulai menggulung lengan kemeja sisi kirinya, kemudian sebaliknya. Tiba-tiba saja, ia merasa gerah. Lalu ia tatap lekat wajah Dira.

“Pilihan orang tua kamu, pasti yang terbaik, Bang.” Lanjut Dira, sambil mengelap sudut-sudut bibirnya dengan tisu. Ia sudah menyelesaikan makannya.

“Tapi pilihan aku itu kamu, menikah dengan orang yang nggak kamu kenal, andai kamu jadi aku, gimana?” Rafkha balik bertanya. “Kamu mau?” Dira menggeleng cepat, tentu saja ia juga tak ingin.

“Tapi kita ‘kan juga belum saling kenal, dekat.”

Sangkal Dira, bawelnya perempuan yang kini menjadi calon istrinya itu, membuatnya menyimpul senyum, senyum yang lagi-lagi menggetarkan hati gadis dihadapannya.

“Kita bisa pendekatan nanti setelah halal, pasti lebih asyik, mau ngapain aja juga bebas—“

“Emang mau ngapain?”

Pertanyaan konyol dari Dira, sebelum menjawab, Rafkha melipat kedua lengannya, ia letakkan di atas meja. Menatap gadis itu lebih dalam, ia perhatikan setiap lekuk wajah Dira mulai dari alis, mata yang bulat, hidung yang tidak terlalu mancung, pipi hingga ke bibir sensual yang begitu menggoda. Rafkha berhenti sampai disitu tidak berlanjut ke bagian tubuh Dira yang lainnya.

Dira menggerakkan tangan kanannya, tepat dihadapan Rafkha. “Melamun?”

“Menurut kamu, pasangan setelah nikah itu biasanya ngapain?” memelankan suaranya, setengah berbisik tapi Dira bisa mendengar dengan baik.

Mendapat pertanyaan seperti itu, tiba-tiba Dira merasa merinding, seperti ada sesuatu yang menggelitik diperutnya. Membayangkan yang asyik-asyik.

“Lama banget jawabnya, hayo kamu mikir apa? setelah nikah nanti, kita bisa makan bareng, sholat berjama’ah, pergi ke kantor bareng, pulang juga gitu, pendekatan setelah halal, Ra. Nggak bakal timbul fitnah kalau kita kemana-mana berdua, kita berudaan di apartemen kayak kemarin juga nggak perlu ketakutan lagi.”

Jelas Rafkha panjang lebar. Tapi, tak ada satu jawabanpun dari Rafkha yang sesuai dengan apa yang ada didalam pikiran Dira. Hingga gadis itu tersenyum malu, malu sendiri dengan pikirannya yang tidak-tidak.

“Oh...” Dira ber oh, “Iya, banyak hal yang bisa kita lakuin bareng-bareng,” menghilangkan rasa gugupnya, Dira membenarkan rambutnya.

“Iya gitu, masa aku harus jelasin detilnya sih? itu hanya sebagian besar aja. Belum hal-hal lain yang... ya nggak perlu aku jelasin lah.” Rafkha melirik jam di pergelangan tangan kirinya, waktu istirahat mereka hampir habis.

“Iya... iya, berarti kita bakal tinggal serumah ya nanti?”

“Sekamar lebih tepatnya.”

Hawa panas tiba-tiba menyelimuti tubuh Dira, gerah tapi bukan karena suhu yang panas. AC di dalam restoran itu masih berfungsi dengan baik. Tapi Dira tak bisa mengontrol dirinya. Membayangkan sekamar dengan Rafkha, lelaki pujaannya. Bos idaman hatinya.

“Kenapa? atau kalau kamu belum siap kita satu kamar, nanti setelah kita pindah ke apartemen. Kita bisa pisah kamar kok,” Rafkha seolah mengerti apa yang dirasakan Dira. Biarlah, semuanya terjadi secara perlahan. Seperti pada prinsip awalnya.

“Iya, aku setuju.” cepat Dira menjawab, namun seketika Rafkha menyesal memberikan tawaran itu.

“Setuju ya? pisah kamar?”

Dira mengangguk cepat, “Bang...”

“Ya?”

“Malam itu, kamu pernah nanya ‘kan? tentang orang tua aku.” Memberanikan diri untuk membahas hal itu. Rafkha juga penasaran akan hal itu, ingin bertanya lagi namun takut menyinggung perasaan Dira.

Rafkha mengangguk, “Gimana?”

“Mereka udah pisah, sejak aku SMA. Mereka punya pilihan masing-masing. Papaku udah punya keluarga baru, begitu juga dengan Mama, makanya sejak itu terpaksa aku harus ikut Tante Sophie.”

Dira menjelaskan, wajahnya tersirat kekecewaan dan kesedihan.

“Apa orang tua kamu bakal nerima calon menantu dari anak korban broken home seperti aku?” Jujur lebih baik, dari pada ditutupi nantinya akan berujung pahit.

Rafkha masih menatap Dira tanpa kedip, seoalh dapat merasakan kesedihan itu.

“Nggak masalah,” dengan tegas ia menjawab.

“Kamunya nggak masalah, orang tua kamu gimana? aku nggak yakin pasti sulit nerima—“

“Dira, jangan suka mengambil kesimpulan sendiri, belum tentu apa yang ada dipikiran kamu itu benar. Kamu belum kenal gimana orang tua aku, mereka nggak seperti itu, yang aku tau, mereka akan bahagia kalau aku bahagia.”

Dira mengangguk pelan, “Aku cuma nggak percaya diri, aku malu punya keluarga yang nggak utuh.” air di pelupuk mata gadis itu kembali menggenang.

“It’s okay Ra, nggak masalah.” Rafkha memberanikan diri untuk meraih jemari tangan Dira. Ia menggenggam ujung jari-jari lentik itu.

“Jangan nangis, sekarang ada aku.” lanjut Rafkha saat menyadari Dira tengah menahan tangis.

“Kita bisa jadi keluarga nanti, ada mamaku, papaku, juga adikku.” Rafkha belum melepas genggaman tangannya dari jemari gadis itu.

Mendengar kalimat Rafkha barusan, hatinya meringis. Dira justru semakin terisak, haru menyelimuti. Untuk kedua kalinya, Rafkha ingin memeluk gadis itu. Tapi saat ini, ia hanya mampu menggenggam ujung jari Dira saja, tidak lebih. Dan tidak boleh lebih.

“Dira, jangan nangis. Jelekmu nambah kalau nangis, Ra.” Rafkha melihat sekeliling. Barusan, salah satu pelayan restoran yang melintas, mencuri kesempatan untuk melirik ke arah mereka. Belum lagi, pengunjung yang duduk tepat di sebelah, menatap Rafkha dengan tatapan, yang seolah... menyudutkannya.

Ternyata Dira memiliki hati yang begitu lembut, gampang tersentuh, juga gampang menangis. Itu artinya Rafkha memiliki tugas besar kedepannya, jangan sampai membuat gadis itu menangis. Rasanya tidak sulit, tapi tak pernah tahu ‘kan apa yang akan terjadi di waktu mendatang.

“Udah nangisnya?” tanya Rafkha, saat Dira sudah mengangkat kepalanya. Gadis itu tersenyum, kemudian mengangguk.

“Makasih ya Bang.”

“Iya, aku boleh minta tolong satu hal lagi nggak?”

“Boleh,” kali ini Dira mengangguk cepat, merasa tak tahu diri jika menolak. Karena lelaki itu begitu baik.

“Mulai sekarang, tolong jangan dekat-dekat sama cowok manapun selain aku, bisa?”

Mata Dira membulat, “Kenapa gitu?”

“Karena sekarang, kamu calon istri aku.”

Dira, kembali tersipu malu. Jawabannya begitu simple dan tegas, cukup jelas alasannya, dan masuk akal juga.

🌸🌸🌸

Yang bilang Rafkha nggak romantis, tunggu aja tanggal mainnya 🤣🤣🤣

1
Evi Lusiana
bagus dira mo jujur sm rafkha
Evi Lusiana
bner si dira ny bingung,nglamar ky lg blajar drama
Evi Lusiana
ktmu bwt d lamar mksdny dira
Fina Fitriani
bagus ceritanya Thor..
Naja Naja nurdin
mau banget bang.kalo Abang nya maksa sih
Lena Sari
sikit kali ngasih bogemnya rafkha.
mama Titis
bbagus, keren
pebri hastuti
Luar biasa
Khanza Via
lanjut
zeus
Ada yah model ibu bisa jauh an ma anaknya? Dari kecil lagi...
Binatang saja ga segitu kejamnya kok Sama anak sendiri...
Mommy JK 💜
Luar biasa
zeus
Udh tahu bininya perasa msh ja Sak karepe dhewe klo ngomong..
zeus
Busset.. Nembak cewex kyk beli cilok..
Ga Ada roman2 nya Blas..
zeus
Gula alami lbh sehat... 😅
Erna Wati
dlu qw jga gitu GK berdarah, tpi stelah beberapa bulan pas berdarah,
Faris Fahmi
minta tolong nya cuma nikah doank😂😂😂😂
Nur Khikmah
😁😁😁
Nur Khikmah
jangan 2 istri ke 2 pa alan si Ranti emaknya si Dira😁
Nur Khikmah
suka sama cerita novel mu thor /Heart//Heart//Smile/
Nur Khikmah
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!